Pingintau.id- Penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat harus diikuti penanganan maksimalndi tingkatan terkecil oleh Satgas atau Posko Desa/Kelurahan. Karena Satgas atau posko di tingkatan terkecil ini menjadi unsur penting sebagai garda terdepan.
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito menyebut Posko ditingkatan desa/kelurahan akan membantu warga suspek COVID-19 dan keluarganya. Namun, saat ini masih ada lebih dari 20 provinsi dengan terbentuknya posko dibawah 10%.
“Mohon diperhatikan, dan saya meminta di minggu depan sudah ada penambahan posko terbentuk,” pungkasnya. Pemerintah daerah diminta benar-benar memahami urgensi posko di tingkat desa/kelurahan karena posko berfungsi memastikan RT/RW di wilayah kerjanya mendata dan memantau warganya melakukan isolasi mandiri,” Wiku, dalam Keterangan Pers Perkembangan Penanganan COVID-19 dan PPKM Darurat di Graha BNPB, Kamis (15/7/2021) yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden.
Posko juga akan bertugas untuk berkoordinasi dengan Puskesmas dalam melakukan testing dan tracing pada masyarakat yang kontak erat pasien positif, serta merujuk warga ke tempat isolasi terpusat atau rumah sakit. Posko juga bertanggungjawab dalam berkoordinasi bersama Babinsa dan Babinkamtibmas untuk melakukan pembatasan mobilitas yang lebih ketat lagi mengingat masih tingginya mobilitas pada wilayah yang lebih kecil.
Kepada warga diminta tetap waspada tanpa merasa takut secara berlebihan. Saat ini senjata ampuh ialah menjalankan protokol kesehatan secara sempurna dan konsisten. Hal ini merupakan mandat kolektif nasional untuk memakai masker menutup hidung dan mulut secara sempurna dengan menjaga jarak minimal 1 meter saat beraktivitas di luar rumah. Serta rajin mencuci tangan sesering mungkin. Dan sangat diharapkan upaya ini dilakukan secara kompak dan bersungguh-sungguh.
Lalu, bagi yang melakukan isolasi mandiri diminta tidak perlu takut dan ragu. Demi kebaikan bersama. “Dan tidak akan bisa kita lakukan jika kita cemas, atau dipenuhi rasa takut dan khawatir. Serta jangan kita merasa canggung atau tidak enak saat isolasi mandiri,” lanjutnya.[***]