Sambut senin sore yang damai….

Pingintau.id, – Senja menjelang sore di hari senin ditempat ku tinggal tepatnya dibilangan Tahap I Perum Pesona Harapan Jaya RT50, Kelurahan Kalidoni, Kecamatan Kalidoni Palembang terasa sejuk, mundar-mandir balita bermain ceria menyambut senin  sore pekan ini  yang sejuk dan menghanyutkan.

Angin sepoi-sepoi menyapu daun-daun berwarna keemasan yang berguguran dari pohon-pohon karet dan aksia. Langit terhampar luas dengan warna jingga yang memukau, menciptakan lanskap yang memesona. Di rumah-rumah penduduk di Perumku terlihat penghuninya mulai menyapu debu dan dedaunan yang kering dibawa angin. Kebiasan itu untuk menandakan adanya persiapan untuk menyambut malam yang akan tiba.

Terlihat juga suara gemericik air yang keluar dari pipa pembuangan mengalir jatuh ke saluran air di depan rumah.  Beberapa penduduk, terutama ibu-ibunya mulai  duduk di halaman rumah mereka sambil mengawasi anak-anaknya bermain. Di sebuah warung kecil di pinggiran tempat tinggal, suasana juga terasa hangat sembari terdengar tawa canda ibu -ibu yang tengah ngerumpi “ngalor ngidul”.“Naufal…Naufal…,” teriak seorang bocah memanggil temannya untuk mengajak main sembari menikmati senin itu. Kebiasaan sang bocah bermain menyambut petang di perumku hampir tiap setiap hari dilakukan.

Pohon-pohon karet, kasia, dan pisang terlihat bergoyang semakin kecang diterjang angin di sore itu menemani sang bocah bermain usai shalat Asar. Matahari sudah mulai merunduk di balik pohon  karet yang tinggi menjulang tampak anggun dengan getah putih yang menetes dari batangnya, sedangkan pohon kasia bersemi dengan buah-buahnya yang berwarna hijau cerah. Di sisi lain, pohon pisang memberikan sentuhan hijau yang segar dengan rumpun-rumpun daunnya yang lebar. Aku -pun menikmati sejuknya angin dari teras rumah yang  menembus pagar rumah.

Senin sore di tempat- ku terlihat suasananya semakin ramai, apalagi puluhan ekor ayam peliharaan berkeliaran di jalan dan rerumputan yang mengelilingi pemukiman. Mereka terlihat berkukuk dengan riangnya, mencari makan di antara tanaman dan rerumputan yang subur.

Suara ayam yang berkokok bergema di udara, mengiringi langkah-langkah mereka yang gemulai. Beberapa ayam bertelur tampak sibuk mengais-ngais tanah dengan cakar mereka, mencari belalang, ulat, dan serangga kecil lainnya sebagai santapan.

Di tengah-tengah jalan di Perum tahap satu blok C, beberapa ekor ayam jantan terlihat sedang bersaing memperebutkan dominasi. Mereka menggerakkan leher mereka, dengan angkuh sambil mengeluarkan suara kukuruyuk yang menggema terdengar dari balik rumahku. Sementara itu, di kandang ayam tepat di ujung perumahan, sekelompok ayam betina terlihat lebih santai saat mereka mengais-ngais di antara rerumputan yang tinggi.

Beberapa di antara mereka tampak terpesona dengan rerumputan yang segar, maklum saat lagi saatnya musim hujan.  Sementara yang lain berkeliaran mencari belalang dan serangga lain yang tersembunyi di bawah dedaunan. Ditambah lagi kelompok bebek peking pun turut berceria bersuara kwek..kwek, sembari menikmati segar nya angin yang berhembus di daun-daun pohon pisang dan rumput bergoyang.

Suasana sore itu menjadi semakin hidup dengan kehadiran puluhan ekor ayam yang berkeliaran di sekitar perum ku. Mereka memberikan warna dan keceriaan tersendiri di tengah-tengah alam yang tenang dan damai. Detak jarum jam terus berjalan menuju angka 17.30 WIB, para warga yang mulai terlihat pulang dari kerja menggunakan kendaraan roda dua dan empat menuju rumahnya masing-masing.

Matahari sudah mulai merunduk di balik pohon yang rindang  disamping rumahku, menciptakan bayangan yang panjang di antara barisan pohon-pohon itu. Meskipun senin adalah awal pekan yang sering kali dianggap sebagai hari yang sibuk dan melelahkan, namun di perum yang sejuk dan asri ini membuat hati jadi adem dan damai. Sore senin yang sejuk memberikan kesempatan bagi warga untuk bersantai, bersosialisasi, dan menikmati keindahan alam yang mereka miliki.

Atmosfer senin terasa begitu penuh makna di tengah-tengah kesibukan dan rutinitas sehari-hari. Meskipun senin sering dianggap sebagai awal pekan yang sibuk dan melelahkan, namun sore itu membawa nuansa yang berbeda, memancarkan kehangatan dan kedamaian yang menyentuh hati.

Senin sore menjelang magrib menjadi waktu yang berharga, di mana alam dan manusia beriringan menjalani kehidupan dengan penuh kebersamaan dan keharmonisan. Mungkin karena udara yang sejuk dan angin yang lembut mengusap wajah, atau mungkin juga karena cahaya senja yang memperindah langit dengan warna-warni yang memukau. Apapun penyebabnya, sore itu memberikan kesempatan bagi orang-orang untuk merenung, bersyukur, dan menikmati momen kebersamaan.

Bagi sebagian orang, sore senin mungkin menjadi waktu untuk mengevaluasi pencapaian dan membuat rencana baru. Bagi yang lain, mungkin saatnya untuk bersantai dan melepas penat setelah seharian bekerja. Namun, bagi semua orang, sore senin memiliki arti yang istimewa, karena menjadi awal dari satu minggu baru yang penuh potensi dan harapan.

Sehingga, pada sore itu, walaupun senin terasa begitu berat, namun juga terasa begitu penuh bermakna. Mengingatkan kita akan pentingnya menghargai setiap momen dalam kehidupan, baik yang sederhana maupun yang istimewa, dan menjadikan setiap detik sebagai kesempatan untuk berkembang dan meraih kebahagiaan.

Selain itu, merenungkan hari yang telah berlalu sambil menantikan waktu beristirahat dan beribadah. Keindahan alam ini juga dapat diartikan sebagai simbol keajaiban ciptaan Tuhan yang patut disyukuri. Semoga esok hari lebih baik lagi, dan asa warga tentang target dalam hidupnya setiap hari bisa menjadi kenyataan. Semoga segala kecerahan dan kedamaian yang dirasakan di hari senin membawa berkah yang melimpah untuk hari-hari mendatang. Aamiin.[***]