Sumsel  

Lestarikan Kearifan Lokal, Gubernur “Bekarang” Bersama Warga Pseksu Kabupaten Lahat

Pingintau – Langkah Gubernur Sumsel H Herman Deru untuk mempertahankan tradisi atau kearifan lokal ditunjukkan dengan berbagai cara.

Salah satu upayanya yakni dengan bekarang bersama masyarakat di Lubuk Larangan, Desa Tanjung Raya Kecamatan Pseksu Kabupaten Lahat, Rabu (20/7).

Dimana diketahui, bekarang merupakan tradisi masyarakat Sumsel khususnya masyarakat Kecamatan Pseksu Kabupaten Lahat yang dilakukan setiap tahunnya.

Bekarang memiliki arti menangkap ikan bersama dengan menggunakan alat sederhana seperti jala, tangkul, maupun menggunakan tangan kosong.

“Inilah salah satu cara kita menjaga kearifan lokal. Bekarang ini diadakan tahunan oleh masyarakat. Selain itu, ini untuk mempererat keakraban dan silahturahmi antar masyarakat,” kata Herman Deru.

Tidak hanya itu, Herman Deru menyebut, bekarang juga berdampak juga pada terjaganya ekosistem sungai.

“Ini juga sebagai bukti konsistensi masyarakat dalam menjaga lingkungan melalui Lubuk Larangan. Karena cara kita menangkap ikan hanya dengan alat sederhana ini tidak akan mengganggu dan merusak kelestarian lingkungan seperti di sungai ini,” tuturnya.

Dia menjelaskan, keberadaan ekosistem sungai seperti ikan, membuktikan jika sungai tersebut masih terjaga dengan baik.

“Banyaknya ikan di lubuk ini menandakan Daerah Aliran Sungai (DAS) terjaga dan tidak tercemar. Lalu keberadaan DAS yang baik ini karena hutan yang juga. Ini meman saling berkaitan,” terangnya.

Kendati demikian, Herman Deru tetap mengingatkan agar masyarakat dapat terus meningkatkan upayanya dalam menjaga kelestarian lingkungan.

“Meski sudah berlangsung cukup baik, namun upaya ini belum sempurna. Sebab, saat masih banyak spesies air air yang perlu dijaga perkembangannya.

“Seperti ikan belida. Kelestariannya tentu harus kita jaga dengan baik, sehingga dapat menjadi warisan bagi anak cucu kita nantinya. Jika tidak dijaga, maka bukan tidak mungkin ikan belida ini akan punah,” bebernya.

Sebagai apresiasi atas kerja keras masyarakat tersebut, Herman Deru pun menghadiahi pembangunan jalan dan jembatan yang menghubungkan antar dua daerah, Kikim dan Saling yang berada di Kabupaten Lahat.

“Jalan dan jembatan penghubung ini memang sangat dibutuhkan masyarakat. Saya minta dinas terkait segera bekerja, rencanakan dan segera dibangun sehingga mobilitas masyarakat semakin mudah dan cepat. Ini juga sebagai hadiah kepada masyarakat yang telah menjaga kelestarian lingkungan,” bebernya.

Sementara itu, Bupati Lahat Cik Ujang mengatakan, bekarang tersebut merupakan tradisi warisan dari nenek moyang yang telah dilakukan turun temurun.

“Bekarang adalah adat istiadat kita. Di Lubuk Larangan masyarakat tidak diperkenankan memancing, menangkap ikan dengan racun maupun disetrum. Menangkapnya harus bersama-sama dengan cara sederhana,” katanya.

Dia menurutkan, cara tersebut dilakukan agar ikan yang ada di kawasan tersebut tetap lestari.

“Kita selalu berharap agar ekosistem sungai ini tetap lestari. Sebab itulah kita melarang keras upaya penangkapan ikan dengan cara yang dapat merusak ekosistem,” ujarnya.

Sebelumnya, masyarakat Desa Tanjung Raya Kecamatan Pseksu Kabupaten Lahat menyambut antusias kedatangan Gubernur Herman Deru.

Hal itu lantaran selama ini belum ada satu pun Gubernur yang datang ke desa tersebut.

“Awalnya kami belum percaya jika desa kami ini didatangi orang nomor satu di Sumsel ini. Karena memang sebelumnya belum pernah adabpemimpin yang kesini. Pak Gubernur Herman Deru merupakan orang pertama dan satu-satunya yang datang,” kata Kades Tanjung Raya Hingki Haipun.

Sebab itulah, kesempatan pun tak disia-siakan kades tersebut. Sejumlah permintaan pun diutarakan sang kades kepada orang nomor satu di Sumsel itu.

Salah satunya permintaan pembangunan jalan dan jembatan penghubung kawasan Kikim dan Saling.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *