Pesan Dubes RI untuk Kerajaan Belanda, Mayerfas : “Rintik Hujan Enggak Pernah Bertanggung Jawab atas Banjir Karena Banjir Adalah Tanggung jawab Bita Bersama.”

Pingintau.id, Menggaris bawahi pentingnya kerja sama dalam penanganan banjir lintas sektor bahkan lintas negara, Duta Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Belanda, Mayerfas menyampaikan, “Rintik hujan tak pernah bertanggung jawab atas banjir karena banjir bahwasanya adalah tanggung jawab kita bersama.” Hal ini diungkapkan saat membuka kegiatan Table-Top Discussion dengan tema “Kolaborasi dalam Penataan Ruang yang Adaptif dan Inklusif untuk Pengelolaan Banjir di Kawasan Metropolitan Jakarta” (30/11/2021).

Kegiatan ini terselenggara atas hasil kerja sama antara peserta Sekolah Staf dan Pimpinan Kementerian Luar Negeri (SESPARLU) ke-69 dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Den Haag dan Indonesian Diaspora Network the Netherlands (IDN-NL) dan anggota masyarakat diaspora Indonesia di Belanda.

Duta Besar Kerajaan Belanda untuk Indonesia, Lambert Grijns dalam presentasinya yang bertajuk “Realizing an Adaptive Spatial Policy: Flood Management in Jakarta“, berkesempatan untuk membagikan berbagai inovasi dan teknologi terkait pengelolaan tata air di Belanda, sehingga memungkinkan pengendalian dan pengelolaan banjir dengan baik, meskipun secara geografis negara Belanda berada 6 meter di bawah permukaan laut pada titik terendahnya.

Turut hadir dalam diskusi ini, Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta, H. Marullah Matali, yang menegaskan bahwa pengendalian banjir di ibukota memerlukan pendekatan yang terintegrasi dan koheren, sehingga membutuhkan pembagian peran dan dukungan dari Pemerintah Pusat dan segenap Pemerintah Daerah di daerah Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Puncak dan Cianjur, yang merupakan daerah penyangga Jakarta.

Diskusi ini merupakan tindak lanjut dari Policy Brief “Dealing with Greater Jakarta Floods in Times of Climate Change” yang telah diluncurkan pada tanggal 10 September 2021 di Belanda. Adapun Policy Brief dimaksud merupakan kelanjutan dari Focus Group Discussion (FGD) antara akademisi, praktisi dan mahasiswa dari Indonesia dan Belanda pada Februari 2020 lalu. FGD diinisiasi TYK research & action consulting dan Liveable Cities IDN-NL.

Oleh karenanya kegiatan ini pun tak luput dari dukungan dan fasilitasi dari para inisiator policy brief dengan tema serupa yang terdiri dari perwakilan Indonesian Diaspora Network the Netherlands Taskforce Liveable Cities (IDN-LC), TYK research and action Consulting, Copernicus Institute of Sustainable Development Utrecht University, Radboud University, Universitas Katolik Parahyangan, dan Institut Pertanian Bogor.

Adapun diskusi membahas beberapa tema turunan, antara lain: Mewujudkan Kebijakan Penataan Ruang yang Adaptif untuk Pengelolaan Risiko Banjir di Jabodetabek-Punjur;  Penanganan Banjir Kawasan Jakarta yang Inklusif dari Sudut Pandang Sosial, Lingkungan dan Ekonomi; dan Kolaborasi Multi-Stakeholder untuk Integrasi Manajemen Risiko Banjir dan Penataan Ruang di Kawasan Metropolitan Jakarta.

Kegiatan ini dihadiri oleh hampir 200 orang peserta yang terdiri atas para pakar tata air, pembangunan, dan lingkungan dari Belanda dan Indonesia, para pengambil keputusan dari berbagai instansi nasional di Indonesia, seperti Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, dan Kementerian Agraria dan Tata Ruang, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, serta kalangan umum.

Diharapkan diskusi ini mampu mendorong pertukaran ilmu pengetahuan dan pengalaman antara kedua negara, serta pembentukan wadah kerja sama kedua negara, dalam upaya mewujudkan kebijakan tata ruang yang adaptif dan terintegrasi untuk pengelolaan banjir di kawasan metropolitan Jakarta.

Diskusi ini selanjutnya menghasilkan sebuah kesepahaman antar pihak yang termuat dalam: “The Next Step: Bringing Indonesian and Dutch ideas together on Jakarta floods, spatial plans, inclusiveness and climate ”, yang berisi beberapa peluang kerja sama bilateral dalam rangka penanganan banjir, yang diharapkan dapat menjadi salah satu rujukan untuk mengembangkan serta melanjutkan hubungan kedua negara yang terjalin dengan baik dalam bidang tata air. [***]

 

Naskah & Foto :KBRI Den Haag/Kemlu RI

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *