Pingintau.id, San Francisco, Amerika Serikat – Sepanjang Juli 2022, Tim Muhibah Angklung telah melakukan rangkaian pertunjukan angklung di berbagai wilayah di AS, mulai dari New York, Washington DC, Chicago, Boise hingga Burley dan Utah.
Tim angkung asal Bandung tersebut tampil di dua festival budaya bergengsi dunia, yakni Magic Valley Folk Festival di Burley (Idaho) dan World Folkfest di Springfield (Utah). Mereka merupakan satu-satunya wakil dari benua Asia yang tampil dalam festival tersebut. Perwakilan Republik Indonesia dari Timur hingga Barat AS yang memiliki wilayah kerja masing-masing, telah memberikan perhatian dan fasilitasi kepada mereka.
Dalam mengakhiri rangkaian misi budayanya di Amerika Serikat (AS), Tim Muhibah Angklung melakukan kunjungan ke San Francisco pada Rabu-Kamis (3-4/8) waktu setempat. Mereka disambut secara hangat oleh Konjen RI San Francisco, Prasetyo Hadi dan jajaran, termasuk perwakilan masyarakat Indonesia pecinta angklung yang diundang. “KJRI San Francisco menyambut baik dan mengapresiasi rangkaian misi budaya yang dilakukan Tim Muhibah Angklung yang semakin memperkenalkan angklung, sebagai salah satu kekayaan keragaman budaya nasional Indonesia kepada publik luas AS”, kata Prasetyo Hadi dalam sambutannya.
“Untuk itu, atas nama Pemerintah Indonesia, KJRI San Francisco menyampaikan terima kasih dan ingin memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Tim Muhibah Angklung atas keberhasilan misi budayanya dalam mempromosikan angklung sebagai salah satu musik tradisional Sunda yang juga menjadi bagian dari keragaman seni-budaya bangsa dan telah diakui UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak-Benda (Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity)”, kata Prasetyo. Pada acara pertemuan dan jamuan makan khusus tersebut, seluruh anggota Tim Muhibah Angklung memperoleh pula sertifikat, plakat, sebagai simbol apresiasi dari KJRI San Francisco.
Konjen Prasetyo mengemukakan bahwa yang dijalankan oleh Tim Muhibah Angklung ini adalah suatu contoh hal yang positif dan kreatif, sebagai langkah diplomasi second track karena turut mendorong misi diplomasi budaya Indonesia kepada masyarakat AS. “Kami percaya dengan kiprah dan kontribusi pertunjukan seni angklung oleh Tim Angklung Muhibah ini, publik AS akan semakin mengenal, melekat dan memahami kekayaan budaya Indonesia yang multikultural ini dengan lebih utuh,” lanjut Prasetyo Hadi.
Dalam kesempatan kunjungan di San Francisco, Tim Muhibah Angklung mengungkapkan kebahagiaannya karena telah menyelesaikan misi budaya “Angklung Goes Amerika Serikat” dengan lancar dan mampu mempopulerkan angklung di negeri orang. “Kami berharap dengan misi budaya selama satu bulan di AS ini, angklung dapat lebih dikenal oleh masyarakat AS dan menjadi alat musik yang populer dan digandrungi oleh banyak orang. Kalau Korea punya K-Pop, maka Indonesia punya angklung. Bukan tidak mungkin 10 atau 20 tahun lagi, angklung menjadi salah satu alat musik yang paling populer di kalangan anak-anak muda AS,” ungkap Maulana M. Syuhada, Ketua Tim Muhibah Angklung.
Penampilan memukai Muhibah selama tur sebulan di AS telah mendapatkan sambutan positif dari banyak pihak. Sebagai satu-satunya tim kesenian dari Asia, mereka dinilai mampu memberikan persembahan musik dan tarian yang unik serta mengagumkan. Misalnya, para penonton yang diwawancarai menyatakan sangat terkesan dan belum pernah mendengar musik angklung sebelumnya, termasuk Lynn Elliot, General Director World Folkfest. Ia mengaku sangat senang bahwa Tim Muhibah bisa hadir memperkaya keragaman festival.
“Kami senang memiliki grup dari Indonesia, yang memainkan alat musik yang tidak diketahui oleh kebanyakan orang di Utah. Sesuatu yang sangat menyenangkan bagi kami, berkah bagi kami, karena pertunjukannya sangat kompak dan beragam. Kebanyakan tim seni yang tampil adalah dari Eropa. Namun dengan adanya Tim Muhibah Angklung dari Asia, justru menjadi tim favorit, putri saya sangat menyukai penampilan tim ini. Ia menyatakan hal tersebut berkali-kali”, kata Lynn Elliot.
Tim Muhibah Angklung juga mendapat porsi tersendiri dalam pemberitaan oleh beberapa media TV setempat saat tampil. Misalnya, dari 10 tim yang tampil, mereka terpilih menjadi salah satu dari dua tim yang mewakili festival untuk menampilkan tariannya secara live di TV lokal ABC4 negara bagian yang berpusat di Salt Lake City, ibu kota negara bagian Utah.
Selain menambah jam terbangnya di AS, Tim Muhibah Angklung yang mayoritas merupakan pelajar dan mahasiswa itu juga mendapat pengalaman lainnya yang berkesan terutama mengenai budaya lokal AS. Tim yang beranggotakan 36 orang itu menginap di rumah-rumah keluarga AS selama festival. Bukan saja mereka belajar budaya baru, tapi juga hubungan persahabatan yang dijalin begitu dalam. Semua host family menangis melepas kepergian tim tersebut.
Konsul Pensosbud KJRI San Francisco, Mahmudin Nur Al-Gozaly, mengungkapkan bahwa keberhasilan misi budaya Tim Muhibah tidak lepas dari semangat belajar dan totalitas penampilan yang mereka persembahkan dalam rangkaian tur pertunjukannya. Mereka juga mendapatkan dukungan penuh dari berbagai pihak di antaranya Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan seluruh Perwakilan Indonesia di AS, termasuk KJRI San Francisco. Tidak ketinggalan pula, beberapa komunitas masyarakat dan diaspora Indonesia di AS juga memiliki andil yang tidak kalah penting pada saat keberadaannya di masing-masing wilayah kerja, sehingga seluruh rangkaian pertunjukan Tim Muhibah Angklung dapat berjalan dengan berhasil.
Pada tahun 2023, Tim Muhibah Angklung akan terus berkiprah dan berkoordinasi kembali dengan Perwakilan RI untuk secara berkesinambungan melanjutkan kreativitas seninya mengangkat nama baik Indonesia.[***]
Sumber : KJRI San Fransicso