Pingintau.id, “Menteri Trenggono telah meluncurkan tiga program terobosan Kementerian Kelautan dan Perikanan sebagai implementasi blue economy. Kebijakan ini merupakan era baru perikanan Indonesia yang lebih maju, menyejahterakan, dan berkelanjutan. Dalam menyukseskan program tersebut BRSDM memiliki tugas untuk meningkatkan kualitas SDM,” tegas Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM), I Nyoman Radiarta.
Hal tersebut disampaikan Nyoman saat menjadi narasumber pada Goesmart 2022 bertema ‘Goes to Smartization: Recover Together Recover Stronger’ yang diselenggarakan oleh Institut Teknologi Bandung melalui Smart City and Community Innovation Center ITB, belum lama ini.
Dalam paparan bertajuk ‘Ciptakan Ekosistem Maritim Cerdas Melalui Riset dan Teknologi’, Nyoman menyampaikan bahwa Maritim Cerdas dibangun melalui Ekosistem Pendidikan yang mendukung pelaksanaan riset dan perekayasaan teknologi. “Ekosistem pendidikan di Politeknik KP dihasilkan dari pendidik dengan kuantitas dan kualitas yang baik, kurikulum yang memperbanyak kesempatan praktik, serta sarana dan prasarana pendukung untuk riset dan perekayasaan teknologi,” terangnya.
Dalam pelaksanaannya, terdapat empat komponen penting dalam menciptakan individu KP yang dinamis, produktif dan bertalenta global, yakni pendidikan, inkubasi bisnis, penyuluhan dan pelatihan. Melalui pendidikan yang berbasis pada vokasi, diharapkan dapat tercipta SDM kompeten yang terserap di dunia usaha dan industri (DuDi), dan calon pelaku usaha.
Melalui penyuluhan, diharapkan dapat terwujud ekstensi berbasis digital dalam menumbuhkan kelembagaan ekonomi masyarakat atau korporasi KP, di mana kelompok masyarakat yang disuluh, ditumbuhkan dan ditingkatkan kelas lembaga kelompoknya. Sementara itu melalui pelatihan, menjadi wadah bagi para pelaku usaha yang berbasis pada pengetahuan, keterampilan dan manajerial, sehingga menghasilkan SDM kompeten yang terserap di DuDi dan calon pelaku usaha. Komponen terakhir yakni inkubasi bisnis melalui start up KP maupun Smart Fisheries Village, guna menciptakan pelaku usaha yang inovatif dan mandiri.
“Politeknik KP sebagai ekosistem maritim cerdas berfungsi sebagai learning center, center of excellent, penyedia inovasi dan solusi berbasis saintifik dan riset, wadah pelibatan publik dengan diseminasi hasil riset dan teknologi, wadah kolaborasi dan knowledge sharing, penyedia SDM, serta pelibatan generasi milenial. Sementara itu untuk Smart Fisheries Village sebagai wadah kolaborasi, berfungsi untuk mendukung program prioritas KKP,” jelas Nyoman.
Lebih lanjut Nyoman menyampaikan strategi dalam pencapaian Pendidikan KP, yakni membangun sistem penyelenggaraan pendidikan berbasis kerja sama industri, meningkatkan kualitas pendidik dan tenaga kerja, metode pembelajaran menggunakan ‘Teaching Factory’, meningkatkan sarana dan prasarana sesuai standar industri, serta membangun sistem Pendidikan KP berbasis digital atau teknologi informasi.
Saat ini KKP memiliki 20 satuan pendidikan KP yang tersebar di seluruh Indonesia, terdiri dari 10 satuan pendidikan tinggi atau Politeknik KP, 1 Akademi Komunitas, dan 9 satuan pendidikan menengah atau Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM). Sebagai informasi, seluruh satuan pendidikan lingkup KKP tengah membuka pendaftaran peserta didik baru. Terdapat 55 persen kuota peserta didik yang dialokasikan untuk anak-anak pelaku utama kelautan dan perikanan, seperti nelayan, pembudidaya ikan, pengolah dan pemasar ikan, serta petambak garam dengan biaya pendidikan dan perlengkapan gratis. Informasi pendaftaran dapat diakses pada link https://pentaru.kkp.go.id/2022.
Sebelumnya, Menteri Trenggono berpesan, dalam membangun dan mengembangkan sektor kelautan dan perikanan, dibutuhkan generasi muda yang mumpuni dan melek teknologi. Untuk itu taruna dan taruni satuan pendidikan KP diharap dapat serius dalam belajar, memperluas wawasan, serta siap memberikan yang terbaik kepada negara.[***]