Ini untuk Petani Kelapa Sawit Persembahan BRIN

 

Pingintau.id, Cibinong –  Kelapa sawit merupakan salah satu sumber daya alam yang memiliki peran strategis dalam pembangunan ekonomi. Keberadaannya di tanah nusantara menjadi penting karena memiliki banyak manfaat dan berdaya guna yaitu sumber minyak nabati yang menjadi komoditas utama dalam bidang pertanian di Indonesia.

Nilai produktivitas menjadi salah satu elemen penting dalam perkebunan kelapa sawit dan pada tahun 2008-2012 terjadi perbedaan signifikan antara luas perkebunan dan nilai produktivitasnya. Salah satu faktor utamanya disebabkan oleh serangan mikroorganisme patogen dan yang menjadi perhatian adalah jamur patogen Ganoderma boninense.

Sejalan dengan hal tersebut, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Pusat Riset Mikrobiologi Terapan (PRMT) bekerjasama dengan Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) berupaya untuk menekan serangan patogen tesebut dengan mencari formula senyawa bioaktif untuk menyiapkan benih kelapa sawit yang tahan jamur patogen Ganoderma boninense dan identifikasi keaktifannya dengan pendekatan metatranskriptomik.

Kerja sama kedua belah pihak tertuang dalam sebuah Perjanjian Kerja Sama (PKS) yang telah disepakati dan dilakukan penandatangan oleh kedua belah pihak, pada Selasa (27/9) secara hybrid.

Kepala Pusat Riset Mikrobiologi Terapan (PRMT) BRIN, Ahmad Fathoni berharap kegiatan kolaborasi riset ini dapat berjalan dengan baik dan lancar serta akan berkembang, khususnya riset terkait dengan Ganoderma kelapa sawit dan apabila ada masukan riset lain dari pihak PPKS.

“Di PRMT kekuatannya ada 165 orang periset yang terbagi ke dalam 24 kelompok riset ke arah mikrobiologi tanaman dan ada 7 kelompok riset terdiri dari kelompok riset interaksi mikroba tanaman, kelompok riset mikrobioma nutrisi tanaman, kelompok riset mikrobioma proteksi tanaman, kelompok riset metabolit mikroba tanaman dan lainnya yang dominan ke arah tanaman, sebagian lagi ke arah kesehatan dan probiotik,” ungkap Fathoni.

Pada kesempatan yang sama Kepala Pusat Penelitian Kelapa Sawit, Riza Arief Putranto menyampaikan bahwa dirinya melihat jumlah 165 periset di PRMT BRIN menjadi suatu kekuatan mitra yang sangat mumpuni. “Di PPKS ada sekitar 100 peneliti karena per 1 Agustus 2022 salah satu Pusat Penelitian Bioteknologi dan Bioindustri Indonesia bergabung dengan Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Kami berharap ke depannya keahlian para peneliti bisa saling berinteraksi,” terangnya

Selain itu kegiatan riset yang dilakukan di PPKS menjadi payung perusahaan. PPKS satu dari pusat penelitian di bawah koordinasi PT. Riset Perkebunan Nusantara (RPN). Secara keseluruhan dari PT. RPN adalah anak perusahaan dari Holding PTPN III di bawah Kementerian BUMN.

“Kegiatan riset di bawah lingkup BUMN itu riset korporasi. Riset Korporasi itu ada shifting bagaimana mindset riset itu dilakukan. Sesuai dengan namanya, PT. RPN dan salah satunya PPKS, puslit yang sangat menyokong kegiatan PT. RPN. Bahwa riset itu menjadi core business dan PPKS perusahaan yang bergerak di bidang riset menjadi satu-satunya di dunia. Riset menjadi tulang punggung pendapatan perusahaan,” imbuhnya.

Riza juga menjelaskan bahwa PPKS membagi riset menjadi 3 tahapan. Tahap pertama, riset fase satu (dasar) yang menggunakan indikator bernama TRL (Technology Readiness Level) untuk memvalidasi riset dan riset yang mengembangkan ide serta mendorong kegiatan komersialisasi.

Tahap kedua adalah fase TRL 7-9 yang berkaitan dengan pengembangan riset (upscaling product, demo plot) untuk melihat produk yang kita buat apakah berfungsi dengan baik di lingkungan yang sesungguhnya karena tadinya berasal dari laboratorium. Sedangkan tahap ketiga, setelah kegiatan riset masuk sebagai intangible asset, nilainya dihitung teknologinya mulai dari biaya yang di keluarkan sampai bagaimana proyeksi pendapatan ke depannya apabila masuk ke ranah komersialisasi,” beber Riza.

“Kebutuhan untuk kerjasama riset itu sangat penting. Untuk menjadi produk yang baik, riset perlu dikaji oleh sekelompok peneliti yang memiliki keahlian baik dari internal maupun eksternal PPKS dan kolaborasi ini menjadi satu poin yang sangat penting untuk melihat permasalahan besar terkait Ganoderma,” ungkap Riza.

Lebih lanjut Riza mengatakan kami sangat bangga dapat bekerjasama dengan BRIN, sangat menarik kami kembali ke daerah permainan riset dan poin-poin di riset Ganoderma masih banyak yang harus kita gali. “Kegiatan riset ini menjadi awal mula dari kegiatan riset lainnya dan dalam perjalanannya menemukan hal-hal baru dan PPKS terbuka dengan kegiatan riset di masa yang akan datang terutama yang berkaitan dengan mandat kami di kelapa sawit,” tegasnya.

“Semoga ke depannya semakin banyak kerjasama penelitian yang bisa kita gali bersama dengan BRIN dan semoga berjalan lancar,” harap Riza.[***]