Pingintau.id, Jakarta – Sebanyak 99.211 Jemaah gelombang II yang tergabung dalam 258 kelompok terbang telah tiba di Bandara King Abdul Aziz International Airport (KAAIA) Jeddah. Jemaah tersebut selanjutnya diberangkatkan ke Makkah untuk menjalankan umrah wajib.
“Total kedatangan Jemaah Haji Indonesia di Arab Saudi sebelum Closing Date berjumlah 203.512 orang atau 531 kelompok terbang,” lanjut Dodo, Jumat (23/06/2023).
“Data tersebut dikutip dari Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) tanggal 22 Juni 2023, pukul 24.00 WIB,” terang Koordinator Media Center Haji (MCH) PPIH Pusat Dodo Murtado di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta.
Sementara jemaah haji khusus yang telah tiba, kata Dodo, sampai dengan hari ini berjumlah 12.319 orang yang tergabung dalam 214 Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK).
Jemaah yang wafat tambah Dodo bertambah 9 orang atas nama:
- Umi Kalsum Abu Kasim (60 tahun) BTH 22
- Panuju Somo Wiharjo (59 tahun) SOC 48
- Misran Amadohir (67 tahun) SOC 72
- Parman Empeng Sarban (63 tahun) SUB 18
- Nur Hasanah Sahnun (42 tahun) LOP 11
- Martono Mujioto Suwarno (61 tahun) KNO 18
- Umu Saidah Dikun (58 tahun) SUB 36
- Abdurrahman Yusuf (83 tahun) JKG 43
- Suratin Suradi Tawijo (66 tahun) PDG 10
“Hingga sampai hari ini, total jemaah yang wafat di Arab Saudi sebanyak 118 orang. Suhu di Makkah hari ini berkisar antara 30°C s.d. 42°C,” kata dia.
Mengingat Masjidil Haram diprediksi akan mengalami puncak kepadatan pada hari ini Jumat, 23 Juni 2023 dan demi menjaga keselamatan dan keamanan, Dodo menyampaikan, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi telah mensosialisasikan melalui para ketua kloter serta mengimbau jemaah haji sebaiknya tidak ke Masjidil Haram untuk salat Jumat.
“Jemaah dapat memanfaatkan masjid-masjid sekitar area perhotelan atau hotel menyelenggarakan Jumatan. Pada hari Jumat ini juga, semua angkutan transportasi disetop pada pukul 9 pagi. Kemudian, baru beroperasi kembali seusai salat Jumat,” jelasnya.
Terkait badal lempar jumrah, dia melanjutkan, pendataan jemaah lansia dan risti dan rencana badal lempar jumrah sudah dilaksanakan sebelum keberangkatan jemaah ke Armina.
“Para ketua kloter berkoordinasi dengan pembimbing ibadah kloter untuk mendata kembali jemaah lansia dan risti yang pelaksanaan lempar jumrahnya dibadalkan,” ujarnya.
Ditambahkan Dodo, para pembimbing ibadah kloter mengkoordinasikan pelaksanaan badal lempar jumrah dan bertanggungjawab memastikan bahwa seluruh jemaah haji pada kloternya telah melakukan lempar jumrah.
“Pelaksana badal lempar jumrah bisa petugas, keluarga jemaah atau sesama jemaah. PPIH juga mengimbau agar jemaah lansia dan risiko tinggi (risti) tetap di tenda selama mabit atau bermalam di Mina,” tambahnya.[***]