Cek Yuk ! Apa Saja yang Bisa Dilihat di Laman Google Arts and Culture Terkait Benda Muatan Kapal Tenggelam

 

Pingintau.id, – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bekerja sama dengan Google Asia Pasific dan Google Indonesia memberikan ruang untuk Benda Muatan Kapal Tenggelam (BMKT) yang berada di Marine Heritage Gallery (MHG) agar dapat diakses oleh masyarakat melalui laman Google Arts and Culture.

 

Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Jasa Kelautan Miftahul Huda saat membacakan sambutan Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut Victor Gustaaf Manoppo pada Launching Dashboard Marine Heritage Gallery di laman Google Arts and Culture bertepatan dengan ulang tahun ke-6 Marine Heritage Gallery di Jakarta.

 

Huda juga menyampaikan bahwa BMKT adalah aset yang unik, memiliki nilai sejarah, sumber pengetahuan serta manfaat ekonomi. Ini diperkuat dengan terbitnya, Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2023 tentang Pengelolaan BMKT pada Januari 2023 lalu.

 

“Perpres 8 Tahun 2023 adalah kebijakan strategis agar kita mendapatkan manfaat secara optimal dari pengelolaan BMKT yang efektif. Dari segi ekonomi praktis, BMKT juga menjadi subjek investasi melalui mekanisme perizinan berusaha, namun pemanfaatan sebagai sumber sejarah dan pengetahuan yang menempatkan BMKT sebagai milik publik tetap kita kedepankan,” jelas Huda.

 

Saat ini KKP mengelola lebih dari 300.000 keping BMKT yang diproduksi mulai abad 9 hingga 18 Masehi. 137.378 keping di antaranya berstatus Barang Milik Negara (BMN) dan status pemanfaatannya sisanya akan diselesaikan antara Pemerintah dan Perusahaan sebagaimana yang dimandatkan dalam Perpres Nomor 8 Tahun 2023.

 

“Kami tidak ingin koleksi BMKT disimpan dengan pasif, tidak dikelola. Tanggung jawab KKP untuk menjadikan aset ini terbuka bagi masyarakat yang memiliki hak belajar, memahami sejarah dan mengetahui identitas kemaritiman Indonesia. Inilah alasan utama MHG dibangun tahun 2017 lalu. Galeri ini adalah satu-satunya tempat dengan koleksi tunggal BMKT,” tegasnya.

 

Lokasi dan temuan BMKT di perairan Indonesia adalah bukti nyata bahwa laut menjadi jalur pelayaran global sejak abad ke-9 Masehi. Seperti yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2017 tentang Rencana Tata Ruang Laut, terdapat 1167 titik lokasi temuan BMKT yang tersebar di perairan Indonesia.

 

Konten yang ditampilkan pada Google Arts & Culture terdiri dari 9 tema dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris (bilingual) dengan sejumlah tema yaitu 360 Tour of Marine Heritage Gallery, Shipwrecks as Time Capsule, A Glimpse on 4000 Years of Boat Making, Instrument of Worship from Cirebon Shipwrecks, 8 Masterworks from Cirebon Shipwrecks, Near Eastern Glass Ware, Cooking on Board of A Ship, serta Gold and Jewelry from the Island of Gold dan A Thousand Years Currencies. Konten-konten tersebut dapat diakses melalui laman https://kkp.go.id/djprl/page/8059-marine-heritage-gallery dan di laman https://artsandculture.google.com/partner/marine-heritage-gallery-indonesia

 

Huda pun berharap lewat kerjasama dengan Google, masyarakat Indonesia semakin mengenali sumberdaya yang dimiliki dan memanfaatkan ruang virtual tersebut untuk memahami kekayaan sejarah maritim Indonesia.

 

Sementara itu, Kepala Hubungan Pemerintah dan Kebijakan Publik Google Indonesia Brigita Ratih Aryati  menjelaskan bahwa kolaborasi KKP dan Google Arts & Culture merupakan bukti nyata pemanfaatan teknologi dalam melestarikan warisan budaya bahari Indonesia.

 

“Kami berkomitmen untuk terus mendukung Pemerintah Indonesia dalam melakukan transformasi digital melalui kolaborasi lintas pihak. Inisiatif ini diharapkan dapat memberikan akses pengetahuan sejarah maritim Indonesia bagi seluruh warga negara Indonesia dari Sabang sampai Merauke dan warga dunia di manapun dan kapanpun,” pungkas Putri.

 

Pengenalan BMKT dan sejarah kemaritiman dilakukan sejalan dengan kebijakan Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono dalam mengelola sumber daya laut secara bijak.[***]