Pingintau.id -Banjir bandang yang menerjang wilayah Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara pada Rabu (22/9) telah surut dan kini menyisakan lumpur. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bolaang Mongondow bersama lintas instansi terkait seperti TNI, Polri, relawan dan masyarakat bergotong-royong membersihkan lumpur pascabanjir bandang tersebut dengan selang air dan peralatan seadanya hari ini, Sabtu (25/9/2021).
Laporan yang diterima Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hari ini, banjir sebelumnya berdampak di delapan desa yang berada di tiga kecamatan dengan rincian Desa Batu Merah, Desa Cempaka, Desa Bolangat Induk dan Desa Bolangat Timur di Kecamatan Sangtombolang, Desa Batu Rapa, Desa Sauk dan Desa Buntalo di Kecamatan Lolak dan Desa Singsingon Timur di Kecamatan Passi Timur.
Banjir bandang tersebut juga menyebabkan 65 unit rumah terendam, 5 unit rumah rusak berat, 3 unit rumah rusak sedang, 5 unit rumah rusak ringan, satu unit gedung sekolah satu atap TK, SD, SLTP rusak berat. Sementara itu dari 92 KK/267 jiwa yang terdampak, hanya ada 8 KK/21 jiwa yang masih mengungsi di rumah keluarga terdekat.
BPBD Kabupaten Bolaang Mongondow juga melaporkan bahwan banjir telah menyebabkan jalan penghubung antara Desa Singsingon Timur dan Desa Mobuya Kecamatan Passi Timur tidak dapat dilalui kendaraan bermotor akibat tertutup material lumpur. Selain itu ruas jalan Trans Sulawesi penghubung Kabupaten Bolaang Mongondow ke Kabupaten Bolaang Mongondow Utara juga mengalami hal yang sama.
Menurut monitoring prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) wilayah Sulawesi Utara khususnya di Kabupaten Bolaang Mongondow masih berpotensi terjadi hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat/petir hingga Senin (27/9) mendatang.
Berdasarkan kajian tingkat risiko bencana banjir bandang InaRisk BNPB, delapan kecamatan di Kabupaten Bolaang Mongondow masuk dalam kategori sedang hingga tinggi. Adapun wilayah kecamatan tersebut meliputi Kecamatan Dumoga Barat, Dumoga Utara, Dumoga Timur, Lolayan, Passi Barat, Bolaang, Lolak dan Sangtombolan.
Melihat hasil monitoring prakiraan cuaca BMKG dan analisis kajian risiko bencana banjir bandang InaRisk BNPB, maka diharapkan pemangku kebijakan di Kabupaten Bolaang Mongondow dan masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan serta mengambil langkah upaya mitigasi dari potensi bencana hidrometeorologi yang dapat dipicu oleh faktor cuaca.
Masyarakat juga diharapkan dapat mengikuti perkembangan prakiraan cuaca dari BMKG dan memonitor wilayah kawasan rawan risiko bencana melalui aplikasi InaRisk BNPB.[***]