“Abrakadabra” Sampah Disulap Jadi Barang Berekonomis di TPS 3 R Sei -Selayur

Pingintau.id –  Saat jarum jam menunjuk angka 2.00 WIB, cuaca sangat terik, dua orang pengelola Tempat Pembuangan Sampah (\TPS) 3 R di Kelurahan Sei -Selayur Jalan Ir. Sutami Kecamatan Kalidoni terlihat lagi duduk -duduk santai dibawah embusan angin, sembari menikmati rokok dan segelas kopi.

Eko dan Agus nama panggilan sehari-harinya,  memang kedua orang tersebut sejak berdiri TPS 3 R  [Reduce, Reuse, Recycle] Sei-Selayur pada 2019 dipercaya Lurah Sungai Selayur menjadi penggerak TPS. Mereka berdua dapat ditemui setiap hari di lokasi yang letaknya berdampingan dengan Pabrik Pupuk NPK milik PT Pusri Palembang.

             

Di atas lahan 14×20 meter yang keberadaannya numpang milik aset Pemerintah Provinsi ini, TPS 3 R terlihat cukup layak untuk memproduksi limbah plastik dan sebagainya. Bahkan juga, bukan limbah plastik saja yang diproduksi disana mereka juga kreatif mengembangkan tanaman anaman herbal obat keluarga (TOGA) seperti Sirih Merah & Hitam, kunyit  dan laiinya, sayuranhidroponik, seperti bawang cabai, pembibitan ikan lele, serta beragam pakan ternak dari ulat maggot serta lainnya.

Terlihat juga terpajang beberapa mesin pengolah limbah plastik terpajang di TPS 3 R yang siap digunakan untuk produksi, seperti mesin pecacah plastik, mesin pecacah rumput, mesin saringan dan mesin pilorisis. Memang limbah sampah jika tidak ada solusinya akan menimbulkan polemik dan persoalan dilingkungan masyarakat. Kreativitas salah satu solusinya.

Lurah Sungai Selayur, Arsun menyadari itu, peran warga sangat dibutuhkan untuk menjaga lingkungan. Oleh karena itu ia menginiasi untuk menjadi limbah /sampah sebuah berlian yang dapat menambah pendapatan masyarakat.

Makanya TPS ini memiliki slogan 3 R  [Reduce, Reuse, Recycle], Reduce berarti mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan sampah,  Reuse berarti menggunakan kembali sampah yang masih dapat digunakan untuk fungsi yang sama ataupun fungsi lainnya dan Recycle berarti mengolah kembali (daur ulang) sampah menjadi barang atau produk baru yang bermanfaat.

Sebab lanjut dia, Pada dasarnya harapannya program ini  sebenarnya dari masyarakat, oleh masyarakat, untuk masyarakat sehingga mendorong timbulnya kesadaran masyarakat untuk memilah sampah sesuai jenis, mendaur ulang dan/atau menggunakan kembali sampah, mulai dari individu, keluarga, RT/RW.

“TPS ini dibangun sebenarnya untuk pemerdayaan masyarakat di Sungai Selayur, oleh sebab itu kelurahan mengajak masyarakat untuk memanfaatkan sampah plastik. Pertama saya mulai sosialisasikan kepada seluruh warga Kelurahan Sei-Selayur melalui surat edaran untuk mengumpulkan sampah plastik, kan lumayan nantinya kami beli dan uang untuk tambah-tambah isi dapur,”katanya kemarin.

Dia menjelaskan, pembangunan dan pembelian sarana dan prasarana seperti beberapa mesin pengolahan tersebut menggunakan dana alokasi khusus [DAK] senilai Rp300 juta.

Oleh karena itu, TPS digunakan selain tempat untuk mengedukasi, juga memproduksi limbah sampah sehingga bisa menjadi barang bernilai jual tinggi. Artinya TPS 3 R ini menjadi rumah kreasi untuk Kelurahan Sungai Selayur dan warga.

“Sampah jika dimanfaatkan dapat menjadi berlian, karena dapat menambah pendapatan masyarakat, tinggal memang merubah prilaku masyarakat nya saja, tapi kami optimistis dengan dukungan semuanya akan berjalan lancar, “urainya.

Apalagi, ungkapnya saat ini, PT Pusri melalui Program PKBLnya mulai membantu pengembangan pupuk organik, bahkan mereka juga siap menurunkan tim lab untuk membantu produksi kompos hingga pemasarannya.

Yang jelas, ujar Arsun Pengolahan sampah ini merupakan program Pemerintah Kota Palembang, guna menjadikan Kota Palembang bersih, dan bebas dari pencemaran, disamping itu yang lebih luas lagi manfaatnya, dapat meningkatkan kemandirian sosial.

Eko pengelola TPS sangat optimistis pengelolaan sampah dan pengembangan lainnya di TPS 3 R Sei Selayur berjalan, apalagi ada dukungan dari PKBL PT Pusri Palembang.

Dia mengaku TPS ini sempat vakum, karena pasokan limbah sampah sangat minim, namun setelah ado dukunga dari Pusri dapat berjalan kembali, karena sudah pasokan sampah dari rumah-rumah di Komplek Pusri. Untuk pencacahan limbah plastik saat ini, masih menghasilkan produksi antara 200 kg- 300 kg per hari.

Oleh sebab itu saat ini TPS juga membuka kerjasama juga dengan tukang sampah di seluruh wilayah Sei-Selayur untuk memasok plastik, selain juga Rt dengan melibatkan RT.

“Kami juga tengah mencoba paving blok, dampar iris bawang, cabai, bata yang dari bahan baku plastik bekas. Untuk pupuk juga akan mencoba pengembangan pupuk cair dari urine kelinci,”urainya.

Sebenarnya paparnya pengolahan sampah plastik dan lainnya dapat dilakukan oleh semua masyarakat dan dapat menghasilkan hal yang menguntungkan bagi mereka, jika mereka sadar. Maka dengan demikian upaya untuk menghindari pencemaran lingkungan oleh limbah plastic sedikit demi sedikit dapat ditekan. Melalui kreativitas, maka sampah plastik dapat di daur ulang menjadi barang yang berguna kembali.[***]