Ragam  

Dari Bestie Jadi Ayang, Terus Jaga Bumi Agar Hidup Tenang

 

Pingintau.id, Kata bestie dan ayang lagi hits di kalangan pengguna internet, apalagi bulan Februari identik dengan hari kasih sayang. Tapi lewat email ini kami bukan bermaksud untuk berbalas pantun. Kami kembali mengajak kamu untuk bersama-sama menjaga bumi.

Karena dampak Krisis Iklim semakin nyata di seluruh dunia.

Salah satunya akan berdampak pada Olimpiade Musim Dingin. Berdasarkan studi terbaru, gelaran yang kini sedang berlangsung di Beijing tersebut akan kesulitan mencari tuan rumah, apabila suhu bumi semakin meningkat akibat pembakaran bahan bakar fosil.

Studi berjudul “Climate Change and the Future of the Olympic Winter Games: Athlete and Coach Perspectives” ini mengungkapkan bahwa hanya 1 dari 21 tempat yang aman digunakan untuk Olimpiade Musim Dingin nantinya, kalau emisi GRK masih terus meningkat di masa mendatang. Dan tempat itu adalah Sapporo, Jepang.

Selain olimpiade, Krisis Iklim dan semakin menghangatnya suhu bumi juga berdampak di Antartika.

Greenpeace menemukan kelompok penguin gentoo di Pulau Andersson – menjadi yang pertama tercatat di kepulauan yang belum dijelajahi di ujung utara Semenanjung Antartika. Sebelumnya lokasi ini dianggap terlalu dingin untuk penguin gentoo berkembang biak.

“Di Antartika, salah satu tempat paling terpencil di Bumi, kami melihat proses di mana spesies penguin ini menyebar ke habitat baru dan berkembang biak lebih jauh ke selatan: manifestasi biologis dari hilangnya es laut,” ujar Louisa Casson, Juru Kampanye Protect the Oceans Greenpeace.

 

Kalau kamu merasa Olimpiade Musim Dingin dan penguin adalah sesuatu yang jauh dan tidak perlu kamu khawatirkan, tunggu dulu.

Berdasarkan data BNPB hingga 16 Februari, total telah terjadi 578 bencana di tahun 2022, dengan banjir dan cuaca ekstrem jadi jenis bencana yang paling banyak terjadi. Angka ini meningkat dibandingkan data tahun 2021 sebanyak 386 pada rentang yang hampir sama, 1 Januari – 8 Februari.

Kita tentunya tidak berharap bencana datang semakin sering, apalagi sampai di rumah kita. Tapi bencana adalah dampak yang tidak terhindarkan dari Krisis Iklim.

Laporan Panel Antar-pemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) Working Group I, yang dirilis pada Agustus lalu, sudah secara jelas menyatakan bahwa mengurangi emisi karbon dioksida dan GRK lainnya akan membatasi perubahan iklim. Manfaat udara yang bersih akan langsung dirasakan, tapi dibutuhkan 20-30 tahun untuk membuat suhu global menjadi stabil.

Dan ini hanya bisa dicapai jika dimulai aksi nyata sekarang, dengan beralih ke energi bersih dan terbarukan yang tidak hanya manis di bibir.

 

Untuk membahas lebih lanjut soal dampak Krisis Iklim, IPCC akan segera merilis hasil temuan dari Working Group II pada 28 Februari. Bagian kedua dari empat bagian penilaian IPCC terbaru ini akan melanjutkan laporan sebelumnya: berfokus pada dampak dari Krisis Iklim pada kehidupan manusia, tempat tinggal kita, mata pencaharian, dan ekosistem tempat kita bergantung.

Apa yang bisa kita harapkan untuk dipelajari dari laporan tersebut?

Di antaranya adalah soal bagaimana dampak dan risiko iklim akan meningkat dengan pemanasan lebih lanjut, dan bagaimana pilihan model pembangunan dan ekonomi mempengaruhi risiko tersebut. Baca selengkapnya di sini dan ikuti media sosial kami untuk mengetahui update tentang laporan IPCC terbaru.

Saatnya pemerintah di seluruh dunia mengambil kebijakan dengan mendengarkan sains. Kita masih punya waktu untuk menyelamatkan bumi dari kerusakan permanen dan hidup dengan tenang. Tentunya, kami membutuhkan kamu untuk terus bersama-sama menyuarakan hal ini.[***]

Salam hijau damai,
Greenpeace Indonesia