Refleksi HUT RI ke-78, Air Bersih & Sila ke 5 [Antara Asa, Mimpi & Kenyataan] 

Pingintau.id- PAGI buta saat jarum jam menunjuk angka enam nol nol, minggu akhir pekan lalu, aku menjalankan aktivitas rutin, membersihkan tiga saringan air tradisional yang terbuat dari ember cat berukuran 1 pail. Saringan yang berisi batu koral, ijuk, koral jagung dan pasir itu fungsinya untuk menyaring air keruh berkarat dan bau menjadi jernih. Membersihkan saringan itu biasanya aku lakukan satu bulan sekali, agar pasir tidak terlalu kotor dari karat sehingga air tidak tersumbat lagi saat keluar dari lubang pori-pori pasir.

Duh.., tangan bapak kuning berkarat.. pasti kena penyakit gatal-gatal lagi, tapi gak apa-apa, lumayan kalau dijual di toko emas, “canda anak saya yang bungsu sembari tertawa-tawa saat melihat kedua lengan, tangan dan tubuh saya kotor berwarna kuning saat menguras ke tiga saringan itu.

Ada tiga saringan air tradisional di rumah saya, dua di kamar mandi dan satu lagi di luar tempat cuci mencuci pakaian. “Aku pernah mimpi pak, mandi air ledeng dengan menggunakan Shower,” kata anak saya lagi bercerita.

“ Ha..ha..ha, hanya mimpi !!, shower itu, cuma jadi hiasan dinding kamar mandi, dan usianya saat ini sudah 10 tahun, bahkan kondisinya berkarat,” teriak anak saya yang sulung mendengar celoteh mimpi adiknya.

Saya hanya tersenyum sembari fokus membersihkan tiga saringan air tersebut. “Mudah-mudahan mimpi -mu jadi kenyataan,” ucap aku.

Tak lama pun matahari semakin tinggi dan panas makin menyengat, seiring tiga saringan tradisional itu selesai aku bersihkan. Alhamdullilah, saringan sudah bersih, dan hasilnya air menjadi jernih kembali dan lancar. Ke dua anak ku  turut membantu mengisi air di semua ember kosong untuk aku pakai mandi membersihkan tubuh.

Meski sulit air bersih, namun Jalan Azhari Kelurahan dan Kecamatan Kalidoni Palembang yang letaknya paling ujung perbatasan antara Kecamatan Sematang Borang Palembang dan Kecamatan Kalidoni berkembang pesat, karena sudah banyak dibangun perumahan bersubsidi.

Banyak orang menyebutnya daerah ini, daerah“zona merah” air bersih, karena kondisi airnya bau, berkarat, berminyak, serta memiliki zat besi yang tinggi.

Perum Pesona Harapan Jaya Rt50 tahap Pertama termasuk pelopor rumah subsidi, dibangun CV Alvinpada 2014 lalu, dan sudah banyak dihuni pemiliknya dari blok A,B,C E dan F.

Perum Pesona Harapan Jaya I dan II berdamping juga dengan Perum Nirvana, Gufy, dan Griya Pesona Harapan, lalu yang terakhir Pesona Harapan Jaya tahap III, serta Perum lainnya dilingkungan RT41, RT 50 dan RT 36.

Dulu, CV Alvin menjanjikan air bersih PDAM, di tahap I Pesona Harapan Jaya semua blok sudah terpasang pipa karet berwarna hitam untuk air bersih. Sayangnya hanya sekedar janji belaka.

Sehingga warga pun pada 2016 [tahap I dan II] berinisiatif membeli pipa induk secara mandiri [berpatungan] dengan biaya Rp500 ribu per KK.

Ntah, tak berjalan juga, maklum memang tidak semua penghuni yang mampu, karena sebagian besar berasal dari masyarakat berpenghasilan rendah /MBR. Hingga kini warga hanya mengandalkan air bersih dari sumur bor, sumur gali, dan air hujan, sementara air minum dari air isi ulang yang dibeli di depot air.

Sepenggal cerita ku ini, mewakili  satu dari ratusan warga yang berada di perum di lingkungan RT41, 36 dan 50 Jalan Azhari Kalidoni Palembang yang belum tersentuh air bersih PDAM.

Sebelumnya Wakil Wali Kota (Wawako) Palembang Fitrianti Agustinda sempat mengunjung Perum Pesona Harapan Jaya, bahkan kunjung itu sampaitiga, untuk memantau saluran air anak Sungai Putat di ujung Perum Pesona Harapan Jaya yang tidak mengalir karena dipenuhi rumput, eceng gondok dan sampah, bahkan saat emak-emak juga menyampaikan keluhan air bersih yang belum masuk, karena terkendala pipa induk.

 

Refleksi HUT RI-78

Indonesia sudah merdeka, kemerdekaan tersebut diperoleh dengan bersusah payah dan tak segampang membalikan telapak tangan, banyak yang telah dikorbankan, oleh ratusan hingga ribuan pahlawan, baik nyawa maupun harta bendanya. Momen HUT RI ke- 78, yang jatuh pada Kamis 17 Agustus 2023 [17 Agustus 1945] ini, semoga menjadi bahan refleksi diri bagi petinggi di Kota Palembang.

Meskipun tradisi merayakan HUT RI dilaksanakan setiap tahunnya, acara seremonial bergema diseluruh Tanah Air, baik di pusat kota hingga pinggiran, dari desa hingga pelosok desa. Namun yang terpenting dihari yang sakral ini, adalah memaknai kemerdekaan itu, karena bukankah kemerdekaan itu adalah hak semua bangsa ? Apakah rakyat sudah seutuhnya merdeka ?, terutama seperti di alami para warga di Perumahan Subsidi di Wilayah RT 36, 41 dan 50 Kalidoni Palembang yang belum menikmati air bersih hingga 10 tahun ini.

Tentunya sila ke 5, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia belum benar-benar berjalan maksimal hingga Kemerdekaan RI berumur 78 tahun. Padahal air itu sendiri merupakan sumber kehidupan yang sangat penting bagi kelangsungan hidup di muka bumi. Kebutuhan hidup terhadap air tidak tergantikan oleh apapun, hal tersebut dapat dilihat dari penggunaan air di semua aspek kehidupan makhluk hidup, baik tumbuhan, hewan dan manusia. Bahkan jika mengkomsumsi air yang buruk bisa menyebabkan stunting bagi anak-anak, padahal Palembang – Sumsel juga menargetkan setiap tahunnya bisa menurunkan angka stanting sesuai program pemerintah pusat.

Penggunaan air sumur yang tidak bersih untuk masak atau minum, merupakan penyebab terbanyak terjadinya infeksi. Kedua hal ini bisa meningkatkan risiko anak berulang-ulang menderita diare dan infeksi cacing usus (alodokter.com] Untuk konsumsi air minummenurut departemen kesehatan, syarat-syaratnya adalah air minum tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak mengandung logam berat. Hal ini bisa berisiko bahwa air dapat tercemar bakteri  (misalnya  escherichiacoli) atau zat-zat berbahaya.

Banyak zat berbahaya, terutama logam, tidak dapat dihilangkan. Kondisi ini sama dengan kondisi air warga di lingkungan Perum Pesona dan sekitarnya.

Kota Palembang memiliki Sungai Musi dengan panjang 720 km, membelah menjadi dua [seberang ulu-ilir]. Sungai Musi merupakan sungai terpanjang nomor lima di Indonesia dan nomor dua di Sumatera setelah Sungai Batanghari sebagai sumber kehidupan warga Palembang dan Sumsel. Mirisnya, masih banyak warga di daerah marjinal terutama di daerah Palembang Timur belum menikmati air bersih PDAM.

Hal itu disebabkan minimnya pengembangan infrastuktur air bersih oleh Pemerintah Kota Palembang dibanding perkembangan disektor bidang perumahan.

[Maaf] aku teringat, saat Eddy Santana, Eks Walikota Palembang, memimpin Kota Palembang. Kala itu, ia pencalonkan lagi menjadi Walikota untuk periode ke dua.

Dengan Programnya, Eddy mampu merealisasikan pemerataan air bersih hingga daerah marjinal, termasuk eks tempat ku tinggal Perum Sekojo Indah Kalidoni sudah dapat menikmati air bersih PDAM. Bahkan program air bersih itu dapat dirasakan juga hingga bom Sei-Lais. Selain itu, tarif pemasangan baru ledeng Rp1,3 juta per kk, dan warga tanpa dibebani membeli pipa induk.

Pemerintah Kota Palembang memilik perumda PDAM Tirta Musi, sementara Pemerintah Provinsi Sumsel memiliki PT Adhya Tirta Sriwijaya (ATS) Perumda yang bergerak dibidang air bersih. Namun warga belum sepenuhnya menikmati. Lewat dua Perumda yang dimiliki Pemkot Palembang dan Pemrov. Sumsel, aku berharap dapat terealisasi sila ke 5 di wilayah Jalan Azhari di 3 Rt tersebut. Meskipun jabatan Gubernur Sumsel /wakilnya akan berakhir pada oktober 2023, dan Walikota Palembang /Wawako pada September ini, tetapi aku optimistis dapat terealisasi segera, kunci ada pada Palembang dan Pemprov.

Dalam paripurna DPRD Kota Palembang, beberapa tahun lalu,  PDAM Tirta Musi mendapat suntikan dana sebesar Rp800 miliar. Juru bicara Pansus I DPRD Kota Palembang Muhammad Ridwan saat itu menerangkan untuk menyiapkan sistem pengaliran dan kualitas air yang baik,  PDAM Tirta Musi segera menerima modal berdasarkan Perda yang telah disahkan.

“DPRD menyetujui tentang penyertaan modal setuju siap di Paripurnakan. Penyertaan modal Rp800 miliar ini akan direalisasikan secara bertahap dalam bentuk barang dan uang,” terangnya hasil rapat Pansus I dalam Rapat Paripurna DPRD Palembang.

Wali Kota (Wako) Palembang, Harnojoyo saat itu juga menyebutkan air bersih merupakan aset hidup masyarakat khususnya di Palembang. “Maka perlu adanya peningkatan kapasitas. Apalagi PDAM mengalami defisit 400 liter per detik,” ungkap Walikota Palembang Harnojoyo.

APBD Kota Palembang pada 2023 mencapai lebih kurang Rp4,6 triliun, sementara APBD Sumsel 2023 mencapai Rp10,7 triliun lebih, dari APBD Kota Palembang dan Pemprov Sumsel tersebut ada sebagian uang rakyat berasal dari pajak. Pemerintah Kota Palembang  bekerjasama dengan PT Pelayaran Indonesia (Pelindo) Regional 2, telah menandatangani nota kesepahaman bersama, PT Pelindo Regional 2 Palembang menyiapkan lahan untuk pembangunan intake Tirta Musi dan kebutuhan lainnya.

Wali Kota Palembang Harnojoyo mengatakan, kerja sama ini merupakan upaya Pemkot Palembang dalam memenuhi kebutuhan air bersih, terutama bagi masyarakat di kawasan timur Palembang.“Memang kebutuhan air bersih di Palembang timur ini masih banyak kekurangan. Mudah-mudahan dengan kerja sama lahan ini kita akan segera membangun Intake dan lainnya, sehingga kebutuhan air bersih di wilayah timur Kota Palembang ini dapat tercukupi,” kata Harnojoyo.

Lahan disiapkan seluas 15.000 meter persegi di Sungai Lais untuk pembangunan intake dan kebutuhan pelayanan air bersih.

Direktur Utama PDAM Tirta Musi Palembang, Andi Wijaya saat dihubungi melalui WhatsApp kemarin mengatakan pengembangan air bersih di sejumlah perumahan subsidi Jalan Azhari , RT 50, 41 dan 36 Kelurahan Kalidoni Palembang tengah diusahakan. “Kami masih butuh memasang dengan jaringan pipa berukuran 200 mm, karena pipa yang ada kekecilan,” terangnya.

Ia mengakui Kapasitas booster Kalidoni debit airnya sudah tak memadai, namun tengah telah membangun booster dan intake di Bom Lais. “ Saat ini sudah hampir selesai, tapi kapasitasnya masih kecil,” sebutnya.

Selain itu menurutnya memang daerah Jalan Azhari tepat di beberapa perumahan di Wil RT41, 50, dan 36 memiliki kendala, yakni belum ada pipa induk dan harus dipasang dulu pipa induk, dan jaringan pipa induk dipasang melalui Jalan Jepang harus mengurus izin Pertagas, karena ada pipa gas milik Pertagas. ”Tapi doai mudah-mudahan tahun ini segera terealisasi,” tutupnya.  

Semoga di HUT RI ke -78 ini menjadi berkah bagi semua warga di Wil RT42, 50 dan 36 Jalan Azhari terutama perumahan subsidi. Semoga mimpi anak saya mandi menggunakan shower dapat menjadi kenyataan. Semoga di akhir jabatan Walikota/Wako Palembang, serta Gubernur/wakil gubernur, dapat membuat kenangan indah untuk warga Wilayah kami.

Semoga tambahan modal kerja dari APBD yang disetujui DPRD Kota Palembang itu dapat digunakan juga membiayai jaringan pipa induk di wilayah kami sehingga warga yang tinggal di rumah subsidi tak terbebani dengan biaya mahal untuk memasang air bersih PDAM Tirta Musi. Semoga komisaris dan Dirut PDAM merealisasikan setidaknya di awal tahun sehingga angka stunting di Palembang juga dapat turun dan anak kami semuanya tersenyum sehat. Terakhir semoga sila ke -5 Pancasila [keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dapat berjalan maksimal. Semoga keluhan warga bukan untuk dijadikan pencitraan politik, bagi pihak-pihak yang mempunyai kepentingan, Dirgahayu RI ke- 78.[***]

 

Artikel ini juga telah terbit di Sumselterkini.co.id

Penulis

Irwan Wahyudi

Wartawan Utama