Pingintau.id, Depok – Hari Relawan Sedunia seharusnya diperingati setiap tanggal 5 Desember sesuai dengan apa yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), namun pada 5 Desember kemarin Indonesia sedang dilanda suasana duka akibat adanya bencana, salah satunya gempa yang melanda wilayah Cianjur.
Deputi Bidang Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Prasinta Dewi menghadiri peringatan Hari Relawan Sedunia yang dihelat di Buperta Jambore, Depok, Jawa Barat pada Minggu (25/12). Adapun rangkaian acara dimulai dengan apel personil relawan dan diakhiri gladi penanganan bencana gempa.
Prasinta Dewi dalam sambutannya mengatakan, hari relawan sedunia ini adalah kesempatan yang sangat penting untuk menghargai dan mengapresiasi sumbangsih para relawan di Indonesia.
“Relawan memainkan peran yang sangat penting dalam membantu menangani berbagai masalah bencana di Indonesia. Mereka memberikan sumbangsih yang tidak ternilai harganya bagi kemajuan masyarakat dan pemberdayaan orang lain,” kata Prasinta.
Relawan merupakan salah satu bagian penting dalam penanganan bencana, relawan selalu hadir dengan tulus membantu meringankan penderitaan korban bencana.
“Relawan merupakan bagian dari unsur petaheliks dalam penanggulangan bencana. Relawan bekerja dengan ikhlas dengan sungguh-sungguh di tengah bencana dan demi kemanusiaan,” tambahnya.
Dirinya berharap para relawan terus meningkatkan kemampuan serta kewaspadaan setiap melaksanakan tugas.
“Relawan harus membekali diri dengan kemampuan, kehati-hatian dan melengkapi diri dengan alat pelindung diri ketika turun ke lapangan,” ungkapnya.
“Jaga kesehatan, jaga kekompakan dan soliditas. Mari kita jadikan gotong royong, semangat kekeluargaan dan jiwa kerelawanan sebagai modal dasar dalam upaya penanggulangan bencana, karena bencana adalah urusan bersama,” imbuh Prasinta.
Di akhir sambutan, Prasinta mengimbau kepada masyarakat dan seluruh unsur di daerah agar mempersiapkan diri mengantisipasi adanya potensi cuaca ekstrem yang akan melanda.
“Saya berpesan kepada kita semua untuk selalu meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan dalam menghadapi cuaca ekstrem pada beberapa hari kedepan khususnya menjelang libur tahun baru sesuai dengan informasi peringatan dini yang disampaikan oleh BMKG,” pungkasnya.
Pada kesempatan yang sama, Pangarso Suryotomo selaku Direktur Kesiapsiagaan BNPB mengungkapkan, relawan dengan semangat dan prinsip memanusiakan manusia selalu hadir di setiap fase bencana.
“Relawan tanpa dikomando langsung terjun ke lapangan membantu penanganan bencana dari mulai fase prabencana, tanggap darurat hingga pascabencana, tidak hanya bencana alam namun pandemi Covid pun ikut turut terlibat,” ungkap Pangarso.
Dirinya menjelaskan, kegiatan gladi atau simulasi penanganan bencana harus kerap dilakukan setiap saat agar masing – masing mampu mengetahui fungsi dan tugasnya.
“Perlu dilatihkan setiap saat agar menjadi terbiasa dan lebih siap. Harapannya apa yang sudah digladikan, pada saat terjadi bencana nanti bisa dipraktikan dengan baik,” tutupnya.
Gladi atau simulasi penanganan bencana yang ditampilkan ialah adanya bencana gempa yang melanda dan menimbulkan korban jiwa dan luka-luka sehingga membutuhkan penanganan dan evakuasi, yang dilakukan oleh relawan yang disesuaikan dengan klaster serta kemampuan masing-masing.
Peringatan hari relawan sedunia tahun ini dihadiri oleh 700 relawan yang tergabung dalam 138 organisasi relawan yang tergabung dalam Squad Penanggulangan Bencana Indoneisa (Squad PBI) dan perwakilan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten, BPBD Provinsi DKI Jakarta, BPBD Provinsi Jawa Barat dan BPBD Provinsi Jawa Tengah serta lembaga yang bergerak di bidang penanggulangan bencana.[***]