Pingintau.id, Media digital menjadi ruang interaksi baru khusus bagi generasi milenial. Era digital tak hanya membawa manfaat, tetapi juga tantangan baru. Untuk itu Ikatan Wartawan Online (IWO) Kabupaten OKI bersama rumah literasi OKI menggelar seminar literasi digital bagi pelajar agar semakin cerdas dan bijak berselancar di ruang digital yang diselenggaran di Kayuagung, Kamis, (21/7/22).
Saat pembukaan acara Bupati OKI melalui Asisten bidang Pembangunan Ekonomi, Drs. H. Zulkarnain, MM mengatakan media digital adalah sumber belajar dan pengetahuan yang sangat lengkap untuk itu digital skill adalah kompetensi utama di abad 21 ini.
“Kaum muda harus siap menghadapi era modernisasi yang penuh dengan kompetisi dan perkembangan teknologi informasi dengan memperkuat literasi”, kata Zulkarnain.
Zulkarnain mengatakan terdapat rumus 4M untuk melatih kemampuan literasi digital yaitu mengakses, menerima, menganalisis, dan mengevaluasi informasi dengan efektif. Dengan begitu akan bisa lebih cakap digital.
“Seminar Literasi Digital ini dapat melatih masyarakat khususnya para pelajar lebih cerdas dan bijak dalam berliterasi digital”, terang dia.
Sementara itu, Ketua Ikatan Wartawan Online (IWO) Kabupaten Ogan Komering Ilir, Darfian Mahar Jaya Suprana mengatakan migrasi masal di ruang digital ini harus diisi dengan konten positif yang mendidik dengan cara yang kreatif.
“Literasi Digital bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah saja tetapi semua pihak dapat terlibat untuk menjadi agen digital termasuk jurnalis”, kata Darfian.
Darfian menjelaskan guna memperkuat mutu dan kualitas para jurnalis di OKI Ikatan Wartawan Online (IWO) OKI dengan dukungan berbagai pihak melaksanakan uji kompetensi wartawan sejak tahun 2018 dan dilanjutkan pada tahun ini.
“Hal ini untuk memastikan para jurnalis di OKI mampu menghasilkan karya-karya berkualitas yang dapat dipertanggungjawabkan terutama dalam menghadapi arus disrupsi digital,” ujarnya.
Sementara Ketua Umum Ikatan Wartawan Online (IWO), Jodhi Yudono, mengatakan memiliki ketrampilan literasi menjadi modal untuk membuka dunia, dan berinteraksi sosial.
“Ruang digital dapat menguntungkan sekaligus mampu jadi boomerang saat kita sebagai user tidak memiliki literasi yang memadai. Maka dari itu, sebagai user kita memiliki otoritas penuh, gunakan sesuai kebutuhan dengan cerdas,” terang dia.
Lebih lanjut ungkap Jhodi ada beberapa kelompok rentan yang harus diberi pemahaman tentang literasi digital.
“Antara lain anak-anak, perempuan, disabilitas, dan lansia karenanya perlu kegiatan kesetaraan digital inklusif seperti ini” tutup dia.[***]