Cermati pemulihan ekonomi nasional, BI sampaikan perkembangan soal ini

Pingintau.id, Mencermati pemulihan ekonomi nasional yang sedang berlangsung, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah secara periodik. Indikator dimaksud adalah nilai tukar dan inflasi, sebagai berikut:

  1. Perkembangan Nilai Tukar 20 – 24 Juni 2022

Pada akhir hari Kamis23 Juni 2022

  1. Rupiah ditutup melemah di level (bid)835 per dolar AS.
  2. YieldSBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun turun di 7,40%.
  3. DXY[1] melemah ke level 104,43.
  4. Yield UST (US Treasury) Note[2] 10 tahun turun ke level 3,087%.

Pada pagi hari Jumat, 24 Juni 2022

  1. Rupiah dibuka pada level (bid) Rp14.833 per dolar AS.
  2. Yield SBN 10 tahun turun di level 7,38%.

Aliran Modal Asing (Minggu IV Juni 2022)

  1. Premi CDS Indonesia 5 tahun naik ke level 130,99 bps per 23 Juni 2022 dari 130,84 bps per 17 Juni 2022.
  2. Berdasarkan data transaksi 20 Juni – 23 Juni 2022, nonresiden di pasar keuangan domestik jual neto Rp8,35 triliun terdiri dari jual neto di pasar SBN sebesar Rp5,25 triliun dan jual neto di pasar saham sebesar Rp3,10 triliun.
  3. Berdasarkan data setelmen s.d 23 Juni 2022 (ytd), nonresiden jual neto Rp105,09 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp67,55 triliun di pasar saham.
  4. Inflasi berada pada level yang rendah dan terkendali
  5. Berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu IV Juni 2022, perkembangan inflasi sampai dengan minggu IV Juni 2022 diperkirakan sebesar 0,50% (mtm).
  6. Penyumbang utama inflasi Juni 2022 sampai dengan minggu IV yaitu cabai merah sebesar 0,17% (mtm), cabai rawit sebesar 0,11% (mtm), bawang merah sebesar 0,08% (mtm), telur ayam ras 0,05% sebesar (mtm), tomat sebesar 0,04% (mtm), air kemasan, nasi dengan lauk, dan angkutan udara masing-masing sebesar 0,02% (mtm), kangkung, bayam, sabun detergen bubuk/cair, dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,01% (mtm). Sementara itu, komoditas yang menyumbang deflasi pada periode ini yaitu minyak goreng sebesar 0,05% (mtm), daging ayam ras sebesar 0,04 (mtm), angkutan antar kota sebesar 0,03% (mtm), serta daging sapi, bawang putih, udang basah, dan emas perhiasan masing-masing sebesar 0,01% (mtm).

 

Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait dan terus mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut.[***]