KEPALA Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sumsel Wandayantolis MSi, menjelaskan hingga tanggal 2 Januari pihaknya memperkirakan adanya peluang curah hujan ekstrim diatas 50 mm per hari.
“Ini akan berdampak signifikan jika saat hujan ekstrim terjadinya pasang di laut sehingga menyebabkan tinggi muka sungai meningkat sehingga berdampak munculnya genangan,” jelasnya, Senin [27/12/2021].
Dayan mengatakan, kondisi curah hujan yang terjadi pada 25 Desember lalu juga merupakan curah hujan tertinggi dalam 31 tahun terakhir.
“Jadi memang curah hujan 25 Desember kemarin memecahkan rekor baru hujan ekstrim yang pernah terjadi untuk seri bulan Desember,” ujarnya.
Ia juga menjelaskan, untuk secara keseluruhan dari bulan Januari hingga Desember tahun 2021, tanggal 25 Desember lalu merupakan secara ranking ketiga tertinggi dari semua catatan hujan yang ada di Sumsel dalam 31 tahun terakhir.
Menurutnya, terdapat beberapa pemicu yang mengakibatkan tingginya curah hujan, yang pertama yakni Lanina yang mendukung peningkatan curah hujan, kemudian adanya belokan angin yang memicu penumpukan masa udara yang membentuk awan hujan sehingga mengakibatkan potensi hujan yang tinggi.
“Sebagaimana rilis dari kolega kami di SMB II, hingga tanggal 2 Januari potensi tersebut masih cukup tinggi dan perubahan tetap terjadi. Sebagaimana disampaikan tadi, tanggal 30 Desember dan tanggal 1 Januari 2022 itu, peluang hujan ekstrim sangat tinggi,” tungkasnya.
Wakil Walikota Palembang, Fitrianti Agustinda berkoordinasi langsung bersama BMKG Sumsel, serta pihak Balai Sungai, Pemerintah Kota Palembang mengharapkan informasi yang didapat terkait kondisi cuaca di kota Palembang dapat lebih update untuk di sebarluaskan kepada masyarakat.
“Seperti yang kita ketahui, tanggal 25 Desember waktu itu, musibah banjir yang dialami warga memang diakibatkan karena cuaca yang cukup ekstrim dan hujan yang cukup deras serta Sungai Musi yang sedang pasang,” kata Fitrianti Agustinda usai Rapat bersama BMKG di Ruang Kerja Bappeda kota Palembang.
Kehadiran BMKG merupakan suatu hal yang sangat penting untuk menginformasikan terkait prediksi-prediksi cuaca. “Jadi nantinya kawan-kawan dari Dinas PUPR, Perkimtan, dan sebagainya bisa mengantisipasi kondisi saat ini,” ujarnya.
Masih dikatakan Fitri, saat ini juga terdapat kurang lebih 200 titik sumbatan-sumbatan yang ada di Kota Pelembang yang diakibatkan dari pendirian bangunan di atas saluran serta adanya sungai yang mengecil. “Ini juga penting sekali untuk kita petakan nanti terkait bagaimana penanganan banjir ke depan,” tuturnya.”Jangka pendek ataupun jangka panjang harus kita perhitungkan sama- sama,” tambahnya.
Disampaikannya, pihak Pemerintah kota Palembang juga akan terus mengoptimalkan seluruh pompa-pompa yang ada tidak terkecuali juga penyediaan pompa-pompa portable sekaligus menormalisasikan sungai-sungai yang ada di kota Palembang.
“Dan pastinya juga, tentu kita berharap partisipasi dari Camat dan Lurah untuk terus mensosialisasikan kepada masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan,” ucapnya.
Menurutnya, bahwa fungsi dari pompa-pompa yang telah tersedia saat ini telah bekerja maksimum, namun kondisi cuaca serta pasangnya air sungai musi membuat air tidak dapat keluar. “Ini masalahnya bukan hanya curah hujan, tetapi sungai musi yang pasang membuat curah hujan yang turun tidak bisa keluar ke sungai musi,” paparnya.[***]