Pingintau.id – Tingkat hunian hotel di Bali terus meningkat, tapi tingkat okupansinya masih rendah. Namun bagi yang enggan berdesak-desakan di tengah arus mudik Lebaran, Bali bisa menjadi pilihan.
Pulau Bali tidak termasuk sebagai destinasi utama mudik lebaran. Namun, liburan panjang untuk menyambut Idulfitri 1443 H ini, seperti yang biasa terjadi, akan memberikan luberan kunjungan wisata domestik (wisdom) ke Bali. Sebagian warga yang tak melakukan perjalanan mudik, dan tak pula terikat oleh agenda reuni keluarga, bisa memilih berlibur ke Bali.
Meski belum sepenuhnya pulih, wajah dunia pariwisata di Bali sudah kini mulai semringah. Hotel-hotel, kafe, restoran, dan pasar seni dengan segenap moda transportasinya telah kembali beroperasi. Relaksasi pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di Bali terus dilakukan, seiring dengan menurunnya tingkat risiko pandemi.
Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Arta Ardana Sukawati memperkirakan, arus kedatangan wisdom ke Bali pada liburan Lebaran 2022 ini akan lebih besar dibanding ketika liburan Natal dan Tahun Baru 2021/2022.
Ditambah dengan arus wisatawan mancanegara (wisman), yang kini telah mencapai 2.500 orang per hari, libur Lebaran 2022 bisa menjadi momentum percepatan pemulihan pariwisata Bali. ‘’Dulu pada akhir tahun (2021), bisa menyentuh angka 12.000 sampai 13.000 orang per hari. Saya kira pada lebaran kali ini, karena cukup panjang liburannya, bisa mencapai 18.000 per hari,” kata Tjokorde Oka Sukawati, yang akrab disapa Cok Ace itu, saat menghadiri Apel Operasi Ketupat Agung di Lapangan Renon, Denpasar, Jumat (22/4/2022).
Hari libur untuk Idulfitri 1443 H kali ini adalah sembilan hari termasuk libur reguler Sabtu dan Minggu. Untuk wisatawan asing, kata Cok Ace, libur hari raya di 2022 itu tidak mempengaruhi jumlah kunjungan.
Pada awal Mei 2022, juga tak ada kalender wisata khusus atau event-event tradisional Bali. Toh, Cok Ace merasa yakin, tren kenaikan arus kedatangan wisman akan terus berlanjut karena situasi pandemi sudah melandai di hampir semua negara. Tingkat hunian di hotel-hotel meningkat, tapi masih jauh dari kondisi prapandemi 2019. Masih banyak kamar hotel yang kosong.
Tingkat okupansi hotel di kawasan wisata premium Nusa Dua kini telah mencapai 21 persen. Tapi, kata Cok Ace, secara rata-rata tingkati hunian hotel untuk seluruh Bali masih di bawah 10 persen. ‘’Kalaupun ada hotel dengan hunian di atas 50 persen atau 80 persen itu hanya terjadi hanya pada kawasan Nusa Dua, pada beberapa hotel saja. Tapi secara keseluruhan, saya kira belum mencapai lebih dari 10 persen,” katanya.
Pada saat menghadiri Apel Operasi Ketupat Agung di Lapangan Renon, Kapolda Bali Irjen Putu Jayan Danu Putra mengatakan, aktivitas pergerakan penumpang masuk ke Bali lewat pintu Bandara Internasional Ngurah Rai terus meningkat menjelang lebaran Idulfitri di 2022, baik dari kalangan wisatawan domestik maupun asing.
’’Jumlah kedatangan penumpang itu sekitar 10.000, terutama pada saat weekend,’’ ujar Putu Jaya Danu. Arus kedatangan juga terpantau melalui laut, lewat Pelabuhan Benoa, maupun dari arah Jawa melalui pintu gerbang Pelabuhan Gilimanuk di Bali Barat. Dengan Operasi Ketupat Agung itu, jajaran Polri Bali pun menyatakan kesiapannya untuk mengawal keamanan dan ketertiban (kamtib) selama masa libur lebaran.
Mengantisipasi terjadinya gangguan kamtib, Pemprov Bali telah menyiapkan 21 pos pengamanan yang di dalamnya ada lima pos pelayanan. Pos-pos pantau pun disebar mendekat ke lokasi-lokasi wisata. ‘’Itu untuk melayani masyarakat yang membutuhkan bantuan, baik dari unsur Polri maupun unsur lain, termasuk tenaga kesehatan,’’ kata Cok Ace.
Pendar-pendar lampu dunia wisata pun telah kembali menyala di sebagian besar kawasan turis di Bali. Sepanjang kuartal pertama 2022 (Januari–Maret), Kawasan Nusa Dua, yang dikelola PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) tumbuh lebih dari 180 persen year on year (yoy), dibanding kuartal 1 tahun 2021.
Tingkat okupansi hotel kawasan premium Nusa Dua mencapai rata-rata 21 persen, dengan 60.388 tamu sepanjang Januari–Maret 2022. Di luar Nusa Dua, secara rata-rata juga tumbuh 124 persen. Peningkatan occupancy rate ini didorong, antara lain, relaksasi PPKM, kebijakan VoA bagi orang asing, dan sejumlah acara internasional yang digelar di Bali.
Pada periode Januari–Maret 2022, beberapa acara dan konferensi yang dilakukan di The Nusa Dua, antara lain, Goldcoin Conference, COP-4 Minamata Convention on Mercury, dan 144th Assembly of The Inter Parliamentary Union (IPU) yang diikuti oleh lebih dari 1.000 orang.
Ke depan, beberapa acara terkait G20 juga telah terjadwal dilaksanakan di kawasan The Nusa Dua. Di antaranya , Konferensi Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) pada Mei 2022, Bali and Beyond Travel Fair 2022 pada Juni 2022, serta rangkaian event KTT G20 pada akhir 2022. Di luar agenda konferensi, Bali juga kembali menggelar festival untuk wisatawan umum.
Setidaknya, telah disusun agenda tujuh event budaya unggulan. Rinciannya, Bali Spirit Festival di Ubud, Kabupaten Gianyar (29 Mei–10 Juni 202); Pesta Kesenian Bali di Denpasar (12 Juni–10 Juli 2022); Ubud Village Jazz Festival (12–13 Agustus 2022); Sanur Village Festival di Sanur, Denpasar (19–21 Agustus 2022); Pemuteran Bay Festival di Buleleng (11–13 November 2022); Denpasar Festival (akhir November–24 Desember 2022) serta Penglipuran Village Festival di Kabupaten Bangli (7–10 Desember 2022).
Banyak agenda menarik yang menanti wisatawan di Bali di sepanjang 2022. Namun dalam suasana lebaran di 2022 ini, Bali tetap bisa menjadi pilihan bagi mereka yang ingin menikmati wisata liburan, tanpa harus berdesak-desak dan macet di sepanjang jalan, seperti yang kemungkinan akan terjadi di Jawa, sebagian destinasi di Sumatra, dan Sulawesi Selatan. Akomodasi di Bali sangat mencukupi. (***)
Indonesia.go.id