Hentikan Konflik di Gaza, OKI dan Liga Arab Minta PBB Keluarkan Resolusi Tegas

Pingintau.id – Supaya konflik seperti di Gaza tidak berkepanjangan maka PBB perlu mengeluarkan solusi yang tegas.

Menteri Luar Negeri (Menlu) RI, Retno Marsudi, menyatakan Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dan Liga Arab meminta Dewan Keamanan (DK) PBB mengeluarkan resolusi tegas soal konflik Palestina-Israel agar konflik tidak berlarut.

“Yang kita sampaikan tentu harapan kita kepada UNSC (United Nations Security Council/DK PBB), sudah ada resolusi-resolusi tetapi resolusinya itu belum komprehensif dan kita menyampaikan harapan kita kepada negara-negara P5 (anggota tetap DK PBB) untuk melakukan hal yang lebih karena situasi semakin memburuk,” kata Menlu Retno Marsudi melalui keterangan tertulisnya, di Diaoyutai State Guesthouse, Beijing, China seperti dilansir ANTARA, pada Senin (20/11/2023).

Menlu menyampaikan hal tersebut dalam acara pertemuan antara Menteri Luar Negeri China Wang Yi dengan utusan OKI dan Liga Arab.

Sebagaimana China adalah anggota Dewan Keamanan PBB dan pada November 2023 mendapat presidensi bergilir di badan PBB tersebut.

Dalam acara tersebut Retno hadir sebagai salah satu utusan dari negara-negara anggota OKI dan Liga Arab bersama Menlu Palestina Riyad Al-Maliki, Menlu Mesir Sameh Shoukry, Menlu Saudi Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud, Menlu China Wang Yi, Wakil Perdana Menteri yang juga Menlu Yordania Ayman Safadi dan Sekretaris Jenderal OKI Hissein Brahim Taha yang datang ke Beijing.

“Pertemuan ini adalah bagian dari implementasi resolusi yang keluar dari KTT OKI dan Liga Arab yang memberikan mandat kepada beberapa menteri luar negeri untuk menindaklanjuti atau mengupayakan mengatasi situasi di Gaza,” ujar Retno.

Setelah dari China, rencananya utusan OKI dan Liga Arab juga akan mendatangi negara-negara lainnya.

“Sasaran pertama adalah P5 (anggota tetap DK PBB), pertama ke China, kemudian kita ke Moskow, Inggris dan juga ke Prancis, tetapi dinamika jadwalnya masih terus diatur,” ungkap Retno.

Retno mengatakan kondisi di Gaza semakin memburuk sehingga perlu solusi tegas dari PBB.

“Tadi saya sampaikan juga bahwa hari ini saya mendapat informasi bahwa Rumah Sakit Indonesia sedang mengalami bombardment (pemboman) yang buruk. Oleh karena itu, kalau ini terus berlangsung maka dampaknya, akan unbearable (tak tertahankan),” ujar Retno.

Retno menyebutkan, China mendukung resolusi negara-negara OKI dan Liga Arab.

“Dan saya minta karena dia (China) mendukung, maka implementasinya pun kita minta dukungan dia,” tegas Retno.

Berdasarkan resolusi dari Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) luar biasa OKI di Riyadh, Arab Saudi pada 11 November 2023 yang memberi mandat kepada Arab Saudi, Yordania, Indonesia, Mesir, Qatar, Turki dan Nigeria untuk membantu memulai proses politik guna mewujudkan perdamaian antara Israel dan Palestina.

Resolusi tersebut berisi 31 pesan OKI yang bernada kuat dan keras untuk penghentian konflik Israel-Palestina di Gaza.

Selain mengecam kekejian Israel di Gaza, para pemimpin OKI termasuk Presiden RI Joko Widodo, juga mendesak Dewan Keamanan PBB untuk bertindak menghasilkan resolusi sehingga kekejaman dapat segera diakhiri, bantuan kemanusiaan dapat terus masuk, dan pentingnya mematuhi hukum internasional.

OKI turut mengecam pemindahan paksa 1,5 juta warga Palestina dari utara ke selatan Gaza, yang menurut Konvensi Jenewa ke-4 merupakan kejahatan perang.

Selanjutnya, OKI pun mendesak DK PBB untuk mengeluarkan resolusi guna mengecam perusakan rumah sakit di Gaza oleh Israel.

Sementara itu, Palestinian Central Bureau of Statistics (PCBS) menyatakan, sampai hari ke-44 perang, yakni Minggu (19/11/2023), jumlah total korban jiwa Palestina mencapai 13.216 orang.

PCBS mencatat 13.000 korban jiwa Palestina berada di Jalur Gaza, dan 216 korban jiwa di Tepi Barat.

Di sisi lain, menurut keterangan yang dihimpun United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA), sampai 19 November 2023 jumlah korban jiwa Israel mencapai 1.269 orang.

Seperti dilansir sejumlah sumber, Hamas-gerakan Islam dan nasionalisme Palestina yang menentang pendudukan Zionis- telah meluncurkan ribuan roket dari Jalur Gaza ke Israel dan melakukan serangan langsung ke beberapa lokasi di Israel , Sabtu (7/10/2023).

Hamas mengklaim, serangan dengan nama Operasi Badai Al Aqsa itu untuk mengakhiri pendudukan terakhir di bumi.

Serangan itu juga disebut balasan atas tindakan provokatif Israel di situs suci Yerusalem dan terhadap warga Palestina yang ditahan.

Sementara itu, Israel membalas serangan Hamas dengan melancarkan Operasi Pedang Besi. Operasi ini menargetkan infrastruktur Hamas di Jalur Gaza.

Gaza adalah wilayah Palestina yang pernah menjadi bagian dari Kekaisaran Ottoman, sebelum diduduki oleh Inggris dari 1918 hingga 1948, dan Mesir dari 1948 hingga 1967.(***)