Pingintau.id – Dalam upaya menciptakan sumber daya manusia (SDM) desa yang unggul dan inovatif, Universitas Sumatera Selatan (USS) menjalin kemitraan strategis dengan Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (APDESI) Sumsel. Kolaborasi ini diwujudkan melalui penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) yang digelar akhir pekan ini di Balai Desa Talang Balai, Kabupaten Muara Enim.
Program yang diinisiasi bersama ini mengusung tajuk “Sarjana Inovator Desa”—sebuah program pendidikan sarjana (S1) khusus bagi aparatur dan pengurus kelembagaan desa se-Sumatera Selatan, sekaligus menjadi bagian dari komitmen USS dalam menjalankan Tridarma Perguruan Tinggi, meliputi pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat desa.
Penandatanganan MoU dilakukan oleh Wakil Rektor II USS, Rabin Ibnu Zainal, S.E., M.Sc., Ph.D, mewakili Rektor USS, serta Ketua APDESI Sumsel, Mulyanto, S.Ag, yang juga menjabat sebagai Kepala Desa Talang Balai.
“Program ini bukan hanya soal pendidikan, tapi juga soal membangun masa depan desa. Melalui Sarjana Inovator Desa, kita ingin mencetak kader-kader desa yang cerdas, inovatif, dan siap memimpin pembangunan berbasis lokal,” ujar Rabin Ibnu Zainal usai penandatanganan.
Acara penandatanganan disaksikan langsung oleh tokoh-tokoh penting, termasuk Anggota DPR RI Komisi II, Dr. H. Giri Ramanda N. Kiemas, M.M, Ketua Komisi II DPRD Provinsi Sumsel, Ayu Nur Suri, S.E., M.M, dan Anggota DPRD Kabupaten Muara Enim, Mukarto, S.H. Hadir pula dari jajaran USS, Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPMA) Budi Fachrudin, S.P., M.Si, serta dosen Teuku M Haqiqi dan Ismail, S.P., M.Si.
Program ini juga diharapkan menjadi model replikasi nasional dalam penguatan kapasitas aparatur desa, menjadikan desa sebagai pusat inovasi dan kemajuan.
“Desa adalah tulang punggung Indonesia. Jika ingin Indonesia maju, maka majukanlah desanya terlebih dahulu,” tegas Mulyanto, Ketua APDESI Sumsel.
Melalui program ini, USS dan APDESI berkomitmen untuk membuka akses pendidikan tinggi yang lebih luas bagi aparatur desa, sehingga lahir SDM desa yang tidak hanya memahami teori, tapi juga mampu menciptakan solusi nyata di lapangan.(***)