Agar Usia Lanjut Tetap Sehat & Produktif, BRIN Lakukan Ini

 

Pingintau.id, Upaya menjamin pemeliharaan kesehatan bagi para lansia telah diatur dalam dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.

 

Tujuannya untuk menjaga agar para lansia tetap hidup sehat dan produktif secara sosial maupun ekonomis sesuai dengan martabat kemanusiaan.

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Pusat RisetBiomedis (PRB), Organisasi Riset Kesehatan (ORK)

 

ikut mendukung upaya pemerintah dengan mengedukasi masyarakat melalui kegiatan webinar dengan topik “Sehat Dan Prima di Usia Lanjut”, yang dilaksanakan pada Selasa, (23/08). Webinar ini menghadirkan narasumber Jiro Hasegawa Situmorang peneliti PRB BRIN, Reza Yuridian peneliti Pusat Riset Kedokteran Preklinis dan Klinis (PRKPK) BRIN, Yuli Widiyastuti Profesor Riset dan Peneliti Pusat Riset Bahan Baku Obat dan Obat Tradisional (PRB2O2T) BRIN, serta Boyke Dian Nugraha, praktisi dan konsultan seksologi, dengan moderator Hasta Handayani Idrus peneliti PRB BRIN.

Kepala ORK BRIN, NLP Indi Dharmayanti dalam sambutannya menjelaskan tentang pentingnya tema webinar untuk diangkat karena usia harapan hidup penduduk Indonesia saat ini semakin meningkat. “Mengacu pada data BPS kita akan menuju aging population/aging society pada tahun 2045 yang akan diikuti dengan peningkatan penyakit tidak menular baik itu degeneratif, gangguang metabolisme, kondisi penuaan lainnya atau masalah seksualitas,” ucapnya.

“Kami di Organisasi Riset Kesehatan BRIN menggagap isu mengenai aging population ini merupakan hal penting, oleh karena itu kami melakukan riset terkait aging dan juga mendiseminasikan pengetahuan kami kepada masyarakat salah satunya melalui webinar ini. Kami berharap penduduk Indonesia dapat melewati proses penuaan dengan tetap sehat secara fisik, sosial dan jiwa sehingga dapat sejahtera sepanjang hidup,” tutur Indi.

Jiro Hasegawa Situmorang dalam paparannya menjelaskan puasa untuk melawan penuaan dan penyakit degeneratif. Puasa yang terbagi menjadi dua yaitu pertama, puasa berkala contohnya puasa agama, warrior diet dan OCD dan yang kedua, puasa nutrisi contohnya puasa kalori, puasa rendah karbohidrat, puasa rendah lemak dan ketogenic diet.

“Puasa dapat menginduksi autofagi yang artinya memakan dirinya sendiri, jadi sel kita memakan dirinya sendiri. Proses autofagi dibagi menjadi empat tahap yaitu sequestration, transport to a lysosome, degradation dan utilization of degradation products,” jelasnya.

Sebuah studi menunjukkan bahwa jika manusia empat hari puasa berkala maka kadar Brain Derived Neurotropic Factor (BDNF) meningkat yang berfungsi dapat meningkatkan aliran darah ke otak, meningkatkan volume hippocampal, meningkatkan fungsi koginitif di otak dan pembentukan saraf baru. Sedangkan jika manusia 8 minggu puasa kalori dan berkala, tes kognitif pada manusia meningkat yang diakibatkan oleh peningkatan konsentrasi BDNF darah dan otaknya.

Sementara itu, Reza Yuridian menjelaskan tentang stem cell yaitu sel yang berbasis dari sel kita sendiri yang bisa berubah menjadi sel apapun. Sumber stem cell dari badan kita sebagian sudah diresmikan untuk banking cell yaitu dari tali pusat bayi, sumsum tulang dan dari limbah lemak atau liposuction yang dipergunakan oleh dokter spesialis kulit.

“Cara mempertahankan kondisi stem cell agar tidak mudah aging salah satunya adalah yang kami teliti dengan melakukan Health Analyzing Physical Activity  ternyata yang rutin berolahraga jumlah stem cell nya lebih banyak dan kualitasnya lebih bagus,” jelas Reza.

Sedangkan Yuli Widiyastuti memperkenalkan berbagai jenis biodiversitas nusantara khususnya obat untuk kesehatan di masa lansia. Salah satu upaya untuk anti aging adalah phytochemicals yang didalamnya terdapat berbagai jenis tanaman obat. Pemanfaatan jamu di masa lansia didominasi untuk keluhan-keluhan kesehatan yang umum misalnya pegal linu, sakit perut, batuk, hipertensi dan nafsu makan.

“Biodiversitas tumbuhan obat di Indonesia masih sangat sedikit yang sudah dimanfaatkan. Baru 300 spesies yang digunakan sebagai bahan baku industri jamu. Jadi masih banyak pekerjaan rumah bagi peneliti-peneliti di bidang bahan obat alam untuk mengeksplorasi lebih lanjut kekayaan flora kita dalam bentuk sediaan-sediaan yang sophisticated yang bisa merambah ke pasar global,” ungkap Yuli.

Yuli mengungkapkan pula beberapa tanaman kategori adaptogenic misalnya kunyit yang bisa dikonsumsi setiap hari yang bermanfaat untuk anti-inflamasi, antioksidan, antikanker, antivirus, antimikroba, antiobesitas, dan lain sebagainya.

Begitu pula jahe yang cocok dikonsumsi di usia lanjut karena banyak manfaatnya untuk membantu meringankan berbagai keluhan kesehatan; sirih yang bermanfaat untuk sakit mata, batuk, mimisan, perawatan para-pasca melahirkan, demam, sakit gigi dan sebagainya; kelapa untuk cedera tulang, demam, sakit kulit dan sebagainya; kumis kucing pada lansia bermanfaat untuk menjaga kesehatan untuk buang air kecil dan menurunkan tekanan darah dan tanaman obat lain yang banyak manfaatnya.

“Cara menggunakan jamu yang tepat, efektif dan aman untuk mendukung kesehatan adalah tepat jenisnya, tepat dosisnya dan tepat waktu penggunaaan. Karena efek samping obat herbal relatif kecil jika digunakan secara tepat,” imbuh Yuli.

Narasumber terakhir Boyke Dian Nugraha berbicara mengenai seks di usia lansia. Angka perselingkuhan di usia 40 tahun ke atas cukup tinggi karena masalah seksual. Di Indonesia laki-laki usia 60 tahun keatas sebanyak 15% dan wanita sebanyak 66-70% menghentikan aktivitas seksual dikarenakan kekurangan keperkasaan dan wanita yang sudah mengalami menopause.

“Seks dapat membuat awet muda karena hormon endorfin yang dikeluarkan pada saat aktivitas seksual. Seks dibutuhkan agar memiliki jati diri. Dari hasil penelitian gairah seks pada wanita usia 20, 40 atau 60 tahun adalah sama,” jelas Boyke.

Pada lansia aktivitas seksual dipengaruhi oleh dua aspek yaitu aspek biologis dan aspek psikososial. Aspek biologis pada pria dan wanita ketika usia 60 tahun keatas sudah menurun karena menopause dan andropause, sedangkan aspek psikososial terjadi karena mitos ageism (kaku, membosankan, senile, ketinggalan zaman) dan menua seks berhenti (18% pria, 33% wanita).

“Solusi untuk pria adalah saling memahami pasangan, menerima segala perubahan, pola hidup sehat, rasa percaya diri, komunikasi intim, romantis, menyenangkan pasangan hidup dan terapi ahli. Solusi untuk wanita adalah terus aktif secara seksual, lakukan latihan kegel, luangkan waktu untuk diri anda, gaya hidup sehat, pertimbangan terapi penggantian hormon, gunakan lubrikan dan vitamin, makan produk kedelai,” pungkas Boyke .[***]

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *