Teknologi Pengindraan Jarak Jauh Dibutuhkan di PemkaB Hulu Sungai Tengah Kaltim, BRIN Lakukan Ini

Pingintau.id, Pemerintah kabupaten, pemerintah kota, dan Kementerian/Lembaga, kini Pemkab Hulu Sungai Tengah Provinsi Kalimantan Selatan, menyatakaan urgensinya, akan kebutuhan teknologi pengindraan jarak jauh, untuk pengembangan daerahnya. Setelah banjir bandang menerjang Hulu Sungai Tengah, diharapkan teknologi pengindraan jarak jauh dapat memberikan solusi melalui data pengindraan, untuk pembangunan dan tata kelola daerah.

 

Untuk itulah, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Deputi Bidang Pemanfaatan Riset dan Inovasi, menjalin kerja sama riset tentang Penelitian, pengembangan, Pengkajian, dan Penerapan serta Invensi dan Inovasi di Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Provinsi Kalimantan Selatan. Kerja sama ditandai dengan penandatanganan antara Plt. Deputi Bidang Pemanfaatan Riset dan Inovasi BRIN Hendrian, dengan Bupati Hulu Sungai Tengah Aulia Oktafiandi, di Jakarta pada Kamis (25/08).

 

Lindawati Wardani, Sekretaris Deputi Pemanfaatan Riset dan Inovasi BRIN, sangat mengapresiasi nota kesepakatan sinergi ini, yang bisa menjadi payung kerja sama dan turunannya. Jika di kemudian hari, ada kerja sama bidang-bidang lain yang akan dimanfaatkan. “BRIN itu seperti toserba, yang memiliki kepakaran ilmu dan teknologi, mulai dari ilmu sosial, humaniora, sains, sampai teknologi. Terdapat beragam bidang, berada dalam 12 Organisasi Riset, dan 85 Pusat Riset. Silahkan dilihat melalui website www.brin.go.id, atau sumber-sumber lainnya,” lanjut Linda.

Pada kesempatan yang sama, Bupati Hulu Sungai Tengah Aulia Oktafiandi menuturkan bahwa Hulu Sungai Tengah, adalah daerah multikultural, kaya dengan budaya, dan sebagian besar mengolah pertanian, serta perdagangan. Selain itu juga memiliki tempat strategis, sebagai pintu gerbang menuju Ibu Kota Negara (IKN).

“Saya berharap, dapat bekerja sama dengan BRIN, untuk memajukan daerah kami. Saat ini bila 2 jam hujan, terjadi banjir. Oleh sebab itu, kami menginginkan teknologi yang dapat memantau illegal logging, dan mining,” harapnya.

Rahmat Arief Plt. Kepala Pusat Riset Pengindraan Jarak Jauh BRIN mengutarakan, bahwa BRIN tidak sekedar memberikan data remote sensing. Pengumpulan data citra satelit, dalam rangka pengembangan tata ruang, dan pengembangan sumber daya manusia. “Hal ini sebagai salah satu upaya perbaikan, setelah musibah banjir bandang. Kemudian, untuk pengembangan daerah, sebagai daerah penyangga IKN,” ulasnya.

“Kami memberikan pelatihan, cara mengelola dan memahami data tersebut. Pemanfaatan teknologi pengindaan jauh dapat diaplikasikan, dan dimanfaatkan di bidang pertanian, sumber daya alam, lingkungan dan kebencanaan. Teknologi ini juga, dapat mendeteksi lingkungan rawan bencana, memprediksi, atau mendeteksi lahan kering,” tutur Rahmat.

Terkait dengan pengembangan keekonomian, Koordinator Pemanfaatan Riset dan Inovasi pada Kementrian/Lembaga Zulfan Adrinaldi, menawarkan skema pengembangan UMKM yang dimiliki BRIN. Ada juga katalog bimtek mitigasi bencana, dalam diskusi teknis.

Nota kesepakan sinergisitas ini, berlangsung selama 2 tahun. Sebagai output, adalah Pengumpulan Data Citra Satelit Resolusi Tinggi, terdiri dari: data citra satelit landsat, spot 7, Plades,  GeoEye, Ikonos Sentinel dan Modis. Nota kesepakan sinergisitas, juga dilakukan  berdasarkan kedudukan, dan kewenangan masing-masing.

Ruang lingkupnya, meliputi: bimbingan teknis dan supervisi, pelaksanaan sosialisasi, edukasi, pengembangan SDM. Kemudian, pertukaran data dan informasi, pelaksanaan koordinasi, fasilitasi, serta pengawasan penyelenggaraan riset dan inovasi daerah. Selanjutnya, penggunaan bersama sarana dan prasarana yang dimiliki para pihak.[***]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *