Pingintau.id, Jakarta, Deputi Rehabilitasi BNN RI, Dra. Riza Sarasvita.,M.Si.,MHS.,Ph.D. memberikan pembekalan materi dalam kegiatan Pelatihan Asesor Penyalah Guna Narkoba Bagi Tenaga Medis dan Paramedis di Lingkungan Polri TA 2022, di Hotel Best Western, Jakarta, pada Senin (25/7).
Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari kerja sama antara BNN RI dengan Polri dalam upaya penanganan penyalah guna narkoba. Oleh karena itulah, Deputi Rehabilitasi memberikan apresiasi pada Pusat Kedokteran dan Kesehatan (Pusdokkes) Polri yang telah cepat tanggap dengan menggelar kegiatan pelatihan tersebut.
Menurut Deputi Rehabilitasi, salah satu poin penting dari kerja sama antara BNN RI dengan Polri khususnya antara Deputi Bidang Rehabilitasi dengan Bareskrim adalah peningkatan kemampuan tenaga medis. Hal ini sangat penting, karena di masa mendatang, tenaga medis Polri akan sangat dibutuhkan dalam melaksanakan rehabilitasi melalui Tim Asesmen Terpadu (TAT).
“Saat ini tim medis sangat terbatas di Indonesia, karena itulah nanti akan dibantu oleh tim dari Pusdokkes agar bisa membantu penempatan rehabilitasi sesuai dengan kondisi, barang bukti, dan kondisi fisik dan psikisnya,” imbuh Deputi Rehabilitasi.
Kepada 31 peserta kegiatan (21 dokter Polri dan 9 PNS Polri) yang berasal dari 12 Biddokes dan 18 RS Bhayangkara, Deputi Rehabilitasi memberikan motivasi dan semangat dalam rangka pelaksanaan tugas penanganan penyalah guna narkoba.
Di samping itu, Deputi Rehabilitasi menyampaikan pentingnya pendalaman ilmu tentang rehabilitasi sehingga nantinya bisa lebih terampil dalam menangani para penyalah guna narkoba.
Menurut Deputi Rehabilitasi, peluang beasiswa luar negeri yang bergengsi dan pelatihan-pelatihan tentang rehabilitasi di dalam negeri begitu terbuka , sehingga diharapkan para tenaga medis ini dapat mengambil kesempatan itu untuk meningkatkan keilmuannya.
Terkait dengan pelatihan ini, Deputi Rehabilitasi berharap dapat ditindaklanjuti dengan program berbasis bukti. Di masa mendatang, pihaknya berencana untuk meluncurkan modul baru yang bisa diterapkan di RS Bhayangkara yang berada di bawah Pusdokkes, sehingga para petugas medis di Polri semakin terampil dalam menangani penyalah guna narkoba.
Ketika ditanyakan tentang potensi peran para tenaga medis di Polri terkait dengan program Intervensi Berbasis Masyarkat (IBM), Deputi Rehabilitasi menjelaskan bahwa mereka menjadi supervisor klinis.
“Kita sudah punya IBM, dan kerja sama antara Pusdokkes Polri dengan IBM bisa diwujudkan dalam supervisi klinis sebagaimana juga dilakukan oleh teman-teman dokter dari klinik BNNP/BNNK, sehingga banyak tenaga medis kita, yang bisa membantu masyarakat untuk menjalankan program terhadap penyalah guna yang baru dalam tahap ringan sampai dengan sedang sehingga tidak sampai kecanduan, Kita cegah supaya tidak terjadi kecanduan,” pungkas Deputi Rehabilitasi.
Sementara itu, Sekretaris Pusdokkes Polri Brigjen Pol. dr. Didiet Setoboedi, Sp.THT-KL, DFM menitipkan pesan pada seluruh peserta kegiatan agar tetap lurus dalam melaksanakan tugas, dan konsisten dalam menyerap semua materi pelatihan dalam lima hari ke depan.
Menutup pernyataannya, Sespusdokkes mengimbau para penyalah guna narkoba untuk berani melaporkan diri ke Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) sehingga dapat ditangani dengan cepat melalui layanan rehabilitasi.[***]