Pingintau.id, Jakarta- “Mulai tahun 2022 sampai tahun 2027, setidaknya terdapat 100 mahasiswa S3 nuklir akan dididik tentang teknologi reaktor dan akselerator, serta aplikasinya. Baik di dalam, maupun luar negeri,” ungkap Plt. Direktur Pengembangan Kompetensi Sumber Daya Manusia Iptek BRIN, Sudi Ariyanto saat membuka acara di Kawasan Sains dan Teknologi Serpong, Tangerang Selatan, Senin (06/09).
BRIN tahun 2020 – 2021, tambahnya sebagai lembaga pemerintahan baru di bawah Presiden Republik Indonesia, bertugas melaksanakan penelitian, pengembangan, pengkajian dan penerapan terpadu, invensi dan inovasi, serta pengelolaan nuklir dan antariksa. BRIN menetapkan 3 arah dan 7 target.
“Ketiga arah tersebut meliputi, pertama, mengintegrasikan sumber daya iptek, yaitu sumber daya manusia, infrastruktur, dan anggaran. Kedua, menciptakan ekosistem riset sesuai standar global yang inklusif dan kolaboratif bagi semua pihak, terutama akademisi, industri, komunitas, dan pemerintah. Ketiga, meletakkan fondasi ekonomi berbasis riset yang kuat dan berkesinambungan, dengan berfokus pada digital economy, green economy, dan blue economy,” katanya.
Lebih rinci Sudi menjelaskan 7 target BRIN yaitu, mengintegrasikan lembaga riset pemerintah. Melakukan transformasi proses bisnis dan manajemen riset, refocusing pada riset yang meningkatkan nilai tambah ekonomi. Indonesia sebagai pusat penelitian berbasis sumber daya alam dan keanekaragaman lokal. “Fasilitasi dan enabler industri nasional yang melakukan pengembangan produk berbasis riset, menjadi platform penciptaan sdm unggul di setiap bidang keilmuan dan entrepeneur berbasis inovasi iptek. Meningkatkan dampak ekonomi langsung dari berbagai aktivitas riset,” paparnya.
Dirinya menambahkan, sebagai dasar dari capacity building di bidang iptek nuklir, membutuhkan lebih banyak talenta muda, yang akan melakukan penelitian dan inovasi, terutama di bidang teknologi dan aplikasi nuklir.
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Direktorat Pengembangan Kompetensi, bekerja sama dengan International Atomic Energy Agency (IAEA) menyelenggarakan workshop Knowledge Management Assist Visit (KMAV), mengusung tema KMAV Expert Mission Level 3 on the Practices of Knowledge Management and Human Resources Development. “Knowledge Management Assist Visit, merupakan kegiatan yang telah diimplementasikan oleh BATAN sejak tahun 2015.
Seiring pengintegrasian beberapa entitas riset menjadi BRIN, yang menaungi semua riset aspek keilmuan, agar dapat diperluas ke bidang keilmuan lainnya,” kata Kepala Pusat Riset Teknologi Radioisotop, Radiofarmaka, dan Biodosimetri (PRTRRB) BRIN Tita Puspitasari,
Dengan memperluas lingkup keilmuan, program KMAV dapat diadopsi dalam manajemen pengetahuan, sehingga knowledge gap dan knowledge loss dapat dikurangi, atau dihindari. Kegiatan ini, dapat mendukung preservasi pengetahuan,” imbuhnya.
Memperluas dan memperkuat laboratorium pengajaran nuklir, atau kurikulum industri di Politeknik Teknologi Nuklir Indonesia pada jenjang Diploma/Sarjana hingga Magister, dan bekerja sama dengan universitas lain. Kemudian, program mobilitas bagi peneliti, dosen dan mahasiswa, tersedia dan terbuka untuk seluruh lapisan masyarakat.[***]