Pingintau.id, – Aremania menyempatkan diri untuk bertemu dengan Ketua Umum PSSI Erick Thohir saat berkunjung ke Malang pada Jumat siang (3/3/2023). Dalam pertemuan itu, Aremania menyampaikan uneg-unegnya.
Pertemuan yang digelar di salah satu resto yang terletak di Jalan Bandung, Kota Malang itu berlangsung dengan cukup akrab. Perwakilan Aremania yang berjumlah sekitar 20 orang diberikan kesempatan melakukan sesi tanya jawab.
Ahmad Ghozali, salah satu perwakilan Aremania berharap peran besar Erick Thohir baik selaku ketum PSSI maupun Menteri BUMN untuk menuntaskan persoalan-persoalan menyangkut korban tragedi Kanjuruhan. Salah satunya adalah penanganan trauma atas insiden tersebut.
“Kami di sini menyampaikan banyak hal kepada Pak Ketum, berkaitan dengan penanganan trauma atas insiden Kanjuruhan yang dirasakan sangat berat. Kami berharap program trauma healing bisa dituntaskan. Ini penting, karena berkaitan dengan kondisi psikis dan tentunya sepakbola kedepannya,” ungkap Ahmad.
Pertanyaan Ahmad tadi langsung ditanggapi oleh Erick Thohir. Sebelum menjabat sebagai Ketua Umum PSSI, Erick mengungkapkan sudah memberikan perhatian khusus kepada 135 korban jiwa dengan menggelar event untuk santunan kepada keluarga korban.
“Sebelum jadi Ketum PSSI saya sudah bikin acara, mustinya bisa disalurkan dananya. ada 135 datanya. kemarin sudah beri santunan kita siapkan dokter keliling untuk ringankan beban. Nanti bisa dipastikan untuk kirim surat kepada saya, program trauma healing seperti apa yang diharapkan,” ungkapnya.
Hal lainnya Aremania juga berharap renovasi Stadion Kanjuruhan bisa dipercepat, mengingat tim Singo Edan harus mempersiapkan homebase untuk kompetisi musim depan. “Saya sekadar menyampaikan saran, untuk percepatan renovasi Stadion Kanjuruhan, agar aktivitas sepakbola di Malang kembali normal,” ungkap Aremania lainnya, Yonesa Murlian Permadansah.
Dalam kesempatan itu, Erick Thohir juga memberikan masukan kepada Aremania dan manajemen Arema FC yang turut hadir yakni pemilik saham mayoritas PT Arema Aremania Bersatu Berprestasi Indonesia (PT AABBI), Iwan Budianto terkait pengelolaan tiket agar menggunakan sistem berbasis data.
Hal itu untuk mengidentifikasi siapa-siapa yang membeli tiket. “Kalau di Eropa, ketika ada pelemparan suporter (individu) bisa di black list, karena menggunakan sistem. Jadi klub dan suporter harus diuntungkan,” papar Eric Thohir.
Selain membahas terkait internal Arema FC dan Aremania, Erick Thohir juga menyampaikan gagasan mengenai jambore suporter Indonesia yang akan digelar.
Setelah bertemu Aremania di Malang, Ketua Umum PSSI Erick Thohir menemui beberapa tokoh Bonek di Surabaya, Jumat malam (3/3). Kegiatan ini dilakukan jelang PSSI menggelar sarasehan sepakbola dengan Klub Liga 1 dan 2 juga bertempat di Surabaya, Sabtu (4/3).
Dalam pertemuan santai dengan Bonek itu, banyak didiskusikan berbagai hal. Salah satunya terkait kepemimpinan wasit. Itu sebabnya Erick menjanjikan, nanti tidak ada Exco PSSI yang akan menjabat sebagai Koordinator Komite Wasit.
”Karena itu bagian penting dari transformasi sepakbola yang kita janjikan selama ini,” ujarnya.
Erick pun bersama dengan Exco PSSI akan mendata wasit-wasit yang akan memimpin kompetisi Liga 1 dan 2. Ini penting dilakukan karena PSSI ingin memberikan kesempatan seadil-adilnya kepada wasit yang akan memimpin laga.
Tak hanya itu, PSSI juga akan menyediakan asuransi agar wasit bisa bekerja dengan tenang. Selain itu, dia juga akan mempertegas soal ‘rule of the game’ dengan PT Liga Indonesia Baru.
Erick juga sudah bicara dengan FIFA terkait niat tulus PSSI untuk membawa sepakbola ke depannya bisa lebih baik lagi.
”FIFA akan berikan kami alat untuk mendeteksi mereka yang terindikasi main-main dalam pertandingan. Ada alatnya. Saya akan tahu siapa saja melalui alat itu,” ungkapnya.
”Jadi kalau ditanya optimistis, saya optimistis. Karena pemerintah, FIFA, dan suporter ada di belakang saya,” tutupnya.[***]