Pingintau.id, Satgas Pangan Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah mewaspadai adanya dugaan penimbunan minyak goreng (mireg) berskala rumah tangga jelang bulan Ramadhan 1443 Hijriah.
Menurut satgas pangan Polda Sulteng yang juga Kepala Unit I Industri dan Perdagangan (Kanit Indag) Ditreskrimsus Polda Sulteng, AKP Dirham mengatakan kondisi saat ini membuat aksi penimbunan tidak hanya berpotensi di kalangan pedagang melainkan juga dalam skala rumah tangga.
“Fokus pengawasan kita juga terhadap individu yang terindikasi melakukan penimbunan dalam skala rumah tangga, karena potensinya cukup mengkhawatirkan di saat kondisi seperti ini kita juga akan menyambut bulan Ramadhan,” ujar Ditreskrimsus Polda Sulteng, Minggu (6/3/22).
Beliau menjelaskan sejak adanya upaya penekanan satu harga terhadap kebutuhan dasar rumah tangga dalam hal ini minyak goreng, pihaknya telah memperhitungkan dampak tersebut.
Sebab, secara umum tingkat penggunaan minyak goreng dalam skala rumah tangga di Sulteng masih terbilang tinggi hingga saat ini. Semakin tinggi dengan hadirnya pedagang-pedagang usaha mikro kecil menengah.
“Jadi jangan percaya hoax kalau ada yang bilang jelang puasa minyak goreng akan langka itu tidak benar, pasti pemerintah mengupayakan untuk tetap menjaga kebutuhan dasar masyarakatnya,” jelas Ditreskrimsus Polda Sulteng.
Terpisah, Pelaksana Tugas Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sulteng, Dony Iwan Setiawan memastikan bahwa stock ketersediaan minyak goreng tercukupi jelang menyambut bulan ramadhan, April mendatang.
“Kita sudah koordinasi, dan tim pemantau dari Kementerian Perindustrian dan Perdagangan itu akan turun lagi memantau secara langsung sehingga memang betul-betul ketersediaan ini bisa dipastikan aman hingga menjelang puasa nanti,” ungkap Dony kepada.
Dony mengatakan jatah 293 ton minyak goreng bagi Sulteng merupakan intervensi tambahan yang dilakukan pemerintah pusat melalui PT. Multi Nabati Sulawesi, PT. Sinar Mas Agro Resources dan Technology Tbk serta PT. Wilmar Nabati Indonesia.
Ketiga produsen raksasa itu melakukan intervensi melalui pendistribusian terhadap distributor-distributor yang ada di empat titik, Kota Palu, Kabupaten Toli-toli, Poso dan Banggai (Luwuk).
“Titik dari Kota Palu mencakup Sigi, Donggala dan Parimo, titik Toli-toli mencakup Kabupaten Buol, titik Poso mencakup Tentena, Tojo Una-una juga Morowali Utara, dan Morowali, titik yang ada di Banggai meliputi Banggai bersaudara, dan pendistribusian ini sudah sedang berjalan,” jelas Dony.
Karena itu, beliau meminta agar masyarakat bijaksana dalam menyikapi kondisi ketersediaan minyak goreng yang ada di pasar, maupun tempat-tempat perbelanjaan saat ini.
“Berapapun banyaknya pasokan minyak goreng yang masuk, kalau masyarakat juga belum bijaksana misalnya langsung memborong untuk kebutuhan 2 atau 3 bulan bahaya juga tidak akan pernah cukup pasokan kota, sehingga kita mengedukasi terus agar membeli sesuai kebutuhan,” ujar Dony.[***]