Pingintau.id, Banyuwangi- Sebanyk 1.078 orang peserta yang berasal dari 34 provinsi di Indonesia ikut belajar Pembuatan Dimsum Gyoza Ikan yang terlaksana secara hybrid mendukung realisasi program prioritas Kampung Nelayan Maju (Kalaju).
Pelatihan diversifikasi produk perikanan untuk masyarakat KP itu dilaksanakan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) kemarin. Kegiatan ini melibatkan pengolah dan pemasar ikan dari Kabupaten Banyuwangi.
Sejumlah peserta Pembuatan Dimsum Gyoza Ikan tersebut adalah sasaran khusus untuk mendukung salah satu Kalaju yang berada di Kabupaten Banyuwangi, tepatnya di Dusun Palurejo, Desa Tembokrejo, Muncar. Para peserta langsung mendapatkan materi dari Instruktur Bidang Pengolahan Ikan Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BPPP) Banyuwangi.
“Pada tahun 2022, KKP telah menetapkan salah satu lokasi Kampung Nelayan Maju berada di Kabupaten Banyuwangi. Dalam rangka mendukung hal tersebut, BRSDM terus berupaya meningkatkan kompetensi masyarakat dari hulu ke hilir melalui beragam pelatihan KP,” ucap Kepala BRSDM, I Nyoman Radiarta.
Pihaknya pun menegaskan, melalui diseminasi pelatihan Dimsum Gyoza Ikan tersebut, masyarakat perikanan juga akan senantiasa didampingi dan dibina penyuluh perikanan.
Harapannya, pelatihan Dimsum Gyoza Ikan akan menambah pengetahuan dan kompetensi masyarakat dalam usaha olahan ikan di lokasi masing-masing.
Sementara itu Kepala Pusat Pelatihan dan Penyuluhan Kelautan dan Perikanan (Puslatluh KP), Lilly Aprilya Pregiwati, menerangkan alasan pemilihan pelatihan pembuatan gyoza ikan, dikarenakan melihat peluang besar akan produk tersebut, mengingat gyoza tengah menjadi hidangan populer dan disukai oleh berbagai kalangan usia.
“Beberapa tahun belakangan ini menyantap gyoza menjadi populer di kalangan masyarakat karena keunikan gyoza yang memiliki tekstur lembut dan renyah dengan rasa yang gurih. Menu tersebut mudah untuk ditemui pada restoran dimsum ataupun restoran asia. Biasanya gyoza dibuat dari adonan gulung tipis yang diisi dengan daging giling dan sayuran, yang kemudian dapat direbus, dikukus atau digoreng, dan disajikan panas dengan sedikit cuka dan minyak wijen atau dalam sup. Dengan adanya varian gyoza ikan tentu dapat menarik minat masyarakat luas, terlebih ikan memiliki kadar protein yang tinggi,” terang Lilly.
Hal senada disampaikan Ila Radiarta Kepala Dharma Wanita Persatuan (DWP) BRSDM. Menurutnya, topik pelatihan ini sangat menarik karena kuliner asal Tiongkok ini sudah mendunia dan populer di Indonesia.
“Saya yakin dari segi kuliner, sajian ini tentu dapat dikreasikan dengan produk perikanan Indonesia. Melalui pelatihan ini saya harap para peserta terutama dari kalangan ibu rumah tangga untuk membangun kebiasaan makan ikan dalam keluarga. Pintu awal pengenalan Gemarikan (Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan) dan perilaku makan ikan tentu dimulai dari rumah. Kalau sedang berbelanja, jangan lupa untuk membeli produk hasil perikanan dari para pengolah seperti ini,” harap Ila.
Pelatihan ini turut mendapat apresiasi Ketua Kelompok Pengolah dan Pemasar Ikan (Poklahsar) Mumbay Bahari dari Muncar, Kab. Banyuwangi, Rohmatul Fuad. Pihaknya menerangkan bahwa instruktur pelatihan sangat jelas dan ramah dalam menyampaikan materi.[***]