Kamu Sering Kencing, Nah Ini Cara Mengatasinya

Pingintau.id – Bila sering kencing apalagi malam hari memang membuat diri kita menjadi repot karena akan selalu pergi ke kamar kecil.

Sebenarnya frekuensi atau tingkat sering buang air kecil setiap orang tentu berbeda-beda setiap harinya.

Hal tersebut memang bergantung pada banyaknya asupan cairan dan kinerja organ ginjal dalam mengolah kelebihannya.

Untuk normalnya, frekuensi buang air kecil berkisar antara 6 hingga 8 kali dalam waktu 24 jam.

Namun jika kamu minum terlalu banyak, terutama sebelum tidur malam, atau mendapat asupan kafein, tentu frekuensi berkemih akan mengalami peningkatan.

Jadi Apa Penyebab Sering Buang Air Kecil?

Walaupun demikian, kalau kamu tidak banyak minum atau tidak mendapat asupan kafein, tetapi frekuensi berkemih berkurang, ini dapat menjadi indikasi masalah kesehatan.

Berikut ini beberapa kondisi yang menjadi penyebab sering buang air kecil:

1. Infeksi saluran kemih (ISK)
Menurut buku berjudul Urinary Tract Infection oleh StatPearls Publishing (2023), infeksi saluran kemih adalah masalah kesehatan yang paling sering memengaruhi frekuensi buang air kecil pada seseorang.

Penyakit ini paling sering terjadi pada orang berusia 16 sampai 35 tahun, dengan 10 persen wanita terkena infeksi berulang dan lebih dari 40 persen hingga 60 persen mengalami infeksi setidaknya sekali dalam hidup mereka.

Selain itu, kekambuhan juga sering terjadi, dengan hampir setengah pengidapnya mengalami gangguan sebanyak dua kali dalam satu tahun. Masalah kesehatan ini memicu peningkatan frekuensi buang air kecil bersamaan dengan penurunan volume urine.

2. Kandung kemih overaktif
Sering buang air kecil juga bisa menjadi tanda kandungan kemih overaktif atau overactive bladder. Penyebabnya adalah kandung kemih yang berkontraksi berlebihan, meski belum penuh dengan urine. Biasanya, gejala dari masalah kesehatan ini terjadi secara tiba-tiba.

3. Sering buang air kecil gejala diabetes
Tak banyak yang menyadari bahwa peningkatan frekuensi buang air kecil juga menjadi gejala awal dari diabetes. Gangguan ini terjadi karena tubuh berusaha mengeluarkan kelebihan glukosa dalam bentuk urine.

Kamu bisa membaca artikel Sering Buang Air Kecil Tanda Terkena Diabetes untuk mendapatkan informasi yang lebih lengkap. Namun, pastinya perlu ada pemeriksaan medis pendukung untuk menguatkan diagnosis.

4. Batu ginjal
Sering buang air kecil pun menjadi gejala utama dari penyakit batu ginjal. Selain itu, penyakit ini juga muncul dengan gejala berupa mual, muntah, sakit perut bagian bawah, dan perubahan warna urine menjadi lebih keruh. Bahkan, pengidap juga terkadang mengalami kencing berdarah.

5. Kehamilan
Ibu hamil, terutama pada trimester akhir tentu akan sering mengalami buang air kecil. Kondisi ini terjadi karena kepala bayi sudah memasuki panggul dan menekan kandung kemih.

Kamu bisa membaca artikel Ketahui Penyebab Sering Buang Air Kecil saat Hamil untuk mengetahui penyebabnya lebih lengkap. Selain itu, ibu hamil pada trimester akhir juga mengalami nyeri punggung, sembelit, sulit tidur, dan mudah merasa lelah.

6. Infeksi ginjal
Infeksi ginjal terjadi akibat bakteri penyebab infeksi kandung kemih sudah masuk ke dalam ginjal. Selain sering buang air kecil, gejala gangguan kesehatan ini juga berupa demam, nyeri punggung, dan nyeri ketika buang air kecil.

7. Sering buang air kecil gejala gangguan prostat
Gangguan prostat dapat menekan uretra dan saluran kemih. Dampaknya, dinding kandung kemih menjadi lebih sensitif. Kelainan ini mengakibatkan kandung kemih berkontraksi, sehingga pengidapnya menjadi sering berkemih.

8. Efek obat-obatan diuretik
Obat-obatan yang bersifat diuretik memiliki fungsi mengeluarkan garam dan cairan berlebih dalam tubuh. Inilah sebabnya, mengonsumsi jenis obat golongan ini dapat meningkatkan frekuensi buang air kecil.

9. Divertikulitis
Studi berjudul A rare case of acute urinary bladder diverticulitis mimicking acute appendicitis, dalam American Journal of Case Reports menyebutkan bahwa divertikulitis kandung kemih merupakan suatu kondisi medis yang sangat langka.

Penyakit ini tak hanya membuat pengidapnya menjadi sering buang air kecil, tapi juga berhubungan dengan perdarahan per dubur yang terlihat dengan divertikulitis kolon. Dampaknya, masalah kesehatan ini bisa berujung pada terjadinya hematuria atau kencing berdarah.

10. Vaginitis
Vaginitis adalah peradangan pada vagina yang muncul dengan gejala sering buang air besar. Selain itu, gejala lainnya berupa gatal pada kemaluan, keputihan dengan tekstur yang kental, berwarna putih atau kehijauan, dan berbau busuk. Kamu bisa mengetahui apa saja penyebab kelainan medis ini melalui artikel 5 Penyebab Vaginitis yang Harus Diperhatikan.

Bagaimana Cara Mengatasi Sering Buang Air Kecil?
Penanganan sering buang air kecil tentu harus sesuai dengan kondisi yang menjadi penyebabnya. Inilah sebabnya, kamu perlu melakukan pemeriksaan ke dokter untuk bisa memastikan penyebab masalah kesehatan tersebut.

Tidak hanya diri sendiri, pemeriksaan juga perlu kamu lakukan untuk orang tua. Ini terutama untuk kelompok orang yang berusia lebih dari 40 tahun yang memang sangat rentan mengalami berbagai masalah kesehatan kronis, seperti diabetes atau prostat.

Guna mendapatkan diagnosis yang akurat, dokter perlu melakukan wawancara terkait riwayat kesehatan dan melakukan pemeriksaan fisik. Jika memang perlu, dokter juga bisa melakukan beberapa pemeriksaan penunjang. Jika dokter telah mengetahui apa yang menjadi penyebabnya, kamu bisa mendapat penanganan yang tepat.

Misalnya, sering buang air kecil yang terjadi karena infeksi saluran kemih bisa membaik dengan obat antibiotik. Sementara itu, peningkatan frekuensi berkemih karena kondisi kandung kemih overaktif bisa berkurang dengan tindakan berikut:

1. Menghindari pemicunya
Penelitian berjudul Impact of smoking habit on overactive bladder symptoms and incontinence in women dalam International Journal of Urology mengatakan, kebiasaan merokok jadi salah satu pemicu sering buang air kecil. Baik perokok maupun orang yang pernah merokok menunjukkan peningkatan prevalensi inkontinensia urine ketimabang kelompok orang bukan perokok.

2. Bergerak aktif
Cara mengatasi sering buang air kecil juga bisa dengan aktif bergerak. Sebab, malas gerak berkaitan dengan obesitas atau kelebihan berat badan. Bobot tubuh yang berlebihan berpotensi melemahkan otot yang menopang kandung kemih. Dampaknya, terjadi peningkatan frekuensi buang air kecil.

3. Senam kegel
Latihan kegel adalah salah satu cara alami untuk menurunkan frekuensi berkemih. Gerakan sederhananya dapat membantu mengatasi gangguan, terlepas dari usia dan penyebab dari penyakit, terutama pada orang tua.

Studi dalam The 3rd Joint International Conference (JIC) menyebutkan, sebanyak 95.5 persen orang dengan gangguan kesehatan mengalami penurunan frekuensi buang air kecil setelah melakukan senam kegel.

Dalam mengatasi gangguan, senam kegel mampu meningkatkan sekaligus memperkuat kemampuan otot dasar panggul. Langkah ini dapat melatih otot kandung kemih dan menurunkan potensi sering buang air kecil.

Pertama-tama, berbaring pada atas matras atau kasur. Kencangkan otot panggul dan tahan selama 5 hingga 10 detik, kemudian kendurkan. Lakukan cara ini sebanyak 10 kali dalam sehari.

4. Mengatur pola makan
Makanan yang mengandung kafein, pemanis buatan, dan makanan pedas dapat memicu peningkatan keinginan untuk berkemih atau bersifat diuretik. Sebagai gantinya, kamu bisa mengonsumsi makanan tinggi serat, seperti sayur dan buah serta memenuhi asupan cairan tubuh.

Namun, sebaiknya hindari terlalu banyak minum pada malam hari sebelum tidur. Cara mengatasi sering buang air kecil juga bisa dengan membatasi asupan garam. Sebab, garam dapat meningkatkan volume cairan dalam pembuluh darah.

Ketika jumlahnya naik, maka ginjal harus menyaring kelebihan cairan tersebut sehingga terjadi peningkatan produksi urine. Jadi, sebaiknya batasi asupannya tidak lebih dari 2.400 miligram atau 1 sendok teh garam per hari.

5. Bladder training untuk cegah sering buang air kecil
Bladder training adalah terapi untuk melatih fungsi kandung kemih. Cara kerjanya dengan mengontrol jarak waktu berkemih dan volume urine yang keluar. Cara melakukan terapi ini yaitu:

Langsung berkemih setelah bangun tidur.
Tentukan jarak waktu berkemih. Satu jam sekali, misalnya.
Ikuti jadwal itu secara rutin.

Segera tarik napas dalam dan lemaskan otot badan jika ingin kencing sebelum waktunya.

Jika tak tahan, tunggu 5 menit sebelum berkemih.

Ketika sudah berhasil dalam seminggu, tambah jawak waktu selama 15 menit. Tambahkan secara berkala hingga kamu mampu kencing dalam waktu 3 sampai 4 jam sekali.

Jika masalah sering berkemih yang kamu alami tidak kunjung membaik, jangan ragu untuk segera bertanya pada dokter.

Jadi, kamu bisa mendapat penanganan medis yang sesuai dan mengurangi potensi risikonya.(***)