Pingintau.id – Inisiasi Gubernur Sumsel H. Herman Deru membuat program Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP) sejak akhir tahun 2021 terus diapresiasi. Salah satu apresiasi itu datang dari Kepala Bank Indonesia Perwakilan Sumsel, Erwin Soeriadimadja.
Pimpinan BI Perwakilan Sumsel itu mengapresiasi terobosan Gubernur Herman Deru tersebut dalam acara Temu Responden dan Sarasehan Pengendalian Inflasi Pangan Mewujudkan Sumsel Kuat dan Indonesia Sehat di Hotel Arista , kemaren.
Kepala Perwakilan BI Provinsi Sumsel Erwin Soeriadimadja mengatakan kedepan yang harus dihadapi adalah tantangan inflasi. Untuk itu, semua pihak harus memelihara momentun agar daya beli masyarakat bisa tetap terjaga.
Sementara secara global ancaman krisis pangan juga mengkhawatirkan bagi masyarakat di dunia dan ini menuntut kewaspadaan bersama. Terlebih tekanan inflasi di Indonesia bersumber dari harga komoditas dan harga barang yang diatur pemerintah.
“Kita dituntut bisa menjaga kestabilan komoditas harga pangan seperti, cabai, bawang, telur dan lainnya agar tetap ada dalam jumlah cukup dan terjangkau. Makanya beruntung kita ada gerakan GSMP yang digagas Pak Gubernur sejak 2021. Karena pusat (nasional) juga menggaungkan gerakan yang hampir sama dengan GSMP,” tegasnya.
Tak hanya melahirkan terobosan baru, Iapun berharap Gubernur Herman Deru dapat terus mendukung kesadaran agar semua pihak dapat berkolaboratif serta bersinergi di 17 kab/kota.
Sementara itu mengenai kegiatan sarasehan ini, Erwin mengatakan merupakan agenda tahunan untuk meningkatkan hubungan kemitraan dengan kalangan dunia usaha, perbankan dan instansi pemerintah sekaligus mengapresiasi kontribusi aktif mereka dalam berbagai kegiaran survei oleh BI.
“Terima kasih dan bangga atas dukungan bapak/ ibu sehingga langkah koordinasi kita semakin kuat dalam penyusunan data statistik daerah sebagai rekomendasi daerah yang bisa kita ajukan,” jelasnya.
Di tempat yang sama, Gubernur Sumsel H. Herman Deru mengatakan, bahwa faktor utama penyebab terjadinya inflasi harus ditelaah bersama. Biasanya inflasi terjadi karena kenaikan harga pangan akibat perubahan musim yang di luar kendali manusia.
Kemudian masalah berikutnya adalah infrastruktur yakni akses dari dari daerah penghasil ke pasar yang dituju. Namun untuk infrastruktur di Sumsel saat ini sudah tidak ada lagi kendala karena jalan kewenangan Provinsi sudah 93% mantap, begitu juga jalan naaional 92%.
“Di Kabupaten akumulatifnya baru 52% tapi semoga ini mengutamakan akses infrastruktur dari sentra produksi ke pasar,” jelasnya.
Lebih jauh ia juga mengatakan bahwa Sumsel memiliki karakteristik alam yang subur pada umumnya. Hal ini semakin lengkap dengan adanya program unggulan GSMP yang sudah digencarkan sejak akhir tahun 2021.
“Baru-baru ini Sumsel masuk 10 Provinsi yang berhasil mengendalikan inflasi. Penghargaan ini bukan tujuan utama kita, tapi kita ingin harga ini terkendali dan terjangkau,” tambahnya.
Agar pengendalian inflasi berhasil, Herman Deru memberikan tips. Menurutnya pengendalian dapat dilakukan dengan menyesuaikan potensi daerah masing-masing.
“Seperti Sumsel, kan kita ini potensinya di pertanian. Potensi ini yang harus digali,” ujarnya.
Sementara itu, Anggota Komisi XI DPR RI , Ir. H. Achmad Hafisz Tohir mengatakan saat ini perkembangan dunia fokus pada percepatan pembangunan berkelanjutan dan green economy.
Hal itu membuat semua negara di dunia kedepan menyepakati bahwa ekonomi juga harus dibangun berlandas ekonomi dan lingkungan.
“Sedangkan yang kedua adalah mengenai isu pangan bagaimana poangan dan tantangan ekonomi kedepan di tengah krisis,” jelasnya.
Menurutnya transisi menuju ekonomi hijau dan pangan menjadi konsentransi semua negara termasuk Indonesia untuk mengatasi apa saja yang menghambat kemajuan ekonomi tersebut.(***)