Pingintau.id – Indonesia berpotensi kuat mengisi pasar produk olahan unggas di Qatar dan siap menjadi salah satu mitra utama Qatar sebagai pemasok komoditas pangan berdasarkan hasil pertemuan bilateral lalu.
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan dan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) menggelar pertemuan bilateral dengan Menteri Kotapraja dan Lingkungan Hidup Qatar Abdulla Bin Abdulaziz Bin Turki Al Subaie, pada 10 Oktober 2022. Dalam pertemuan itu, Indonesia menjamin kemudahan investasi bagi Pemerintah Qatar yang ingin menanamkan modalnya pada sektor pertanian dan peternakan.
“Dengan kemudahan ini, Qatar dapat memanfaatkan berbagai skema investasi pengembangan komoditas pertanian, sebagai penopang kebutuhan pangan dan pasokan industri berbasis pertanian,” ujar Menteri SYL, Kamis (13/10/2022).
Bagi Menteri SYL, selama ini Qatar memiliki peranan yang sangat penting dalam menguatkan ekonomi Indonesia. Terutama, pada pembangunan jaringan pasar nontradisional pertanian Indonesia.
Sejalan dengan itu, Qatar langsung menyambut baik tawaran Indonesia. Mereka bahkan siap membangun industri pengolahan susu berskala besar. Menteri SYL menilai, kerja sama ini merupakan kesempatan yang baik untuk peningkatan nilai investasi di dalam negeri.
“Pembangunan peternakan sapi perah yang terintegrasi dengan pabrik susu berskala besar tentunya dapat memberikan peluang bagi pengembangan industri susu nasional. Apalagi kebutuhan susu kita masih dipenuhi impor. Sebab susu yang diproduksi di dalam negeri hanya mampu berkontribusi kurang lebih 20 persen,” kata Menteri SYL.
Di sisi lain, Menteri SYL optimistis, Indonesia dapat menjadi salah satu pemasok produk pangan terbaik ke Qatar. Mengingat secara struktur tarif, hampir sebagian besar produk pertanian di Qatar sudah rendah.
Berdasarkan informasi, tarif bea masuk (TBM) produk pertanian di Qatar yang sudah 0 persen berjumlah 170 pos tarif (HS 2017-6 digit). Adapun beberapa kelompok produk pertanian tersebut di antaranya binatang hidup, daging, umbi-umbian, buah, sayuran, dan produk perkebunan seperti kopi, teh, gula serta produk tanaman pangan, seperti gandum, beras, dan jagung.
Indonesia juga memiliki potensi yang sangat baik untuk mengisi pasar produk olahan unggas di Qatar karena sudah memiliki status kesehatan hewan dan akreditasi standar rumah potong hewan yang baik. Sebagai data, neraca perdagangan Indonesia ke Qatar mengalami surplus sebesar USD10, 02 juta pada 2021. Angka tersebut masih bisa dioptimalkan mengingat potensi perdagangan produk pertanian Indonesia-Qatar masih terbuka lebar.
Sementara itu, ekspor utama komoditas pertanian Indonesia ke Qatar, di antaranya meliputi obat hewan (USD3,77 juta), kelapa sawit (USD1,81 juta), kelapa (USD1,82 juta), kakao (USD756,52 ribu), pakan hewan (USD340,29 ribu), pisang (USD352,28 ribu), dan nanas (USD276,55 ribu).
“Saya kira dengan usaha maksimal serta dukungan dari KBRI Doha, Indonesia siap untuk menjadi salah satu mitra utama Qatar sebagai pemasok komoditas pangan dan industri berbasis pertanian,” jelasnya.
Bidang Perdagangan
Sementara itu, Indonesia dan Qatar menyepakati perlunya peningkatan kerja sama di bidang perdagangan. Selain kerja sama perdagangan, kedua negara sepakat meningkatkan investasi dan sektor lainnya, termasuk jasa, secara bersama- sama.
Hal tersebut disampaikan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan saat bertemu Menteri Perdagangan dan Industri Qatar Mohammed Bin Hamad Bin Qassim Al Abdullah Al Thani di Doha, Qatar, Senin (10/10/2022).
Menurut Mendag, kedua negara masih belum mengoptimalkan potensi perdagangan bilateral antara kedua negara. Nilai transaksi perdagangan Indonesia dan Qatar di bawah USD1 miliar, dengan didominasi perdagangan migas.
Menteri Zulkifli pun mengajak Menteri Perdagangan dan Industri Qatar bersama-sama meningkatkan kerja sama perdagangan kedua negara secara regional (gulf cooperation council/GCC) dan bilateral. Menteri Zulkifli juga meminta Qatar sebagai salah satu anggota GCC untuk mendorong terlaksananya proses perundingan Indonesia–GCC CEPA yang diinisiasi Indonesia sejak 2018.
“Indonesia berharap kedua negara dapat membentuk persetujuan Indonesia–GCC CEPA (IGCC– CEPA) sebagai landasan dalam mewujudkan kerja sama ekonomi yang lebih erat dan bermakna,” ujarnya.
Sebelum mengakhiri pertemuan ini, Mendag mengapresiasi keberhasilan Qatar untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia Sepak Bola 2022. Hal ini menunjukkan bahwa Qatar memiliki kemampuan melakukan perhelatan dunia. Tidak hanya secara finansial, tapi juga didukung oleh kualitas sumber daya manusia yang mampu mengelola perhelatan tersebut.
Indonesia, kata dia, mengundang para pengusaha Qatar untuk hadir dalam Trade Expo Indonesia (TEI) ke-37 yang digelar secara fisik pada 19–23 Oktober 2022 dan secara virtual pada 19 Oktober–19 Desember 2022.
Pada periode Januari–Juli 2022, total perdagangan Indonesia–Qatar mencapai USD758,1 juta atau meningkat 29,02 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Pada 2021, total perdagangan kedua negara tercatat USD893,0 juta atau turun 0,24 persen dibanding 2020.
Ekspor Indonesia ke Qatar pada 2021 justru naik 17,83 persen menjadi USD217,2 juta. Sementara impor Indonesia dari Qatar tercatat turun 4,92 persen menjadi USD675,8 juta. Komoditas ekspor utama Indonesia ke Qatar adalah structures, light-vessels, kendaraan bermotor, tabung dan pipa, serta besi lembaran. Di sisi lain, komoditas impor utama Indonesia dari Qatar adalah sulfur, unwrought aluminum, polymers of ethylene, alkohol asiklik, dan sodium hidroksida.(***)