Perbaiki Perekonomian, Butuh Kerja Serius Dari Berbagai Sektor

Pingintau.id – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan bahwa dibutuhkan kerja yang sangat detail dan serius di berbagai level dalam menyikapi tantangan perekonomian saat ini.

Untuk itu Presiden meminta semua pihak bekerja meninggalkan cara-cara lama dalam menghadapi situasi yang penuh ketidakpastian, berubah begitu cepat, serta dihadapkan pada berbagai krisis saat ini.

“Saya juga titip pada para ekonom, jangan menggunakan pakem-pakem yang ada, jangan menggunakan sesuatu yang standar, karena ini keadaannya tidak normal, sangat tidak normal. Dibutuhkan pemikiran yang ‘Abu Nawas’, yang kancil-kancil gitu, agak melompat-lompat, tapi memang, memang harus seperti itu,” ujar Presiden yang dikutip melalui laman setkab.go.id, Rabu (7/9/2022).

Presiden mengungkapkan, perubahan yang bergitu cepat saat ini diawali dengan pandemi COVID-19 yang melanda dunia. Presiden pun bersyukur bahwa Indonesia tidak mengambil kebijakan lockdown yang dinilai akan membuat perekonomian nasional terkontraksi lebih dalam.

“Saat itu saya semadi, saya endapkan betul, apa benar kita harus melakukan itu. Dan jawabannya, saat itu saya jawab tidak usah lockdown, dan ternyata betul. Saya enggak bisa membayangkan kalau saat itu kita lockdown. Mungkin kita bisa masuk ke minus lebih dari 17 persen,” ujarnya.

Adanya pandemi, lanjut Presiden, mengajarkan bangsa Indonesia akan pentingnya konsolidasi semua komponen untuk mengatasi berbagai persoalan.

“Dari pandemi kita juga belajar banyak mengenai bagaimana menghadapi guncangan-guncangan. Belajar sangat banyak, bagaimana mengonsolidasi negara ini agar bisa bersama-sama dari semua, dari pusat, kemudian provinsi, daerah sampai ke tingkat RT, dari yang namanya ormas bergabung dengan TNI, dengan Polri, masyarakat semuanya bergerak bersama-sama,” ujarnya.

Presiden menilai, konsolidasi seperti itu harus dilanjutkan untuk menghadapi pascapandemi serta ancaman krisis yang melanda dunia.

“Konsolidasi seperti itulah yang harus kita teruskan pascapandemi karena perang, karena adanya krisis energi, karena adanya krisis pangan, adanya krisis finansial. Yang paling penting kita bisa mengonsolidasi dari atas sampai ke bawah,” ujar Kepala Negara.

Selain itu, Presiden juga menekankan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa serta bahu-membahu bersama pemerintah untuk menuju Indonesia maju.

“Yang paling penting menurut saya jaga persatuan, jaga kesatuan kita, bahu-membahu untuk negara ini,” pungkas Presiden.

Sementara itu, Direktur Eksekutif INDEF Tauhid Ahmad saat Sarasehan 100 Ekonom bertajuk “Normalisasi Kebijakan Menuju Pemulihan Ekonomi Indonesia” mendukung adanya kerja sama dari seluruh pemangku kepentingan, masyarakat, pemerintah, dunia usaha, media, hingga kalangan akademisi untuk menjadi bagian dari upaya normalisasi perekonomian nasional.

“Perlu aksi-aksi nyata dalam proses normalisasi dengan melihat tantangan dan peluang yang saat ini terjadi,” ucap Tauhid.

Ia pun berharap kehadiran 100 ekonom dalam sarasehan ini dapat menjadi salah satu upaya untuk merumuskan rekomendasi beragam pilihan kebijakan terbaik agar ekonomi Indonesia dapat kembali pulih dan bangkit pascapandemi.

“Diharapkan dengan Sarasehan 100 Ekonom menghasilkan pokok-pokok pikiran yang menjawab upaya bangsa ini kembali pulih dan masyarakat lebih sejahtera,” tutur Tauhid.
(***)