Pingintau.id, -Indonesia semakin menunjukkan taringnya di kancah digital global dengan peluncuran Subsea Ecosystem Development Program atau Program Pengembangan Ekosistem Bawah Laut dalam ajang Mobile World Congress (MWC) Barcelona 2025. Inisiatif ini menjadi tonggak penting bagi Indonesia dalam memperkuat infrastruktur digital serta membangun ekosistem talenta digital kelas dunia.
Dukungan penuh terhadap program ini datang dari berbagai pemangku kepentingan, termasuk Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), Telkom University, GSMA, serta industri telekomunikasi nasional dan global. Wakil Menteri Komunikasi dan Digital, Nezar Patria, menegaskan bahwa kolaborasi ini bukan hanya memperkuat posisi Indonesia di ranah digital, tetapi juga menyiapkan negeri ini sebagai pemain utama dalam industri kabel bawah laut.
“Program ini selaras dengan visi Indonesia Emas 2045. Kami tidak hanya membangun infrastruktur, tetapi juga menyiapkan generasi ahli yang akan membawa Indonesia ke tingkat global dalam ekosistem kabel bawah laut,” ujar Nezar dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (04/03/2025).
Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, konektivitas menjadi kebutuhan mutlak bagi Indonesia. Kabel bawah laut memegang peran vital dalam menghubungkan ribuan pulau di tanah air dengan jaringan internet yang andal.
Program ini bertujuan untuk mengembangkan keahlian dalam desain jaringan, manajemen infrastruktur digital, serta penelitian teknologi bawah laut, dengan menggandeng akademisi dan industri. Direktur Kerjasama Strategis dan Kantor Urusan Internasional Telkom University, Lia Yuldinawati, optimistis bahwa program ini akan melahirkan generasi unggul di bidang digital.
“Kami ingin menciptakan ekosistem pembelajaran yang kuat, di mana mahasiswa dan profesional Indonesia dapat mengasah keterampilan mereka di sektor kabel bawah laut yang strategis,” jelas Lia.
Sementara itu, Julian Gorman, Head of Asia Pacific at GSMA, menilai inisiatif ini sebagai peluang besar bagi Indonesia untuk memperkecil kesenjangan digital, menciptakan lapangan kerja, serta memperkuat daya saing ekonomi berbasis teknologi.“Investasi dalam pengembangan tenaga ahli lokal akan menciptakan ekosistem berkelanjutan yang mendorong inovasi dan pertumbuhan ekonomi,” ujarnya.
Keberhasilan program ini tidak lepas dari sinergi antara pemerintah, industri telekomunikasi, dan akademisi. Sejumlah raksasa teknologi dan telekomunikasi seperti Telin, Telkom Infra, Indosat Ooredoo Hutchison (IOH), XL Axiata, Meta, Alita Praya Mitra, GSMA, AJARI, Asosiasi Operator Sistem Komunikasi Kabel Bawah Laut Indonesia (ASKALSI), TIP, dan Ciena turut serta dalam inisiatif ini.
Telin dan IOH menegaskan bahwa kabel bawah laut adalah tulang punggung konektivitas digital Indonesia. Sementara Meta dan XL Axiata menyoroti pentingnya kolaborasi lintas sektor untuk mempercepat inovasi dalam industri telekomunikasi.
Program Pengembangan Ekosistem Bawah Laut akan mulai berjalan pada kuartal keempat 2025 dengan serangkaian kegiatan, termasuk lokakarya, sesi pelatihan, dan proyek penelitian yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia.
Fokus utama program ini adalah pengembangan bakat, inovasi teknologi, serta penguatan ekosistem industri-akademisi, yang diharapkan dapat mengantarkan Indonesia menjadi pusat keunggulan dalam ekonomi digital global.
Dengan langkah ini, Indonesia tak hanya menjadi pengguna teknologi, tetapi juga pencipta inovasi di era transformasi digital. Perjalanan masih panjang, namun dengan kolaborasi yang kuat, negeri ini siap melangkah lebih jauh menuju masa depan digital yang gemilang.[***]