BI Cermati Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah

Pingintau.id -Mencermati perkembangan ekonomi yang berangsur pulih seiring dengan semakin terkendalinya penyebaran Covid-19, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah secara periodik. Indikator dimaksud adalah nilai tukar dan inflasi, sebagai berikut:

  1. Perkembangan Nilai Tukar 17-20 Mei 2022

Pada akhir hari Kamis, 19 Mei 2022

  1. Rupiah ditutup melemah di level (bid)730 per dolar AS.
  2. YieldSBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun turun di 7,30%.
  3. DXY[1] melemah ke level 102,72
  4. Yield UST (US Treasury) Note[2] 10 tahun turun ke level 2,837%.

Pada pagi hari Jumat, 20 Mei 2022

  1. Rupiah dibuka  pada level (bid) Rp14.600 per dolar AS.
  2. Yield SBN 10 tahun turun di level 7,29%.

Aliran Modal Asing (Minggu III Mei 2022)

  1. Premi CDS Indonesia 5 tahun relatif stabil ke level 128,39 bps per 19 Mei 2022 dari 128,08 bps per 13 Mei 2022.
  2. Berdasarkan data transaksi 17-19 Mei 2022, nonresiden di pasar keuangan domestik jual neto Rp4,81 triliun terdiri dari jual neto di pasar SBN sebesar Rp4,44 triliun dan jual neto di pasar saham sebesar Rp0,37 triliun.
  3. Berdasarkan data setelmen s.d 19 Mei 2022 (ytd), nonresiden jual neto Rp105,04 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp62,82 triliun di pasar saham.
  4. Inflasi berada pada level yang rendah dan terkendali
  5. Berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu III Mei 2022, perkembangan harga pada Minggu III Mei 2022 tetap terkendali dan diperkirakan inflasi 0,38% (mtm). Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi Mei 2022 secara tahun kalender sebesar 2,54% (ytd), dan secara tahunan sebesar 3,53% (yoy).
  6. Penyumbang utama inflasi Mei 2022 sampai dengan minggu III yaitu komoditas angkutan udara dan bawang merah masing-masing sebesar 0,06% (mtm), daging ayam ras 0,05% sebesar (mtm), telur ayam ras sebesar 0,04% (mtm), daging sapi dan angkutan antar kota masing-masing sebesar 0,02% (mtm), udang basah, kacang panjang, jeruk, sawi hijau, tempe, tahu mentah, bahan bakar rumah tangga, nasi dengan lauk, dan air minum kemasan, masing-masing sebesar 0,01% (mtm). Sementara itu, komoditas yang mengalami deflasi pada periode minggu ini yaitu minyak goreng, cabai rawit, dan emas perhiasan masing – masing sebesar -0,01% (mtm).

Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk tetap mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah tekanan eksternal yang meningkat, serta terus mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut.[***]

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *