Pingintau.id, Port Elizabeth, Afrika Selatan – Ulama nusantara mempunyai peran penting dalam pembentukan pondasi dan penyebaran awal agama Islam di Afrika Selatan. Belum lama ini, KJRI Cape Town berkunjung ke area pemakaman ulama nusantara dan berdiskusi dengan Ketua Komunitas Cape Malay, Yusuf Agherdien (12/12/2021).
Area makam tersebut berada di Port Elizabeth yang berjarak 748 km dari Cape Town. Di area ini terdapat puluhan makam-makam dengan batu nisan yang dipahat dengan aksara Arab Jawi. Salah satu batu nisan diterjemahkan oleh Askolani, santri asal Pekalongan yang sedang berada di Port Elizabeth, berbunyi:
“Abu Raffie bin Maulana Ngobaa Jawi asal Banten pulang ke Rahmatullah umurnya 78 tahun 6 bulan daripada dua likur malam rabu waktu Isya bulan rabiul akhir hijriyah tahun 1277 Hijriyah.”
Yusuf Agherdien meminta dukungan KJRI Cape Town dalam pelestarian makam ulama asal Indonesia yang terdapat di Port Elizaberth. Dirinya juga akan mengusulkan ke pemerintah setempat agar area pemakaman tersebut ditetapkan sebagai warisan nasional Afrika Selatan. Apabila ditetapkan sebagai warisan nasional, Yusuf berharap batu nisan asli dapat ditempatkan di museum dan dibuatkan replika untuk di area pemakaman.
Tidak jauh dari area makam terdapat Strand Street Masjid yang merupakan masjid pertama di Port Elizabeth yang selesai dibangun pada Juni 1866. Masjid tersebut merupakan wakaf dari rumah Abu Salie Nabie, ulama nusantara yang merupakan saudara Abu Raffie.
Makam di area Port Elizabeth dan masjid Strand Street tersebut merupakan bukti bahwa ulama-ulama nusantara mempunyai peran penting dalam penyebaran awal Islam di Afrika Selatan.[***]
Naskah & Foto: KJRI Cape Town/Kemlu RI