Pingintau.id, Muara Enim – Sebagai daerah penghasil dan satu-satunya pemerintah kabupaten/kota dalam daftar 20 pemegang saham terbesar di PT. Bukit Asam, Tbk. (PTBA), Kaupaten Muara Enim menerima pembagian dividen sebesar Rp. 23,7 milyar atau naik 848% dari tahun sebelumnya yang hanya Rp. 2,5 milyar dari laba bersih perusahaan yang mencapai Rp. 7,9 triliun atau meningkat tajam 229,16% dari tahun sebelumnya, dan dibagikan penuh 100% sebagai dividen tahun buku 2021.
Pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan untuk Tahun Buku 2O21 di Jakarta, tersebut, pemegang saham menyetujui penggunaan 1OO persen laba bersih Perseroan tahun 2021 sebesar Rp7,9 triliun sebagai dividen. Selain ditetapkannya penppunaan laba bersih, melalui RUPS ini disetujui pula Laporan Tahunan. Dalam RUPS ini, para pemegang sahann juga menyetujui tidak adanya usulan perubahan susunan pengurus Perseroan.
Pada tahun 2021, PTBA mencatatkan kinerja positif dari segi operasional maupun keuangan. Produksi batu bara Perseroan mencapai 30,0 juta ton dengan angkutan kereta api sebesar 25,4 juta ton dan penjualan batu bara sebesar 28,4 juta ton. Sementara pendapatan mencapai Rp29,3 triliun dengan laba bersih sebesar Rp7,9 triliun. Laba bersih ini sekaligus menjadi capaian laba bersih tertinggi sepanjang sejarah Perseroan beroperasi.
PTBA juga berhasil mengalihkan saham treasuri sejumlah Rp3O3.148.1OO lembar pada harga Rp2.280 per lembar saham dengan dana diterima Perseroan diluar biaya pengalihan sebesar Rp691.177.668.OOO.
“PTBA juga berhasil meraih 46 penghargaan bergengsi di sepanjang 2021. Beberapa penghargaan di antaranya penghargaan Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan Dalam Pengelolaan Lingkungan (PROPER) kategori Emas, SG Championship Award in Corporate Governance Reporting dan 3G ESG Championship Award, serta penghargaan Program Kampung Iklim (Proklim),” ujar Direktur Utama PTBA Arsal Ismail.
Selain itu, lanjutnya lagi, progres Proyek Pengembangan Gasifikasi Batu Bara
Terbitnya Perpres 1O9 tahun 2020 yang ditandatangani pada 17 November 2O2O oleh Presiden Joko Widodo, menjadikan 2 proyek PTBA masuk menjadi PSN (Proyek Strategis Nasional). Salah satu di antaranya yakni Hilirisasi Gasifikasi Batu Bara di Tanjung Enim.
“Proyek Strategis Nasional ini akan dilakukan selama 20 tahun, dengan mendatangkan investasi asing dari APCI sebesar USD 2,3 miliar atau setara Rp 32,9 triliun. Dengan utilisasi 6 juta ton batu bara per tahun, proyek ini dapat menghasilkan 1,4 juta DEE per tahun untuk mengurangi impor LPG sebesar 1 juta ton per tahun,” tambahnya.
Sementara itu, PT HBAP merupakan konsorsium antara PTBA dengan China Huadian Hongkong Company Ltd. Progres pembangunan proyek PLTU yang nantinya membutuhkan 5,4 juta ton batu bara per tahun ini telah mencapai penyelesaian konstruksi sebesar 95% hingga akhir Desember 2021. Pembangkit listrik ini diharapkan bisa beroperasi penuh secara komersial pada tahun 2022.
“PLTU Sumsel 8 memanfaatkan teknolopi PLTU ramah linpkunpan supercritical. PLTU jupa menerapkan teknolpi flue gas desulfurization (FGD) yang berfunpsi meminimalisasi sulfur dioksida (SO2) dari emisi pas buanp PLTU,” jelas Arsal.
Sementara, Ekspansi bisnis perusahaan ke sektor energi baru dan terbarukan juga mulai bergulir. Salah satu wujud pengembangannya yakni PLTS di Bandara Soekarno Hatta bekerjasama dengan PT Angkasa Pura II (Persero). PLTS tersebut terdiri dari 720 solar panel system dengan photovoltaics berkapasitas maksimal 241 kilowatt-peak (kWp) dan terpasang di Gedung Airport Operation Control Center (AOCC). PLTS beroperasi penuh pada 1 Oktober 2020.
“Perseroan saat ini juga akan mengembangan PLTS di area lahan pasca tambang Perseroan yakni PLTS di Tanjung Enim dengan kapasitas sampai dengan 200 MW dan total
area 224 Ha, PLTS di Ombilin dengan kapasitas sampai dengan 200 MW dan total area 201 Ha, PLTS di Bantuas, Kalimantan Timur dengan kapasitas sampai dengan 200 MW,” pungkasnya.
Selain itu, PTBA bersama PT Jasa Marga (Persero) Tbk juga tengah melakukan penjajakan potensi kerja sama pengembanpan pembanpkit listrik tenaga surya (PLTS) di jalan tol Jasa Marga Group yanp ditandai dengan penandatanpan Nota Kesepahaman (Memorandum of L/nC/erstanding/MoU) pada 2 Februari 2022 lalu.
Sedangakan dengan PT Kereta Api Indonesia (Persero) mengembangkan proyek angkutan batu bara jalur kereta api dengan kapasitas 72 juta ton/tahun pada tahun 2026 yang terdiri dari pengembangan jalur baru, pengembangan angkutan batu bara relasi Tanjung Enim – Keramasan dengan kapasitas 20 juta ton/tahun yang dibangun oleh PT KAI (Dermaga) dan PTBA dan tidak terabaikan tentang tanggung jawab perusahaan terhadap sosial dan lingkungan.[***]