Pingintau.id – Setelah sebelumnya sukses di gelar di tahun 2022 dan tahun 2023 lalu, Peringatan peristiwa pertempuran 5 hari 5 malam di kota Palembang kembali digelar tahun 2024 dipusatkan di Gedung Kesenian Palembang, Senin (1/1).
Kegiatan tersebut dalam rangka memperingati Pertempuran 5 Hari 5 Malam yang terjadi di Kota Palembang dari tanggal 1 Januari hingga 5 Januari 1947 yang silam.
Hadir dalam kegiatan tersebut diantaranya Sultan Palembang Darussalam Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama R M Fauwaz Diradja SH Mkn , Kepala Dinas Pariwisata kota Palembang Kgs Sulaiman Amin, Kepala Stasiun LPP RRI Palembang, Rahma Juwita, S. Sos, M. Perwakilan Kapolda Sumsel Kompol Andi, Gubernur Sumsel diwakili Staf Ahli Gubernur Sumatera Selatan Bidang Kemasyarakatan dan SDM Setda Provinsi Sumsel, Drs. Nelson Firdaus, M.Si , Ketua Umum Komunitas JIP Palembang Sumatera Selatan (KJPSS) H. Darmawan, SH, MH , pimpinan dan anggota komunitas Ontel (Kosti) dan Vespa, Pemuda Panca Marga.
Juga hadir para veteran seperti H Rupawi Djimun, Syaparudin Umar , H Syamsudin, Roning Anial, Heri Padilah.
Kegiatan di mulai dengan pawai yang di ikuti Komunitas Jeep Palembang Sumatera Selatan (KJPSS) , Komunitas Ontel (Kosti), Gabungan Barisan Advokat dan Jawara (Bung Baja) , Komunitas Laskar Merah Putih, Komunitas Vespa, dan masyarakat umum dan diikuti Sultan Palembang Darussalam Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama R M Fauwaz Diradja SH Mkn , Kepala Stasiun LPP RRI Palembang, Rahma Juwita, S. Sos, M. Perwakilan Kapolda Sumsel Kompol Andi, Gubernur Sumsel diwakili Staf Ahli Gubernur Sumatera Selatan Bidang Kemasyarakatan dan SDM Setda Provinsi Sumsel, Drs. Nelson Firdaus, M.Si , Ketua Umum Komunitas JIP Palembang Sumatera Selatan (KJPSS) H. Darmawan, SH, MH.
Sedangkan rute pawai di mulai dari Gedung Kesenian Palembang melewati Jalan Jenderal Sudirman , naik ke Jembatan Ampera, Ke Arah Kertapati, Lewat Jembatan Musi VI , Lewat Jalan Ki Gede Ing Suro dan kembali ke Gedung Kesenian Palembang.
Kegiatan dilanjutkan dengan treatrikal dengan judul Serangan Belanda Mabuk dengan sutradara Salwa Pratiwi dilanjutkan dengan pembacaan puisi oleh Kepala Dinas Pariwisata kota Palembang Kgs Sulaiman Amin dengan judul puisi “Penyelamat Ibu Pertiwi” karya Agung Dwi Prasetyo dan Kepala Stasiun LPP RRI Palembang, Rahma Juwita, S. Sos., M. Si dengan membawakan berjudul puisi “Indonesiaku, Indonesiamu, Indonesia Kita”.
Acara dilanjutkan menyayikan lagu berjudul Pantang Mundur di Ciptakan oleh Titik Puspa yang dibawakan siswa kelas 4 SDN 189 Palembang bersama Dinda Kirana (Siswa Binaan Indosiar).
Dan juga digelar prosesi Peringatan Pertempuran 5 Hari 5 Malam dengan agenda menyanyikan lagu Indonesia Raya, , doa, sambutan oleh Ketua Panitia Vebri Al Lintani, Mengheningkan cipta dan sambutan oleh Sultan Palembang Darussalam Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama R M Fauwaz Diradja SH Mkn dan penyerahan tali asih dari panitia kepada para veteran seperti H Rupawi Djimun, Syaparudin Umar , H Syamsudin, Roning Anial, Heri Padilah.
Sultan Palembang Darussalam Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) IV Jaya Wikrama R M Fauwaz Diradja SH Mkn mengatakan, kalau peringatan Pertempuran 5 Hari 5 Malam adalah kegiatan yang ketiga yang diselenggarakan setelah melewati krisis Covid-19 tahun lalu.
“ Komunitas dan masyarakat yang ada di Palembang ini merasa bahwa veteran-veteran ini adalah bagian dari pada sejarah kita , Pertempuran 5 Hari 5 Malam adalah bagian dari sejarah ini tapi mengapa tidak pernah diperingati dan tidak di ketahui ceritanya, siapa yang tahu Jalan Kapten A Rivai, tapi siapa siapa Kapten A Rivai , siapa AK Gani , siapa nama –nama yang ada di kota Palembang itu adalah sejarah-sejarah kita,” katanya.
Menurut SMB IV , bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya .
“ Karenanya kami semua komunitas ingin kedepan nama-nama jalan itu harus diketahui oleh masyarakat, kalau pacak jadi muatan lokal galo, di muatan lokal harus tahu siapa AK Gani, semua harus tahu para pahalwannya , kalau kita tidak tahu nama-namanya baik dari sejarah perjuangan kemerdekaan atau pra kemerdekaan nama-nama Sultan-Sultan, Sultan keberapa, anaknya siapa, Masjid Agung di bangun oleh siapa, bagaimana kita bisa tahu , bagaimana kita bisa menguatkan kebanggaan kita akan cinta uwong Palembang, bagaimana kita membesarkan dan menghargai kita sendiri adalah kita menghargai leluhur dan orangtua kita ,” katanya.
SMB IV mengaku berbahagia melihat para veteran yang hadir ini turut berbahagia dalam peringatan kali ini.
“ Kita juga minta maaf cuma secuil yang bisa kita berikan , tahun ini baru setahun sekali oleh kami, bahkan setahun mungkin cuma dua kali di 17 Agustus , hari ini bisa juga hari pahlawan cuma acara-acara ceremonial yang kemudian mereka tidak tahu siapa veteran-veteran yang ada disini, tidak pernah di acara diundang apabila gubernurnya baru, yang ada kalau ingat 17 Agustus dan hari Pahlawan saja,” katanya.
Kedepan menurutnya veteran-veteran ini harus bisa disantuni , karena para veteran ini banyak yang tidak mampu.
“Kedepan Insya Allah mudah-mudahan momen ini menjadi silaturahmi kita dan bersama-sama bisa bersinergi , bisa mempererat diri menjadikan Palembang ini kota yang berbasis sejarah dan budaya sehingga kedepan semua kegiatan –kegiatan yang ada disini mempunyai narasi-narasi yang akan menarik wisatawan yang akan dikemudian hari,” katanya.
Sedangkan Ketua Panitia Vebri Al Lintani, mengatakan, hari ini pihaknya bergotong royong dan bersama-sama untuk mengingat kembali Pertempuran 5 Hari 5 Malam.
“ Ada yang menyumbang makanan, ada yang menyumbang tenaga , ada yang menyumbang uang dan sebagainya sehingga kegiatan pada hari ini bisa kita wujudkan sampai tanggal 5 Januari 2024 nanti,” katanya.
Dan dalam kegiatan kali ini menurutnya terkumpul dana Rp24 juta dari berbagai komunitas dan pribadi-pribadi yang menyumbang secara sukarela.
“Artinya kata kata pertempuran atau kalimat pertempuran 5 Hari 5 Malam itu mengingatkan kita pada suasana waktu itu , mengingatkan kita pada kecintaan kepada Republik Indonesia ini, semangat itulah yang saya pahami dari bapak-bapak dan ibu-ibu penyumbang dan juga yang hadir pada hari ini dengan sukarela,” katanya.
Targetnya menurut Vebri kegiatan ini bisa berjalan seperti pada tahun-tahun sebelumnya .
“Menurutnya Vebri, kedepan kegiatan ini akan dibuat seperti karnaval kendaraan dan orang dimana jauh hari di garap hadiahnya , dimana dia terinspirasi dengan karnaval bregodo (Brigadir) di Yogyakarta dengan mengkreasi barisan-barisan tentara dengan ragam kreativitas baik pakaian dan berbagai berbaris.
“Mudah-mudahan ini bisa menjadi rutin , agenda rutin dan di peringati dan menjadi agenda wisata kita, jadi setiap tanggal 1 Januari orang ke Palembang untuk melihat karnaval ini,” katanya.
Vebri mengaku pihaknya tadinya kegiatan ini bisa di hadiri Pangdam II Sriwijaya, Pj Gubernur Sumsel, Pj Walikota Palembang dan Kapolda Sumsel langsung.
“Tahun ini 2023 sejak November November saya sudah buat surat Ke Gubernur Sumsel, Kodam II Sriwijaya, Polda Sumsel dan Walikota Palembang, satu bulan kemudian saya ketemu pak Darmawan, saya katakan kalau surat kita belum ada respon kecuali dari pihak Gubernur, memang ada yang telepon mau berapa orang yang beraudiensi selebihnya tidak, dari Kapolda juga ada telpon beberapa orang selebihnya belum, nah saya tidak paham apakah kalimat Pertempuran 5 Hari 5 Malam itu tidak menyentuh perasaan bapak Kodam atau bapak mengurus surat itu atau bagaimana saya tidak paham, yang saya rasakan betul kalimat Pertempuran 5 Hari 5 Malam itu “tersentuh” oleh rakyat, “tersentuh” oleh masyarakat Palembang tetapi para pemimpin sepertinya belumnya atau suara kita belum sampai kesana, saya tidak paham,” kata Vebri yang juga seorang seniman Palembang .
Dia berharap tahun depan pihaknya masih berharap ada kehadiran Gubernur Sumsel, Pangdam II Sriwijaya, Kapolda Sumsel , Walikota Palembang dan pihak lain yang berkompeten dan berwenang .
“Kalau bicara dalam memperingati menurut undang-undang kewajiban itu ada pada pemerintah bukan pada rakyat, tetapi hari ini masyarakat merasa wajib melakukan ini, tapi kami tetap husnudzon dengan Pemerintah Provinsi, Gubernur, Pangdam II Sriwijaya, dan Kapolda seharusnya orang-orang berkompeten disana bisa menyampaikan kepada bapak –bapak pemimpin kita itu ,” katanya.
Selama ini menurut Vebri, Pertempuran 5 Hari 5 Malam semalam ini tenggelam dan tidak pernah di peringati padahal perang seperti 10 November di Surabaya di peringati terus dan perang di Semarang di peringati.
Menurut Vebri Pertempuran 5 Hari 5 Malam yang terjadi dari tanggal 1 sampai 5 Januari 1947 di Palembang berdasarkan catatan Palang Merah Internasional menelan korban sebanyak 2000 sampai 3.500 orang meninggal akibat pertempuran tersebut. Jumlah korban jiwa tersebut dinilai wajar karena Belanda menyerang seluruh wilayah kota Palembang baik dari darat, laut (sungai Musi) dan dari udara.
“Kalau kita tidak peringati ini seolah-olah Sumsel tidak punya andil terhadap kemerdekaan Indonesia, seolah-olah kita tidak mau mensosialisasikan kepada generasi berikutnya bahwa ada peristiwa besar untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia di kota Palembang ini, semuanya seperti senyap selama ini, nah tiga tahun kita mulai , dengan semangat gotong royong lagi, kita tidak minta itu pemerintah sendiri yang mengerjakan baik provinsi dan kita tapi semangat, jadi tidak harus gubernur memberikan dana, tidak harus Kodam memberikan dana tapi fasilitas –fasilitas lain yang sama –sama kita dukung bersama dengan modal dasar kegotong royongan masyarakat mudah-mudahan kedepaan bisa lebih sukses lagi,” katanya.
Kepala Dinas Pariwisata kota Palembang Kgs Sulaiman Amin mengapresiasi peringatan Pertempuran 5 Hari 5 Malam ini.
“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarah, menghargai perjuangan para pahlawan dan puisi yang akan saya bacakan ini bagaimana kita sebagai warga kota Palembang kita bersyukur atas perjuangan seluruh pahlawan kita sehingga hari ini kita menikmati hasil dari perjuangan tersebut ,” katanya.(***)