BUANAINDONESIA, SUMSEL- Sekolah Tinggi Ilmu Sosial Politik (STISIPOL) Candradimuka Palembang bekerjasama dengan Himpunan Wanita Disabilitas (HWDI) Sumsel mengadakan seminar literasi digital dikalangan disabilitas di Aula Budi Perkasa tanggal 17 – 18 November 2022.
Sejumlah narasumber dihadirkan antara lain Dr. Budi Santoso, M.Comn dosen Komunikasi dari STISIPOL Candradimuka dengan mengangkat materi tentang literasi digital, Aqilah Zainab selaku Co. Founder Chief Finance Kulaku dengan materi kewirauhaan di hari pertama.
Untuk hari kedua diadakan acara berbentuk workshop pembuatan pempek dan sosis yang sehat yang diisi oleh Casella Husnan Putri, M.Si selaku penyintas autoimun pegiat olahan sehat organik dari rumah sehat qifa dengan menghadirkan kurang lebih 200 peserta.
“Literasi digital penting hari ini karena 200juta pengguna internet hari ini hampir 40 pengguna WA artinya kita bisa memanfaatkan medsos untuk jualan,”kata Budi pembicara utama.
Seminar Kewirausahaan Literasi Digital Bagi Pemuda Berkebutuhan Khusus dengan peserta disibilitas yang berasal dari HWDI, YPAC dan SLB Kota Palembang. Acara ini sendiri di Support oleh KEMENPORA RI yang memberikan bantuan dana untuk penyelenggaraan acara di selenggarakan di Aula Budi Perkasa pada tanggal 17 – 18 November 2022.
Seminar ini diselenggarakan karena melihat kurangnya ketersediaan lapangan pekerjaan dan tingginya kompetensi yang diinginkan oleh para industry pengguna tenaga kerja (user), dikalangan disabilitas, selain itu, jumlah pengangguran yang meningkat pun semakin tak terelakkan. Ditambah issue terkait Disabilitas masih di anak tirikan dan dipandang sebelah mata oleh masyarakat.
“Seminar ini bertujuan untuk mendiskusikan literasi digital khususnya dikalangan disabilitas,”kata Styana Djafar Kabid Bidang Layanan Khusus Kemenpora RI di dampingi Wahyu Dewanto Kepala Sentra Budi Perkasa Kementerian Sosial RI, dan juga di dukung oleh tim pengabdi STISIPOL Candradimuka.
Sementara para penyelenggara baik dari dosen STISIPOL Candradimuka dan HWDI Sumsel sepakat dan memiliki pemikiran serta beban moral terhadap penyandang disabilitas, bahwa mereka juga mampu untuk menciptakan lapangan pekerjaan sendiri (entrepreneurship) dengan berwirausaha.
“Disabilitas dibukakan mengenai dunia kewirausahaan supaya motivasinya bangkit dan berpikir untuk melihat peluang yang ada dan berani untuk menciptakan usaha yang berasal dari ide-ide yang mereka miliki,” kata Nopriawan dosen STISIPOl
Inilah yang harus diminimalisir dengan cara membagikan ilmu-ilmu kewirausahaan yang bisa langsung diaplikasikan secara praktis dalam dunia bisnis yang diterjuni sehingga jalan untuk mencapai kesuksesan akan cepat terwujud.
Ditambahkannya dengan semakin banyaknya entrepreneur, maka diharapkan permasalahan pengangguran dapat berkurang dengan sendirinya dan para penyandang disabilitas dapat berkiprah didunia kerja seperti harapan Kemenpora RI selaku pemberi bantuan hibah kewirausahan. Oleh karena itu, untuk menghasilkan disabilitas yang bisa menciptakan lapangan pekerjaan sendiri dan mencetak entrepreneur- entrepreneur yang unggul. (Ril)