Pingintau.id, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menceritakan pengalaman serunya saat mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau Pulau Rinca berlayar menggunakan kapal phinisi di perairan Taman Nasional Komodo Nusa Tenggara Timur.
Kapal phinisi berlayar ke Pulau Rinca dengan jarak tempuh 2-3 jam dari Marina Labuan Bajo. Dari atas kapal, Menparekraf Sandiaga membagikan pengalamannya melalui pesan video.
“Selamat sore Sobat Pesona, masyarakat di seluruh nusantara. Saya berada di atas kapal phinisi milik Plataran yaitu Kapal Malayeka bersama rombongan Presiden, yang memberikan sensasi luar biasa, keindahan alam Labuan Bajo, yang diharapkan menjadi daya tarik super prioritas untuk membangkitkan ekonomi, membuka peluang usaha dan lapangan kerja untuk kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.
Menparekraf mengatakan sailing menggunakan phinisi menjadi salah satu atraksi tersendiri bagi wisatawan yang ingin datang ke Labuan Bajo. Karena dengan berlayar wisatawan dapat melihat keindahan alam dan budaya dengan lanskap gugusan pulau yang berada di sisi kanan kirinya.
Selain itu, wisatawan juga bisa berlayar mengunakan kapal phinisi mengunjungi beberapa destinasi unggulan di sekitar TN Komodo, mulai dari berenang di Pink Beach, trekking di Pulau Padar, diving di Batu Bolong, snorkeling di Siaba, berfoto di Taka Makasar, hingga melihat ribuan kelelawar keluar saat matahari tenggelam di Pulau Kalong.
Selain itu, kata Menparekraf, beragam aktivitas juga bisa dilakukan saat berlayar sambil menikmati keindahan alam, seperti makan siang, rapat, hingga membuat konten video promosi pariwisata.
“Super keren banget, view dapat dan sensasinya luar biasa. Tadi selama sailing ke Pulau Rinca juga bisa melakukan beberapa aktivitas selain makan siang, ada beberapa rapat, dan juga pembuatan konten-konten untuk mempromosikan pariwisata di Labuan Bajo dan Flores,” ujarnya.
Menparekraf Sandiaga melaporkan kepada Presiden Jokowi, bahwa berlayar ini merupakan bagian dari atraksi wisata bahari yang mampu menjadi magnet wisatawan untuk berkunjung ke Labuan Bajo.
“Saya juga menjelaskan ke Presiden kalau ini bagian dari wisata bahari, eco tourism dan kita juga bekerja sama dengan beberapa penyedia jasa perjalananan bahwa ke Labuan Bajo harus disertakan kegiatan ramah lingkungan seperti menanam pohon, menaman mangrove melalui program carbon foot print yang sudah disediakan oleh Kemenparekraf,” katanya.[***]