Pingintau.id, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) berhasil membudidayakan 30 varian ikan nemo. Beberapa varian ikan nemo tersebut ditebar di Pulau Wangi Wangi Kabupaten Wakatobi (9/6). Kegiatan tersebut dalam rangka menjaga ekologi laut di salah satu kawasan segitiga terumbu karang dunia, seperti Wakatobi.
Sebagai salah satu lokasi dari kawasan segitiga terumbu karang dunia, KKP melalui DJPB berkomitmen untuk tetap menjaga ekosistem laut khusunya ikan hias melalui tebar benih ikan nemo, agar populasinya terjaga dan tetap lestari di perairan Wakatobi.
Dalam kesempatan tersebut KKP melalui DJPB melakukan tebar benih ikan nemo di Pantai Sombu yang merupakan spot diving di Pulau Wangi-wangi. Menurut Tebe, panggilan akrab Tb Haeru Rahayu Direktur Jenderal Perikanan Budidaya dalam keterangannya di Jakarta, 8 ribu ekor ikan nemo yang di tebar merupakan hasil budidaya yang berhasil dikembangkan UPT di bawah DJPB.
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Tb Haeru Rahayu mengatakan penebaran ikan nemo ditujukan untuk pelestarian kawasan Wakatobi dan menjaga ekosistem ikan nemo tetap lestari, karena Wakatobi merupakan salah satu kawasan segitiga terumbu karang dunia.
“Kami menebar 8 ribu ekor benih ikan nemo hasil budidaya dari dua UPT DJPB yaitu Balai Perikanan Budidaya Laut Ambon (BPBL Ambon) dan Balai Perikanan Budidaya Laut Batam (BPBL Batam),” tukas Tb Haeru Rahayu.
Bukan tanpa alasan KKP memilih Wakatobi, khususnya Pantai Sombu sebagai lokasi tebar benih ikan nemo, karena menurut Tebe Wakatobi masih memiliki kekayaan laut yang indah. Selain itu, sebagai salah satu kawasan segitiga terumbu karang dunia keasrian alam dan populasi ikannya harus tetap dijaga dengan baik.
Selain itu, ketertarikan masyarakat untuk memelihara ikan hias dari laut meningkat pesat, sehingga perlu dilakukan tebar benih ikan.
“Kami terus mendorong Unit Pelaksana Teknis (UPT) untuk melakukan pembenihan ikan hias laut salah satunya ikan hias nemo, dimana peruntukannya selain untuk memenuhi permintaan pasar ekspor, juga untuk kepentingan tebar benih ikan di perairan,” kata Tebe.
Sementara itu, menurut Kepala Balai Perikanan Budidaya Laut (BPBL) Ambon, Sarwono, BPBL Ambon terus berupaya melakukan inovasi teknologi perbenihan, untuk komoditas yang dikembangkan masyarakat karena bernilai ekonomi tinggi, maupun untuk menjaga kelestarian sumber daya laut.
“Kami saat ini fokus untuk mengembangkan spesies-spesies dengan nilai ekonomi tinggi, disamping untuk tujuan meningkatkan daya saing pasar ekspor, juga untuk kepentingan pelestarian ekosistem di alam. BPBL Ambon siap menjadi garda terdepan dalam pengembangan budidaya ikan laut di Indonesia,” tukas Sarwono.
Sarwono menceritakan keberhasilan BPBL Ambon membudidaya ikan nemo, lantaran aktif melakukan metode kawin silang, yang saat ini dapat menghasilkan 30 varian ikan nemo. Sehingga jenis nemo yang dibesarkan di BPBL Ambon bervariasi dan banyak dicari para pecinta ikan hias.
Disamping itu, metode pembesaran ikan laut di BPBL Ambon menggunakan sistem Recirculating Aquaculture System (RAS), dimana sistem tersebut merupakan sistem budidaya ikan secara intensif dengan menggunakan infrastruktur yang memungkinkan untuk memanfaatan air secara terus-menerus (resirkulasi air), seperti filter fisika, fisika biologi, UV, oxigen generator untuk mengontrol dan menstabilkan kondisi lingkungan ikan, mengurangi jumlah penggunaan air dan meningkatkan tingkat kelulushidupan ikan.
Sementara itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Wakatobi, Mulyanto mengatakan potensi perairan di Kabupaten Wakatobi khususnya untuk ikan hias sangat besar, mengingat perairan Wakatobi, dengan terumbu karang yang bagus menjadi salah satu destinasi menyelam yang sering dikunjungi wisatawan lokal maupun asing.
Mulyanto juga mengatakan tebar benih ikan yang dilakukan KKP sangat positif, dengan ini semoga bisa menambah potensi ikan di Wakatobi dari segi jumlah maupun jenisnya. “Saya berharap ikan nemo yang telah ditebar bisa beradaptasi dengan perairan di Wakatobi, agar ikan ini bisa semakin berkembang biak di Wakatobi,” tukas Mulyanto.
Terpisah, penggiat alam di Kabupaten Wakatobi, Amarwaha mengaku senang dengan kegiatan tebar ikan nemo yang dilakukan di Wakatobi, karena menurutnya ikan nemo merupakan ikan yang unik dan mudah dijumpai diperairan dangkal, belum lagi ikan nemo yang sangat jinak sehingga sangat disukai pada penyelam.
“Saya berharap kedepannya ikan nemo bisa berkembang dengan baik. Selain itu, kepada pelaku ilegal fishing dan pelaku bom ikan bisa ditindak tegas,” pungkas Amarwaha.[***]