Pingintau.id -Stok minyak goreng (migor) di pasaran, hingga saat ini masih saja langkah. Masyarakat masih saja sulit mendapatkan komoditas kebutuhan sehari hari tersebut.
Banyak emak emak dan pelaku usaha kerap mengeluhkan migor ini, ditengah kebangkitan dampak Covid 19, tanpa kecuali kota tertua di Indonesia ini.
Padahal, di Kota Palembang terdapat pabrik migor besar,salah satunya PT. Indokarya Internusa di Jalan Mayor Memet Sastra Wirya Kecematan Ilir Timur 2 Palembang.
Untuk menjawab dan mengurai benang kusut, kelangkaan migor, Walikota Palembang H.Harnojoyo bersama Kapolresta Palembang Mokhamad Ngajib mendatangi pabrik migor.
“Kalau produksinya sudah meningkat 20 persen dan sebelumnya hanya 50, tapi kita mintakan produksi 100 persen di pabrik ini,” kata Harnojoyo.
Harnojoyo merincikan, kebutuhan migor jika dihitung dengan jumlah penduduk kota ini, kebutuhan perhari mencapai 60 ribu liter per hari.
“Sekarang PT Indokarya Internusa telah berproduksi 100 persen, artinya jika mereka sebelum permintaan tinggi hanya berproduksi 50 persen dengan hasil 160 ribu liter per hari untuk kemasan dan 1000 ton perhari, artinya mencukupi untuk kebutuhan di Palembang,” tegasnya.
Hanya saja katanya, masih ada saja kelangkaan, padahaln selaian PT Indokarya Internusa , Palembang juga disuplai dari dua pabrik besar lainnya.
“Ini akan kita telusuri, mengapa ada kelangkaan padahal dari produksi pabrik sudah me cukupi,” tegasnya.
Bahkan, Harno meminta kepada pihak pabrik, jika menemukan adanya oknum distributor hingga tingkat pengecer yang nakal untuk menstop suplai minyak tersebut kepada mereka. “Ini yang masih menjadi perhatian kita,” tegasnya.
Manager Operasional PT Indokarya Internusa Liana menjelaskan, hasil produksi minyak kemasan mencapai 160 ton dan 1.000 ton minyak curah perhari itu didistribusikan di Palembang, Lampung, Jambi dan Bengkulu.
“Sekarang kita produksi 100 persen, kalau untuk Palembang mencukupi,” katanya.[***]