Ragam  

Literasi Digital, Tips Internet Sehat Untuk Anak

 

DALAM rangka mewujudkan masyarakat Indonesia yang paham akan Literasi Digital. Kementrian Komunikasi dan Informatika secara virtual mengadakan kegiatan literasi digital.

Hal ini guna mengedukasi dan mewujudkan masyarakat agar paham akan Literasi Digital lebih dalam dan menyikapi secara bijaksana dalam menggunakan digital platform.

Pembahasan 4 kerangka digital dalam kegiatan tersebut, antara lain Digital Skill, Digital Safety, Digital Ethic dan Digital Culture dimana masing masing kerangka mempunyai beragam tema.

Sebagai Keynote Speaker, Bupati Kabupaten Ogan Komering Ilir yaitu H. Iskandar, SE., memberikan sambutan tujuan Literasi Digital agar masyarakat cakap dalam menggunakan teknologi digital, bermanfaat dalam membangun daerahnya masing masing oleh putra putri daerah melalui digital platform tersebut.

Muhammad Ridwan Arif, M.Pd selaku Praktisi Digital Parenting dan RTIK Indonesia memaparkan tema “Digital Skill and Online Learning”. Dalam pemaparannya, Ridwan menjelaskan digital skill merupakan kemampuan individu dalam memahami, mengetahui dan menggunakan perangkat keras dan piranti lunak teknologi informasi dan komunikasi.

“Aplikasi pembelajaran daring meliputi, zoom, google meet, whatsapp, dan microsoft teams.
Tips pembelajaran online antara lain, siapkan ruangan khusus, buatlah kesepakatan bersama dan konsisten, buat perencanaan belajar, pilih media dan aplikasi yang sesuai dengan kebutuhan, siapkan media pendukung dan alternatif media lainnya, bekali diri dengan wawasan cakap, etis, aman dan budaya bermedia digital, serta luangkan waktu untuk beraktivitas fisik dan berinteraksi sosial, “tuturnya.

Lanjut pada sesi keamanan digital oleh Marsefio Sevyone Luhukay, S.SOS., M.SI selaku Ketua Program Studi Ilmu komunikasi Universitas Pelita Harapan, mengangkat tema “Tips menjaga keamanan digital bagi anak – anak di dunia maya”.

Marsefio menjelaskan alasan anak harus dilindungi di dunia maya untuk melindungi identitas diri, kesehatan mental, waktu, pornografi, judi online, dan perundungan online. “Tips menjaga keamanan digital anak di dunia maya antara lain, batasi waktu yang anak habiskan dengan perangkat gawainya, tidak melarangnya namun memberikan solusi atau kegiatan lagi untuk anak. Orang tua harus siap merespon, serta menjadi contoh yang baik dalam hal dimaksud, “terangnya.

Adapun tips internet sehat untuk anak diantaranya, menjelaskan pada anak akan bahaya di internet, perbolehkan main media sosial saat umurnya diatas 13 tahun, tidak membiarkan anak untuk berkomentar negatif, swafoto dengan pakaian terbuka, serta mempercayai orang atau berita yang tidak jelas. “Karena kekerasan berbasis gender online dapat ditemukan seperti halnya pelecehan online, peretasan, konten illegal, pelanggaran privasi, serta ancaman distribusi foto atau video dengan tujuan mencemarkan nama baik, “urai Marsefio.

Selanjutnya di sesi budaya digital dijelaskan oleh Dewi Sartika, S.Pd, M.PD selaku Dosen FKIP Uniski Kayuagung dengan tema Literasi dalam berdakwah di dunia digital.

“Membahas literasi digital merupakan kemampuan seseorang dalam menyikapi konten di dunia digital. Hal itu memerlukan keterampilan lebih untuk bisa memaksimalkan potensinya. Sebagaimana dakwah melalui media sosial yang mengajak pada kebaikan, Isi dari dakwah adalah tetap, tidak berubah, hanya media dan sarananya saja yang berubah dan berkembang sesuai dengan perkembangan kehidupan dan ilmu pengetahuan umat manusia,

“Maka dalam berdakwah kita wajib membuat dan menggunakan sarana yang sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi terkini, “paparnya.

Lanjutnya, alasan seorang berdakwah melalui internet ialah memanfaatkan karakteristik dunia maya yang tidak mengenal batas usia, dapat diakses kapan saja tanpa batas waktu serta ruang maksiat atau hal-hal negatif yang membutuhkan tandingan atau penawar yaitu dakwah.

“Diantara media internet berupa youtube, jejaring sosial, serta blog dan portal islam. Disinilah masyarakat dapat menyebarkan dakwah secara global dan mudah diakses sehingga diharapkan minat umat Islam untuk belajar ajaran Islam melalui internet juga meningkat, “pintanya.

Dewi melanjutkan, generasi milenial yang akrab dengan teknologi digital telah menjadikan media sosial sebagai sumber informasi online guna menjadi tempat pembelajaran, termasuk mempelajari tentang Islam dari para pendakwah sehingga generasi tersebut dapat meningkatkan pemahamannya tentang ajaran Islam dengan benar.

Virtual terus berlanjut pada sesi etika digital yang diuraikan oleh, Ihsan Hamidi, S.Ag, M.Pd.I menjabat Ketua Badan Pengawasan Pemilu (BAWASLU) Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), mengangkat tema pentingnya pemahaman dalam membedakan informasi hoax.

Ihsan menjelaskan hoaks atau berita bohong merupakan informasi yang direkayasa untuk menutupi informasi yang sebenarnya. “Arti hoaks adalah suatu informasi bohong atau palsu yang direkayasa sedemikian rupa sehingga seolah-olah benar adanya dan akhirnya dipercaya oleh masyarakat umum. Hoaks sangat bahaya dan dapat merusak stabilitas nasional, “tegas Ihsan.

Dijelaskannya, regulasi pemerintah mengenai informasi hoaks terdapat pada Undang-Undang ITE Pasal 28 ayat 1 dan Undang-Undang No 11 tahun 2011 diperbarui Undang-Undang nomor 19 tahun 2016. “Dalam hal ini cara membedakan informasi yang hoaks dan informasi yang valid dapat dilihat dari judul berita, sumber informasi, isi berita yang tidak mengandung provokatif, serta cek keaslian gambar atau video. Cek fakta hoaks melalui google dan referensi official website, “jelasnya.

Webinar diakhiri oleh, Natasya Silaen, S.M selaku Ketua OKK Sobat Cyber Indonesia dan Influencer dengan 12,6 Ribu Followers, menyimpulkan hasil webinar dari tema yang sudah diangkat oleh para narasumber berupa tips pembelajaran online antara lain, siapkan ruangan khusus, buatlah kesepakatan bersama dan konsisten, buat perencanaan belajar, pilih media dan aplikasi yang sesuai dengan kebutuhan. “Siapkan media pendukung dan alternatif media lainnya, bekali diri dengan wawasan cakap, etis, aman dan budaya bermedia digital, “ujarnya.

Berikut rangkuman tips internet sehat untuk anak meliputi, jelaskan pada anak bahaya di internet, perbolehkan main media sosial saat umurnya diatas 13 tahun, tidak membiarkan anak untuk berkomentar negatif, swafoto dengan pakaian terbuka, dan mempercayai orang atau berita yang tidak jelas.

Alasan berdakwah melalui internet ialah, karakteristik dunia maya yang tidak mengenal batas usia, dapat diakses kapan saja tanpa batas waktu, serta ruang maksiat atau hal-hal negatif yang membutuhkan tandingan yaitu dakwah. Selanjutnya membedakan informasi yang hoaks dan informasi yang valid dapat dilihat dari judul berita, sumber informasi, isi berita yang tidak mengandung provokatif, serta cek keaslian gambar atau video.[***]