Sumsel  

Silaturahmi di Desa Jati: Tradisi yang Mempererat Tali Persaudaraan

Pingintau.id – Desa Jati, Kecamatan Pulau Pinang, Lahat memiliki tradisi unik yang selalu dinantikan oleh warganya setiap kali hari raya tiba, baik itu Idul Fitri maupun Idul Adha.

Tradisi ini tidak hanya menjadi momen untuk merayakan hari besar Islam, tetapi juga menjadi ajang untuk mempererat tali persaudaraan di antara warga desa, khususnya mereka yang merantau dan jarang pulang.

Setelah melaksanakan sholat hari raya di pagi hari, masyarakat Desa Jati tidak langsung pulang ke rumah masing-masing.

Namun mereka langsung berkumpul untuk bersilaturahmi.

Tradisi ini telah berlangsung turun-temurun dan menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat setempat.

Masing-masing keluarga membawa makanan dan minuman dari rumah.

Menu yang dibawa pun beragam, mulai dari ketupat, opor ayam, rendang, hingga kue-kue tradisional seperti dadar gulung dan putri salju. Semuanya disiapkan dengan penuh cinta dan kebersamaan.

Makanan-makanan ini kemudian disajikan di masjid untuk dinikmati bersama-sama oleh seluruh warga desa.

“Ini adalah momen yang sangat kami tunggu-tunggu,” ujar Serin, salah satu warga desa setempat . “Silaturahmi di masjid ini bukan hanya soal makanan, tetapi lebih kepada kebersamaan dan rasa kekeluargaan. Kami bisa bertemu dan berbincang dengan tetangga, sahabat, dan sanak saudara yang mungkin sudah lama tidak bertemu.”

Kegiatan silaturahmi ini tidak hanya diikuti oleh warga yang tinggal di Desa Jati, tetapi juga oleh para perantau yang kembali ke kampung halaman untuk merayakan hari raya bersama keluarga.

Bagi mereka, momen ini sangat berharga karena bisa melepas rindu dengan keluarga dan teman-teman masa kecil.

“Saya bekerja di kota dan jarang pulang ke desa,” kata Man seorang perantau yang bekerja di Jakarta. “Setiap kali hari raya, saya selalu menyempatkan diri untuk pulang. Kegiatan di masjid ini selalu membuat saya merasa kembali ke rumah, merasa dekat dengan keluarga dan teman-teman.”

Selain makan bersama, kegiatan silaturahmi ini juga diisi dengan berbagai acara seperti ceramah agama, dan bercerita tentang pengalaman masing-masing.

Anak-anak pun tak kalah gembira karena mereka bisa bermain dan menikmati berbagai hidangan lezat.

“Ini adalah salah satu cara kami menjaga tradisi dan nilai-nilai kebersamaan,” jelas Ipul, jurai tue desa setempat.

“Kami ingin anak-anak kami memahami pentingnya silaturahmi dan menghargai setiap momen kebersamaan. Tradisi ini juga mengajarkan mereka untuk saling berbagi dan peduli terhadap sesama.”

Tidak dapat dipungkiri, tradisi silaturahmi di Desa Jati ini telah menjadi perekat yang kuat di antara warga desa.

Di tengah arus modernisasi dan kesibukan sehari-hari, momen seperti ini menjadi sangat berharga. Warga desa berharap tradisi ini terus lestari dan diwariskan kepada generasi berikutnya.

Dengan penuh suka cita, masyarakat Desa Jati merayakan hari raya dengan cara yang sederhana namun penuh makna. Mereka menyadari bahwa kebahagiaan tidak hanya ditemukan dalam kemewahan, tetapi dalam kebersamaan dan kasih sayang di antara sesama.

Tradisi silaturahmi di masjid ini adalah bukti nyata bahwa nilai-nilai kebersamaan dan kekeluargaan masih sangat dijunjung tinggi di desa ini.(***)