Sumsel  

Politik Akar Rumput” Herman Deru Diangkat Menjadi Buku, Panduan Baru Para Politisi Muda

Pingintau.id – Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) H. Herman Deru meluncurkan buku bertajuk Politik Akar Rumput Herman Deru dalam sebuah acara di Ballroom The Alts Hotel Palembang, Senin (30/6/2025) siang. Buku ini mengupas tuntas perjalanan politik Herman Deru, mulai dari masa kepemimpinannya sebagai Bupati OKU Timur hingga menjabat sebagai Gubernur Sumsel dua periode.

Acara peluncuran dihadiri oleh berbagai tokoh penting, termasuk Ketua TP PKK Provinsi Sumsel Hj. Febrita Lustia Herman Deru, tokoh-tokoh legislatif dan eksekutif, akademisi, hingga perwakilan mahasiswa. Buku ini disebut sebagai refleksi perjalanan politik yang ditulis oleh tiga mantan jurnalis: Alfrenzi Panggarbesi, Rustam Imron, dan Komalasari.

Dengan 184 halaman, buku ini menggambarkan bagaimana strategi politik akar rumput yang digunakan Herman Deru menjadi kekuatan besar dalam setiap kontestasi politik yang diikutinya. Pendekatan yang bersandar pada kekuatan massa bawah terbukti mampu menempatkan dirinya sebagai tokoh politik yang disegani.

“Buku ini saya harapkan bisa menjadi inspirasi dan panduan, khususnya bagi generasi muda yang ingin meniti karier di dunia politik,” ujar Herman Deru saat memberi sambutan.

Ia menambahkan bahwa keberhasilannya menjadi bupati dan gubernur dua periode menunjukkan bahwa strategi akar rumput masih relevan dan ampuh.

Menurutnya, strategi politik akar rumput memiliki keunggulan dalam efisiensi biaya dan kekuatan dukungan jangka panjang. Namun demikian, prosesnya tidak bisa instan dan membutuhkan waktu, kesabaran, serta kejujuran dalam membangun komunikasi dengan masyarakat.

Herman Deru bahkan secara terbuka mengungkapkan biaya kampanyenya saat mencalonkan diri sebagai Bupati OKU Timur.

“Saya hanya menghabiskan Rp1,9 miliar, sementara yang lain bisa sepuluh kali lipatnya,” bebernya, menegaskan bahwa metode akar rumput sangat mungkin dilakukan secara efisien.

Lebih lanjut, ia membagikan tips kesuksesannya: kerja keras, tekad kuat, dan kesungguhan.

“Tidak ada kesuksesan tanpa perjuangan. Semua harus dikejar dengan serius,” tegasnya. Ia juga mengingatkan agar para politisi muda tidak hanya memburu suara elite.

“Saya lebih fokus pada suara rakyat, karena suara camat dan petani itu nilainya sama. Ini strategi yang punya risiko, tapi membawa dampak besar,” tambahnya, seraya menekankan pentingnya elektabilitas di akar rumput.

Dalam kesempatan itu, ia menyebut buku tersebut sebagai “kamus berjalan” bagi siapa saja yang ingin tahu cara mendaki tangga politik.

“Tak mungkin sampai ke puncak jika tak pernah mendaki. Kalau perlu, pakai ‘double gardan’,” ujarnya sambil tersenyum.

Herman Deru juga menyadari buku ini tidaklah sempurna. Ia membuka ruang kritik dan masukan dalam sesi bedah buku usai peluncuran. Menurutnya, ruang dialog adalah bagian dari pembelajaran kolektif dalam dunia politik.

Salah satu penulis buku menyampaikan, karya ini dibuat untuk menunjukkan sisi lain Herman Deru yang selama ini dikenal sebagai pemimpin santun dan merakyat.

“Kami menulis berdasarkan observasi lapangan dan telaah berita-berita media. Ini kesimpulan dari rekam jejak politik beliau,” ujarnya.

Peluncuran buku ini bukan sekadar seremoni, melainkan menjadi momentum berbagi pengalaman politik yang autentik. Dengan hadirnya para tokoh, akademisi, hingga mahasiswa, peluncuran ini menjadi titik temu antar generasi untuk belajar dari perjalanan politik yang inspiratif.(***)

Editor: Red