![]() |
Selama bulan Oktober hingga November, Greenpeace Indonesia melakukan sejumlah perjalanan untuk mendokumentasikan kerusakan lingkungan yang merupakan dampak atau malah penyebab Krisis Iklim di Indonesia. Kami melakukan road trip dengan sepeda di Pulau Jawa, menyuarakan pesan iklim di Pulau Bali, hingga menjadi saksi hilangnya ratusan hektar hutan hujan di Pulau Kalimantan.
Dari berbagai perjalanan ini, kami menyimpulkan satu pesan penting: Ketidakpedulian memperparah Krisis Iklim di rumah kita. Berikut rangkuman kegiatan kami:
Pulau Jawa Rangkaian tur bersepeda Chasing The Shadow, yang seharusnya dilaksanakan dari Jakarta hingga Bali, berhenti lebih cepat karena adanya intimidasi dari kelompok masyarakat di Probolinggo. Namun, ini tidak menyurutkan niat kami untuk mengabarkan dampak krisis iklim dan kerusakan lingkungan yang sudah dirasakan oleh mereka yang tinggal di sepanjang Pulau Jawa.
Kami mendokumentasikan kisah mereka yang tinggal berdampingan debu batubara di Marunda, dampak cuaca ekstrem pada produksi kopi di Banjarnegara, bagaimana Semarang mengalami ancaman tenggelam lebih cepat dari Jakarta, hingga mereka yang masih melawan tambang di Kendeng.
Dari sedikit permasalahan di Pulau Jawa yang berhasil kami dokumentasikan, kami melihat masyarakat berjuang sebisa mereka untuk mempertahankan ruang hidup. Sebagian dari mereka bahkan tidak hanya hidup di bawah bayang-bayang Krisis Iklim, tapi bayang-bayang kerusakan alam atas nama investasi. |
![]() |
Pesepeda Chasing The Shadow menyambangi daerah Muara Gembong, Bekasi yang setiap hari terdampak banjir rob. Akibatnya hanya mereka yang tidak mampu untuk pindah yang memilih bertahan hidup di tengah naiknya muka air laut. |
![]() |
Pesepeda Chasing The Shadow berbincang dengan salah satu nelayan di Batang, Jawa Tengah yang mengalami penurunan hasil tangkapan secara drastis akibat pembangunan PLTU Batang. |
![]() |
Kondisi terkini dari semburan lumpur panas di Porong, Jawa Timur. Lokasi yang terkenal dengan nama Lumpur Lapindo ini belum berhenti menyemburkan lumpur sejak 2006 dan sudah berdampak pada 18 desa. |
Pulau Bali Transisi energi menjadi salah satu pembahasan dalam gelaran Presidensi G20 yang dilaksanakan di Bali pekan ini. Dengan kesaksian yang sudah kami lihat selama perjalanan Chasing The Shadow, percepatan transisi energi yang jauh dari solusi palsu di Indonesia menjadi hal yang kami dorong dalam G20 kali ini.
Di tengah pembatasan partisipasi publik jelang konferensi tingkat tinggi ini, Greenpeace Indonesia menyerukan pesan melalui aksi damai kreatif di Pantai Melasti, Bali. “Saatnya Transisi Energi Berkeadilan” menjadi pesan kunci yang kami sampaikan pada para pemimpin negara G20 – yang sebagian di antaranya adalah para penyumbang terbesar emisi global. |
Pulau Kalimantan Di tengah ancaman Krisis Iklim yang nyata di depan kita, Indonesia harus kehilangan lebih dari 700 hektar hutan hujan akibat proyek food estate di kawasan Gunung Mas, Kalimantan. Proyek ini tidak hanya menghilangkan tutupan hutan, tapi juga tidak menjawab permasalahan krisis pangan karena singkong yang ditanam di sana tidak tumbuh dengan baik.
“Sistem monokultur ini tak hanya gagal menghasilkan singkong yang dijanjikan, tetapi juga meminggirkan kearifan dan pengetahuan masyarakat lokal,” ujar Syahrul Fitra, Juru Kampanye Hutan Senior Greenpeace Indonesia. |
Bertepatan dengan hari pembukaan KTT Iklim Dunia COP27 di Mesir, Greenpeace Indonesia bersama aktivis dari sejumlah organisasi menyambangi lokasi food estate Gunung Mas dan membentangkan pesan di tanah garapan Kementerian Pertahanan ini. Food estate menjadi bukti lain ketidakpedulian semakin memperparah Krisis Iklim di rumah kita. Sayangnya, masih ada sekitar 3 juta hektare hutan berpotensi hilang jika proyek ini dilanjutkan. |
Sampai kapan pemerintah mau abai dan tidak peduli terhadap masalah Krisis Iklim di Indonesia?
Usai G20 ini, kita masih menunggu komitmen iklim yang lebih ambisius dari Indonesia. Apalagi jika mengingat kucuran dana 20 miliar US dollar lewat skema Just Energy Transition Partnership (JET-P) yang diharapkan mampu membantu pembiayaan iklim Indonesia – utamanya untuk mengurangi emisi, mengembangkan energi terbarukan, dan membantu mereka yang paling terdampak dari transisi energi ini.
Salam hijau damai, Greenpeace Indonesia |