Ragam  

Kabar iklim dan lingkungan terbaru yang perlu kamu tahu

Activists march during Global Climate Strike in Jakarta. Greenpeace Indonesia joins the Climate Pause Coalition which includes environmental organizations, cross-sectoral civil society organizations, and communities, including marginalized communities and individuals who feel it is important to collectively voice the climate crisis, which is a real threat to the earth's population today and its impact on the safety of society, especially vulnerable and marginalized groups.

Pingintau.id, Sepekan terakhir Krisis Iklim menjadi sorotan pemberitaan global. Utamanya akibat kejadian ekstrem yang menerpa Pakistan dan banjir lebih dari 1000 orang di sana. Sejumlah wilayah Pakistan bahkan mengalami hujan monsoon 5 kali lebih tinggi dari tingkat yang biasanya. Mengutip AFP, 1 dari 7 orang Pakistan telah menjadi korban cuaca ekstrem yang terjadi beberapa bulan terakhir.

Lagi-lagi ini menyadarkan bahwa ancaman dari perubahan iklim sudah bukan di masa depan, tapi sekarang – saat bumi telah mengalami kenaikan suhu 1,2°C di tingkat praindustri. Bisa dibayangkan apa yang akan terjadi jika kita tidak berhasil mencapai target Perjanjian Paris untuk menekan kenaikan suhu pada 1,5°C?

Krisis Iklim harusnya menjadi poin penting dalam pembahasan transisi energi yang menjadi salah satu isu prioritas Presidensi G20 Indonesia tahun ini di Bali.

Manajer Kampanye Iklim dan Energi Greenpeace Indonesia, Tata Mutasya, sejak Maret lalu sudah mengingatkan bahwa negara-negara G20 berperan dalam menyediakan platform untuk pembiayaan dan transfer teknologi. Iklim Krisis tidak akan bisa kita mundur jika kita tidak segera bertransisi ke energi bersih dan terbarukan – dan membicarakan itu saja tidak cukup tanpa aksi nyata yang dilakukan sekarang.

Juga mengutip penulis buku Oasis Earth, Rick Steiner, dalam opininya di The Jakarta Post:

“Kegagalan menghadapi isu krisis iklim bukan pilihan, serta pemerintah-pemerintah tidak bisa hanya tinggal diam dan berkata ‘well, kami sudah mencoba.’ Karena G20 bertanggung jawab atas krisis iklim dan memiliki kemampuan tunggal untuk menyelesaikannya, sekarang G20 harus bertindak lewat pertemuannya di Bali untuk menyelesaikan krisis ini, sekali dan untuk selamanya.”

Masih ada sejumlah artikel lainnya yang layak untuk kamu baca di pekan ini. rusak bumi secara permanen masih bisa kita hindari. Mari terus ingatkan para pengambil kebijakan untuk memilih bumi dibandingkan keuntungan semata.[***]

 

 

 

Salam hijau damai,

 

Greenpeace Indonesia