Pingintau.id, – Se -ekor kadal merayap di pinggir jalan menuju pohon pisang disebelah rumahku, Perum Pesona Harapan Jaya I, Kalidoni Palembang yang memang masih terlihat rindang karena masih ditumbuhi pohon-pohan besar, seperti akasia, karet dan sawit, dan semak belukar. Tak lama kemudian kadal yang berwarna kehitaman itu berhenti, aku pun mengamati dari di depan pintu dapur rumahku.
Ternyata kadal berhenti merayap karena ada seekor kecoa dibawah kursi santai tengah mencari makan, kadal pun terlihat merayap lagi dan mendekat kecoa, mereka terlihat cuek dan sama-sama ‘Khusyu’ memakan serangga. Kecoa tak merasa takut dengan kadal, sebaliknya juga kecoa pun demikian, Namun sekali-sekali si kadal diam sembari sorot mata dan lidah menjulur keluar mulut memandang kecoa.
Meskipun di senin sore itu langit terlihat masih mendung dan hujan gerimis sekali-sekali membasahi dedaunan dan jalan. Kecoa dan kadal masih fokus memakan serangga [telur semut].
Aku pun sempat berkata dalam hari mungkin, jika keduanya bisa berbicara seperti manusia, mungkin mereka selalu tersenyum dan tidak pernah kehilangan semangatnya. Dan selalu berdampingan dan saling menghargai.
Kemudian, hilang dari dipandangan ku, si kadal yang lidahnya yang panjang dan lengket memutuskan untuk mencari serangga yang bersembunyi di balik daun-daun besar. Sementara itu, Kecoa yang kecil merayap dengan cepat dan gesit, saat mendengar suara mobil angkutan material melintas di dekatnya, kecoa merayap di antara rerumputan dan batu-batu untuk bersembunyi.
Tak lama mereka berdua terlihat lagi dari pandangan mata ku, terlihat juga, mereka menemukan banyak makanan enak seperti ulat, belalang. Mereka berdua senang dan merasa puas dengan hasil penemuan yang berlimpah di suasana yang sejuk dan sepi.
Kacoa terlihat masih mengunyah dengan lambat, sedangkan kadal menghabiskan makanannya dengan cepat. Meskipun begitu.
Setelah makan, mereka berdua memutuskan untuk beristirahat sejenak. Mungkin mereka sudah kenyang.
Petualangan mereka seperti berbagi tawa dan ceria, tanpa ribut, dan tak merasa paling hebat dan pintar. Meski lain jenis, sepertinya mereka tetap saling menghargai dan menghormati satu sama lain. Tak melihat diri mereka angkuh. Mereka merasa beruntung bisa memiliki teman seperti satu sama lain, yang dengan setia mendampingi dan saling melengkapi dalam mencari makanan.
Hari menjelang petang, mereka berdua menjadi semakin dekat. Mereka menyadari bahwa meskipun berbeda dalam banyak hal, mereka tetap bisa menjadi teman yang baik dan saling mendukung satu sama lain.
Kadal dan kecoa sepertinya juga belajar banyak hal dari satu sama lain, selama perjalanan mereka mencari makan bersama. Mereka belajar untuk menghargai kecepatan dan kecerdikan, serta keuletan dan ketenangan. Kehadiran satu sama lain membuat perjalanan mereka lebih menyenangkan dan memberi mereka keberanian untuk menghadapi tantangan dalam hutan.
Dari hari itu, mereka tidak hanya untuk mengisi perut mereka, tetapi juga untuk mempererat persahabatan mereka yang tak tergantikan. Mereka mengerti bahwa persahabatan sesungguhnya bisa muncul dari tempat yang paling tak terduga, bahkan di antara kadal dan kecoa yang berbeda karakter.
Kecoa dan kadal adalah dua jenis hewan yang memiliki perbedaan yang mencolok. Berikut adalah beberapa perbedaan antara kecoa dan kadal:
Kelas hewan:
Kecoa termasuk dalam kelas Insecta (serangga) dari filum Arthropoda. Mereka memiliki tubuh yang terdiri dari tiga bagian, yakni kepala, dada (thorax), dan perut (abdomen).
Kecoa juga memiliki enam kaki dan sepasang sayap (pada beberapa spesies).
Kadal, di sisi lain, termasuk dalam kelas Reptilia. Mereka memiliki tubuh yang lebih kompleks, terdiri dari kepala, badan (trunk), dan ekor. Kadal biasanya memiliki empat kaki dan kulit bersisik.
Habitat:
Kecoa cenderung ditemukan di lingkungan yang lembap seperti dapur, kamar mandi, dan tempat-tempat yang mengandung sisa-sisa makanan.
Kadal biasanya hidup di lingkungan yang beragam, termasuk hutan, padang rumput, gurun, dan bahkan di dekat air seperti sungai atau danau.
Aktivitas dan Kebiasaan Makan:
Kecoa aktif terutama pada malam hari (nocturnal) dan menyukai mencari makanan yang telah rusak atau limbah organik lainnya. Beberapa spesies kecoa juga dapat memakan bahan makanan manusia.
Kadal, tergantung pada spesiesnya, bisa aktif baik di siang hari maupun malam hari (diurnal atau nocturnal). Mereka adalah hewan karnivora, dan makanan mereka dapat berupa serangga, invertebrata kecil, atau bahkan hewan-hewan kecil lainnya.
Reproduksi:
Kecoa memiliki siklus reproduksi yang cepat dan menghasilkan banyak telur dalam satu masa. Kecoa betina umumnya meletakkan telurnya dalam kapsul telur yang dikenal sebagai “ootheca.”
Kadal biasanya memiliki reproduksi yang lebih lambat dan menghasilkan jumlah telur yang lebih sedikit dibandingkan kecoa. Beberapa jenis kadal melahirkan bayi-bayi yang hidup.
Peran Ekologis:
Kecoa, terutama dalam beberapa spesies yang menginfestasi rumah atau lingkungan manusia, dapat menjadi vektor penyebar penyakit dan dianggap hama.
Kadal berperan penting dalam rantai makanan dan ekosistem tempat mereka hidup. Sebagai predator, mereka membantu mengendalikan populasi hewan kecil seperti serangga.
Adaptasi Fisik:
Kecoa memiliki kepala datar dan dilengkapi dengan antena yang sensitif. Beberapa spesies kecoa juga memiliki sayap, meskipun tidak semua bisa terbang.
Kadal memiliki kepala yang lebih besar dan mata yang cenderung lebih tajam. Kulit mereka biasanya bersisik dan sering kali dapat beradaptasi dengan lingkungan sekitar mereka.
Perbedaan-perbedaan ini menunjukkan bahwa kecoa dan kadal adalah dua kelompok hewan yang berbeda dalam hal morfologi, perilaku, dan ekologi.
Dibali cerita tentang kadal dan kecoa yang mencari makan bersama, aku pun merenung dan mengambil kesimpulan, dan pesan yang bisa diambil sebagai pelajaran dalam kehidupan:
Persahabatan dan kerjasama: Meskipun kadal dan kecoa berbeda dalam banyak hal, mereka tetap bisa menjadi teman dan bekerja sama dalam mencari makan. Ini mengajarkan pentingnya persahabatan dan kerjasama di antara individu yang berbeda dalam mencapai tujuan bersama.
Saling melengkapi: Komo dan Kiki memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kekocepatan dan kecepatan Kiki membantu mereka mengumpulkan makanan dengan efisien, sedangkan Komo dengan ukuran besar dan lidahnya yang panjang dapat mencapai serangga di tempat yang sulit dijangkau. Ini menunjukkan bahwa setiap individu memiliki peran dan kemampuan yang berbeda, dan ketika digabungkan, mereka saling melengkapi dan menciptakan sinergi yang kuat.
Menerima perbedaan: Cerita ini juga mengajarkan untuk menerima perbedaan antara satu sama lain dan menghargai keunikan setiap individu. Meskipun kadal dan kecoa memiliki karakteristik yang berbeda, mereka tetap bisa berteman dan bersama-sama mencari makanan. Begitu pula dalam kehidupan nyata, kita harus menerima perbedaan dan berusaha memahami serta menghargai orang lain apa adanya.
Bersyukur dengan apa yang ada: Kadal dan kecoa sama-sama bersyukur dengan hasil penemuan mereka. Pesan ini mengingatkan kita untuk bersyukur dengan apa yang kita miliki dan tidak terus-menerus menginginkan lebih. Menghargai apa yang telah kita capai dapat membantu menciptakan kebahagiaan dan rasa puas dalam hidup.
Kesederhanaan dalam kehidupan: Meskipun cerita ini berbicara tentang mencari makanan, kita dapat memetik pesan tentang kesederhanaan. Komo dan Kiki menemukan makanan yang cukup untuk memuaskan mereka, dan itu sudah cukup bagi mereka. Ini mengingatkan kita tentang pentingnya hidup sederhana dan tidak selalu berorientasi pada keinginan yang tidak terbatas.
Ketabahan dan kegigihan: Meskipun Komo adalah kadal yang lambat, dia tidak menyerah dan terus mencoba untuk menyusul Kiki. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya ketabahan dan kegigihan dalam mencapai tujuan kita. Kita harus terus berusaha dan tidak mudah menyerah meskipun dihadapkan dengan tantangan.
Dalam cerita sederhana tentang kadal dan kecoa yang mencari makan bersama, terdapat banyak pesan moral yang dapat diambil untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Pesan-pesan tersebut dapat membantu kita menjadi pribadi yang lebih baik, lebih bersyukur, dan lebih menghargai keberagaman di sekitar kita.[***]