Pingintau.di, Wonosobo – Ubi kayu merupakan salah satu bahan baku tepung substitusi tepung terigu. Bahan pangan ini berpotensi dalam pengembangan tanaman pangan lokal untuk mendukung peningkatan perekonomian masyarakat setempat. Pengenalan ubi kayu sebagai bahan dasar pengolahan berbagai produk makanan dilakukan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dalam sebuah kegiatan pelatihan, Jumat (14/10) di Wonosobo, Jawa Tengah.
BRIN bekerja sama dengan Komisi VII DPR RI mengumpulkan ibu – ibu paguyuban desa untuk dikenalkan pada teknologi pengolahan ubi kayu dan diversifikasi produk. Yuniar Khasanah, selaku periset Pusat Riset Teknologi dan Proses Pangan (PRTPP) memandu pelatihan dengan pembekalan teori tentang ubi kayu dan pemanfaatannya. Peserta juga diberikan demo pembuatan kue dengan bahan dasar ubi kayu.
Yuniar menyarankan, agar masyarakat melakukan diversifikasi produk olahan makanan dengan tujuan mendayagunakan bahan pangan tradisional supaya bersaing di kancah global.
Ia mengenalkan teknologi pascapanen yang inovatif dan adaptif. Metode tersebut terlebih untuk mengurangi ketergantungan terhadap komoditas.
Penganekaragaman produk dari ubi kayu ini, disebut Yuniar, merupakan upaya menyulap produk makanan bukan olahan menjadi berpenampilan menarik dan menggoda selera.
Tujuan diversifikasi ini untuk menjaga agar ubi tersebut awet dan terjaga mutunya. Dengan tingginya konsumerisme masyarakat Indonesia, hal ini bisa mengurangi konsumsi beras dan terigu serta membatasi impor.
Untuk menghasilkan produk kemasan dari ubi kayu, Yuniar memberikan contoh modifikasi tepung cassava atau disebut dengan mocaf sebagai produk yang ramah lingkungan. Dijelaskannya, Mocaf adalah produk turunan dari tepung singkong yang menggunakan prinsip modifikasi sel ubi kayu secara fermentasi.
Yuniar juga mengenalkan bagaimana presentasi dalam pembuatan tepung moccaf, seperti viskositas, kemampuan gelasi, daya rehidrasi, dan kemudahan melarut.
Ia mengatakan, pengolahan ubi – ubian sangat berkontribusi dalam membangun usaha rumah tangga. Hal itu dapat menjadikan Indonesia yang kaya akan sumber daya mineral, serta berbagai tanaman dasar makanan pokok, bisa lebih optimal pertumbuhannya, seperti lahan yang luas dan perekonomian meningkat.
Abdul Kadir Karding, selaku anggota Komisi VII DPR RI mengungkapkan harapannya agar ubi kayu bisa menjadi komoditas unggulan bagi masyarakat Indonesia. Kekuatan tersebut terbentuk dari sinergitas lembaga – lembaga riset yang kemudian membangun suatu alur agar mudah terkontrol.
Ubi kayu alias singkong dapat diolah dengan berbagai cara khas makanan daerah. Teknologi pengawetan makanan sangat memungkinkan untuk menghindari pembusukan, kerusakan, serta memberikan nilai tawar yang tinggi. Caranya dengan dikemas bagus sehingga menarik perhatian.
Dengan memperoleh bekal pengetahuan dan mempraktikkan secara langsung, pelatihan ini bisa menjadi modal seseorang dalam mengembangkan dunia usaha dari skala rumah tangga menjadi usaha besar. Maka Karding berharap, akan semakin terwujud kebutuhan industri- industri skala rumah tangga. [***]