PINGINTAU.ID – Program Studi (Prodi) Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sriwijaya (unsri) menggelar acara purnabakti dosen di Aula FKIP Km 5 Universitas Sriwijaya. sabtu 11 Januari 2025.
Kegiatan ini berlangsung meriah diawali dari arak-arakan menggunakan becak hias untuk mengangkut dosen purnabakti hingga acara seremoni dan ramah Tamah.
Tiga dosen Prodi PBSI Unsri memasuki purnabakti tahun 2024. Mereka adalah Dra. Sri Utami, M.Hum, Dra. Sri Indrawati, M.Pd., Ph.D., dan Drs. Nandang Heryana, M.Pd. Acara ini dihadiri pimpinan FKIP, Jurusan, Prodi, dosen, alumni dan mahasiswa.
Koordinator Prodi S1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Unsri, Dr. Santi Oktarina, S.Pd., M.Pd. mengatakan acara pelepasan dosen purnabakti merupakan wujud apresiasi prodi PBSI, kepada para dosen yang telah memasuki masa pensiun.
“Terima kasih yang tak terhingga atas ilmu yang telah diberikan bapak/ibu dosen dan didikannya sebagai bekal kami di masa depan,“ujarnya
Sementara itu, koordinator Prodi Doktor Pendidikan FKIP Unsri, Prof. Dr. Mulyadi Eko Purnomo, M. Pd. mengatakan banyak kenangan yang dialami bersama tiga dosen yang purnabakti hari ini, baik di bidang pengajaran maupun penelitian.
“Kami satu angkatan satu perjuangan dan merupakan generasi ketiga dosen di program studi PBSI,”ujarnya. Prof. Eko
Dikatakan dulu menjadi dosen masih bergantung pada bahan cetakan atau buku, sehingga peran dosen sangat penting untuk menjelaskan materi pembelajaran.
“Saat ini bahan pembelajaran banyak dan tak terbatas seiring dengan perkembangan teknologi dan internet, “tambahnya.
Masih kata Prof Eko, peran dosen tetaplah sangat dibutuhkan dan dosen harus mengikuti perkembangan zaman.
Diharapkan, setelah menjalani masa purnabakti bapak/ibu dosen tetap menjaga sialturahmi dan berkomunikasi baik melalui media sosial ataupun secara langsung.
Wakil Dekan I FKIP Unsri, Dr. Rita Indrawati, M.Pd. mengatakan kegiatan purnabakti ini sebagai wujud penghargaan setinggi-tingginya bagi dosen yang telah mengabdikan diri di Unsri.
“Purnabakti bukan berarti tidak lagi bisa berkarya, purnabakti secara akademik memang diputus, tetapi pengabdiannya dan karyanya masih sangat dibutuhkan,”tambahnya.
Dijelaskan purnabakti masih bisa berkarya mengajar dengan mengurus Nomor Induk Dosen Khusus (NIDK), melakukan penelitian atau bahkan menulis buku.
“Diharapkan bapak/ibu dosen yang purnabakti tetap bisa berkontribusi dan berkarya,” (Ridho/Ward)