Pingintau.id, Kolombo, Sri Lanka – KBRI Kolombo bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri Sri Lanka dan Laksman Kadirgamar Insitute (LKI) menyelenggarakan webinar pada di Auditorium LKI (10/8/2022).
Webinar tersebut diselenggarakan dalam rangka memperingati 70 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Sri Lanka yang jatuh pada tanggal 6 Agustus.
Webinar diawali dengan penayangan rekaman pesan Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno L.P. Marsudi dan Menteri Luar Negeri Sri Lanka, Ali Sabry. Kedua Menteri Luar Negeri menegaskan pentingnya memajukan kerja sama di berbagai bidang baik bagi kepentingan kedua negara maupun negara berkembang lainnya, yang juga mencakup bidang pertanian, maritim, partisipasi BUMN Indonesia di Sri Lanka, pertahanan, intelijen, pemberantasan narkotika dan lainnya.
Dalam sambutannya, Duta Besar Indonesia untuk Sri Lanka, Dewi Gustina Tobing menyampaikan tujuan webinar untuk meningkatkan kesadaran publik tentang hubungan kedua negara yang secara historis telah terjalin sejak abad ke-8. “Hubungan kedua negara sahabat yang memiliki ikatan sejarah dan budaya namun terpisah dari Samudera Hindia, semakin diperkuat dengan pembukaan hubungan diplomatik pada 6 Agustus 1952,” ungkap Dubes Dewi.
Dubes Dewi juga menjelaskan bahwa pembukaan hubungan diplomatik semakin menguatkan hubungan kedua negara di berbagai bidang yang menjadi kepentingan bersama. “Kedua negara menjadi pelopor Konferensi Asia Afrika pada 18-24 April 1955 di Bandung,” terang Dubes Dewi.
Lebih lanjut Dubes Dewi menyampaikan bahwa Konferensi Bandung merupakan lanjutan dari Konferensi Kolombo yang berlangsung di Sri Lanka pada 28 April hingga 2 Mei 1954. KAA dan “Semangat Bandung” kemudian melahirkan Gerakan Non-Blok pada 1 September 1961, melalui KTT Pertama di Beograd, Yugoslavia.
Webinar menghadirkan empat pembicara, yaitu Professor Kusnanto Anggoro, Direktur Eksekutif Center for Risk Studies, Prof. Chaminda Padmakumara, Ketua Departemen Hubungan Internasional Universitas Colombo, Dewi Gustina Tobing, Duta Besar RI untuk Sri Lanka dan Maladewa, dan Yasoja Gunasekara, Duta Besar Sri Lanka untuk Indonesia, dengan moderator Dr. Dayantha Laksiri Mendis, Direktur Ekesekutif LKI.
Pada pembahasan mengemuka peluang kerja sama di berbagai bidang bagi kesejahteraan rakyat. Kedua negara juga dapat memanfaatkan peluang kerja sama yang terbuka, saling dukung dalam berbagai fora regional dan multilateral, termasuk menyelesaikan perundingan Preferential Trade Agreement, pharmacy, industry, pemajuan HAM, lingkungan, people-to-people dan lainnya.
Selain itu, kedua negara dapat menghidupkan kembali “mandala post-modern geo politik” yang bermanfaat bagi penguatan kerja sama politik dan pemerintahan, mencakup bidang pertahanan, kebijakan luar negeri dan geopolitik, guna menghadapi berbagai tantangan pembangunan.
Hal lain yang juga mengemuka adalah perlunya terus menjadi pelopor dalam menggelorakan “Semangat Bandung” untuk tujuan memajukan pembangunan proyek-proyek alternatif yang berdaulat, populer dan demokratis, serta sebagai pemersatu dalam menghadapi berbagai tantangan yang semakin kompleks dewasa ini.
Webinar, yang berlangsung dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan, dihadiri secara langsung oleh 65 peserta yang terdiri dari Kepala Perwakilan diplomatik, pejabat pemerintah, dosen, mahasiswa serta pengusaha. Peserta yang hadir secara virtual mencapai 95 orang, termasuk perwakilan dari universitas di Indonesia.[***]
(Sumber/foto: KBRI Colombo/kemlu RI)