Jejak Nahdlatul Ulama dari Masa ke Masa di Sumsel

Keterangan : Ahmad Dailami bin KH. A. Malik Tadjuddin, Kupas tuntas Sejarah Nahdlatul Ulama di Sumatera Selatan 1926-2025. Senin 2 Juni 2025. Foto : Dud

PINGINTAU.ID, PALEMBANG- Sumatera Selatan sejak awal berdiri hingga sekarang karya Ahmad Dailami bin KH. A. Malik Tadjuddin di kupas tuntas dalam acara peresensi di sMa’had Islamy I Ulu Palembang, Senin 2 Juni 2025.

Dengan narasumber sejarawan UIN Raden Fatah Palembang Dr (Cand) Kemas Ari Panji M.Si, Dosen Pascasarjana UIN Raden Fatah Palembang Dr Hj Choirun Niswah M Ag dan putri (Alm) KH. A. Malik Tadjuddin dan juga adik dari Ahmad Dailami bin KH. A. Malik Tadjuddin , Dosen Fakultas Syariah UIN Raden Fatah Palembang yang juga tokoh muda NU Sumsel Muhammad Setiawan SH MH .

Hadir penulis Buku Sejarah Nahdlatul Ulama Sumatera Selatan 1926-2025, Ahmad Dailami bin KH. A. Malik Tadjuddin, puluhan mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Syariah UIN Raden Fatah Palembang.

Sejarawan UIN Raden Fatah Palembang Dr (Cand) Kemas Ari Panji Msi melihat kekuatan buku ini pada pendekatan historis yang Kuat: dimana buku ini menawarkan pendekatan yang komprehensif dalam memaparkan sejarah NU di Sumatera Selatan, dengan menggunakan sumbersumber primer yang jarang diakses sebelumnya.

“Ini memberikan dimensi yang lebih mendalam daripada sekadar cerita biasa,”katanya.

Keistimewaan yang lain adalah objektivitas dan kedalaman riset dimana pengarang tidak hanya menceritakan fakta sejarah, tetapi juga mengulas dampak sosial dan politik dari peristiwa-peristiwa yang terjadi.

“Buku ini dapat dilihat sebagai referensi penting bagi studi sejarah Islam dan Ke Organisasi-an di Indonesia, khususnya di Palembang – Sumatera Selatan,”katanya.

Selain itu kistimewaan lain adalah keterlibatan NU dalam Konteks Lokal dimana buku ini menggali lebih dalam mengenai bagaimana NU beradaptasi dengan konteks lokal, sebuah hal yang seringkali terabaikan dalam kajian sejarah organisasi besar seperti NU.

Karena itu menurutnya buku ini memberikan sumbangan penting dalam kajian sejarah Islam, sejarah politik serta peranan tokoh lokal, khususnya di wilayah Sumatera Selatan.

“Penulis Ahmad Dailami, berhasil menunjukkan peran NU yang sering kali terabaikan dalam literatur sejarah mainstream. Buku ini juga penting untuk memahami peran organisasi agama dalam politik lokal dan hubungan antaragama di Indonesia,”katanya.

Selain itu, buku ini menurutnya menawarkan perspektif yang memperkaya pemahaman tentang peran organisasi keagamaan dalam sejarah Indonesia, dengan fokus pada daerah yang jarang mendapat perhatian.

“Buku ini cocok untuk pembaca yang tertarik pada sejarah sosial dan politik Indonesia, khususnya yang berkaitan dengan organisasi keagamaan seperti Nahdlatul Ulama. Ini juga bermanfaat untuk mahasiswa sejarah, pengkaji Islam, serta masyarakat umum yang ingin lebih memahami dinamika sejarah lokal Sumatera Selatan. Untuk gambar berwarna sebaiknya dicetak berwarna dan untuk dokumen penting tidak dicetak kecil sebaiknya dicetak satu halaman. Karena penting untuk dijadikan sumber rujukan,”katanya.

Secara keseluruhan menurutnya buku ini adalah karya penting yang layak dibaca oleh mereka yang ingin memahami perjalanan sejarah NU di Palembang dan Sumatera Selatan dan dampaknya terhadap masyarakat setempat.

“Meskipun ada beberapa kekurangan dalam pembahasan, buku ini tetap memberikan kontribusi besar dalam kajian sejarah lokal dan Nasional yang lebih mendalam,”katanya.

Sedangkan Dr Hj Choirun Niswah M Ag melihat buku ini sangat unik . “Jadi buku ini menampilkan narasi sejarah yang sangat khas dan sangat mendalam , mengangkat tentang perjalanan NU secara regional karena selama ini kita khan Jawasentris khusus di Sumsel belum ada ini namanya unit , dan diluar Jawa belum banyak mengangkat NU di wilayah masing-masing,”katanya.

Buku ini unit di lihat dari pendekatan kronologis dan tematiknya secara linier dan dari waktu kewaktu .

“Buku ini juga mengelompokkan isu –isu penting juga keterlibatan NU dalam politik , dinamika organisasi dan peranan ulamanya yang saling berhubungan dan saling terkait,”katanya.

Keunikan lain buku ini yaitu fokus lokal yang kuat karena selama ini penulisan-penulisan sejarah itu Jawasentris dan diluar Jawa sangat minim .

“Dari segi narasi masa Jepang juga dijelaskan secara detil , bagaimana NU Sumsel di masa Jepang dan era transisi kemerdekaan itu menjadi sorotan jarang di jumpai dalam literatur yang sejenis termasuk dokumentasi pemilu dan politik lengkap dalam buku ini ,”katanya.

Dimana buku ini juga memetakan peran NU dalam politik electoral dari pemilu 1955 sampai saat ini dan dampaknya didaerah.

Sedangkan Muhammad Setiawan SH MH melihat peran tokoh-tokoh NU di awal- awal merintis di Palembang-Sumatera Selatan kelak akan mengisi dan memperjuangkan hak-hak kemerdekaan Indonesia dan begitu di awal-awal didirikannya Fakultas Syariah UIN Raden Fatah Palembang.

“Kanda Dailami ini adalah putra sulung dari Alm KH. A. Malik Tadjuddin yang sudah sangat lama melanglang buana di NU saat masih sekolah umur 20-an sampai beliau wafat, ketika kanda Dailami menulis dalam tanda kutip warisan saya rasa tidak perlu kita ragukan kapasitasnya,”katanya.

Walaupun dia juga melihat buku ini memiliki kelebihan dan kekurangannya namun menurutnya dengan terbitnya buku ini menurutnya harus di apresiasi oleh semua pihak terkait sejarah Nahdlatul Ulama Sumatera Selatan 1926-2025. (Dud/Ward)